Kementerian Sosial (Kemensos) membedah dua rumah warga di Desa Binanga Sombaiya, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar (Sulsel). Rumah kedua warga tersebut direnovasi lantaran atapnya bocor dan dindingnya terbuat dari papan yang lapuk.
Rumah pertama yang dibedah adalah milik pengasuh anak bernama Murni (42). Di rumah tersebut Murni tinggal sendiri dengan kondisi yang memprihatinkan.
"Cuma satu kamar, lemari (dindingnya)," ujar Murni kepada wartawan, Minggu (8/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Murni mengatakan rumahnya memang hanya menggunakan papan yang rusak sebagai dinding. Atapnya dari seng namun sudah bocor sehingga air masuk saat hujan.
"Kena juga hujan, sudah rusak dindingnya, itu juga atapnya," ungkapnya.
Selain itu, Kemensos juga membedah rumah pasangan suami istri (pasutri), Amirullah (40) dan Nur Afni (37) dengan tiga orang anak. Keluarga nelayan ini tinggal di rumah yang atap dan dindingnya bocor.
"Dulu itu tinggalnya belum begini rumahku. Kecil-kecil, pondok-pondok. (Dindingnya) daun kelapa," katanya.
Dia menuturkan seiring berjalannya waktu, dia dan suaminya bisa membangun rumah panggung di atas lahan milik ayahnya. Namun kondisi rumah tersebut belum layak sebab atap dan dindingnya masih bocor.
"(Kalau hujan) duduk diam tidak tidur. Saya bilang sama anak jangan tidur karena biar mau tidur ini hujan deras, na kena hujan, basah semua," ungkapnya
Kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Bahkan saat hujan deras, Afni hanya menutupi dinding bagian depan rumahnya menggunakan sprei.
"(Ditutup) sprei di depan," ucapnya.
Dia mengungkapkan penghasilan suaminya tidak cukup untuk memperbaiki rumah. Suaminya yang merupakan nelayan terkadang hanya bisa menjual tiga tusuk ikan sekali melaut.
"Biasa kadang 3 tusuk, 2 tusuk apa lagi ini kurang pendapatan, kadang dapat kadang tidak. (dijual) Rp 20 (ribu), biasa Rp 15 (ribu), biasa Rp 10 (ribu)," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa suaminya tidak setiap hari turun melaut. Sebab suaminya tidak memiliki kapal dan selama ini hanya meminjam kapal milik nelayan lainnya.
"Ini dari Jeneponto tidak lagi turun (melaut), tidak lagi ke laut karena tidak ada kapal. Jadi bantu-bantu saja di pattumbukang kalau ada ikan masuk," imbuhnya.
(hsr/hsr)