Dinkes Sulsel Catat 1.636 Kasus HIV-AIDS, Didominasi karena Seks Sesama Pria

Dinkes Sulsel Catat 1.636 Kasus HIV-AIDS, Didominasi karena Seks Sesama Pria

Sahrul Alim - detikSulsel
Rabu, 20 Nov 2024 15:20 WIB
Ilustrasi Anak HIV
Foto: iStock
Makassar -

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (Dinkes Sulsel) mencatat sebanyak 1.636 orang yang terjangkit HIV-AIDS periode Januari hingga September 2024. Sebanyak 741 kasus HIV-AIDS disebabkan karena lelaki seks lelaki (LSL).

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Sulsel M. Ishaq Iskandar mengatakan kasus HIV-AID di Sulsel mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada 2021 penderita HIV di Sulsel sebanyak 1.490 kasus, 2022 sebanyak 2.069 kasus, dan 2023 sebanyak 2.098 kasus.

"Mungkin akan tembus juga 2.000 kasus lebih pada 2024 ini karena per September sudah 1.600 masih ada 3 bulan ke depan," kata Ishaq kepada detikSulsel, Rabu (20/11/2024).

Dari data Dinkes Sulsel, Makassar menjadi daerah dengan jumlah kasus terbanyak yakni 702, disusul Gowa 112 kasus. Selanjutnya daerah lain seperti Kota Palopo 89 kasus, Bone 73 kasus, dan paling sedikit yakni Selayar dengan 12 kasus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebanyak 40-45 persen itu berasal dari faktor lelaki seks lelaki, ada 741, yang WTS hanya sekitar 39%. Sementara pelaggan WTS itu lelaki juga ji," terang Ishaq.

Dia mengungkapkan ada 4 sasaran utama mendeteksi pengidap HIV-AIDS yakni waria, pekerja seks komersial dan pengguna napza suntik (penasun). Dari target ini pria memang mendominasi yang dites.

ADVERTISEMENT

"Dari 4 populasi kunci ini saja kebanyakan laki-laki, waria juga kan laki-laki kalau kita masukkan dalam pembagian jenis kelamin. Lelaki seks lelaki, penasun juga kami temukan laki-laki yang paling banyak penggunanya. Perempuan hanya dari wanita pekerja seks," bebernya.

Ishaq mengaku kasus HIV/AIDS memang merupakan fenomena gunung es. Semakin banyak dilakukan tes semakin banyak juga penderita yang akan ditemukan.

"Saat ini banyak ditemukan kasus juga karena semua puskesmas sudah bisa melakukan tes HIV, kalau dulu kan harus ke Makassar dulu. Itu sejak 2021 dengan dana APBN itu besar-besar melakukan peningkatan kapasitas rumah sakit supaya bisa tes HIV sekaligus bisa pengobatan," katanya.

"Sehingga mungkin sisi itunya penemuan kasus lebih banyak. HIV ini kan juga dikenal dengan fenomena gunung es semakin banyak testing akhirnya dapatnya juga banyak. Antusias yang ingin tes juga bertambah," tambahnya.




(hsr/asm)

Hide Ads