Maluku Utara

Persyaratan Warga Korban Banjir Bandang Agar Mau Direlokasi Pemkot Ternate

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Minggu, 01 Sep 2024 08:30 WIB
Foto: Foto udara lokasi terdampak banjir bandang, di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara. (Dok. BNPB)
Ternate -

Pemkot Ternate berencana merelokasi warga terdampak banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara. Warga menyetujui rencana tersebut dengan syarat lokasi yang baru nantinya dijamin tidak lagi terdampak bencana.

Diketahui, banjir bandang yang menewaskan 18 warga di Kelurahan Rua terjadi pada Minggu (25/8/2024) pukul 03.30 WIT. Sebanyak 250 warga mengungsi setelah insiden tersebut turut mengakibatkan 25 rumah dan 1 musala mengalami kerusakan.

Rencana relokasi pun mengemuka karena Kelurahan Rua dinilai masuk kawasan rawan bencana hidrometeorologi. Pemkot Ternate menyiapkan wilayah relokasi warga di atas lahan seluas 2,6 hektare di Kelurahan Jambua.


"Pemerintah juga harus pastikan kalau lokasi yang ditempati itu (Kelurahan Jambua) aman dari titik rawan bencana banjir dan longsor," kata warga korban banjir, Abdulrahman Kasim (60) kepada detikcom, Sabtu (31/8).

Abdulrahman mengatakan, Kelurahan Rua memang rawan terdampak banjir. Kondisi wilayah yang dikelilingi bantaran sungai juga menjadi faktor pendukung terjadinya bencana.

"Karena di Ternate ini banyak kalimati yang menjadi aliran air saat hujan deras," ungkap Abdulrahman.

Situasi tersebut yang membuatnya kemudian sepakat dengan rencana Pemkot Ternate. Dia berharap kebijakan relokasi warga Kelurahan Rua ke Kelurahan Jambua diiringi dengan bantuan rehabilitasi rumah.

"Saya setuju (direlokasi), memang (Kelurahan Rua) sudah tara (tidak) layak lagi untuk ditempati karena rawan bencana," tegasnya.

Senada, warga lainnya bernama Ekhal F Kapita (34) mengaku, banjir bandang masih menyisakan trauma. Dia khawatir peristiwa itu kembali terjadi karena Kelurahan Rua memang rawan bencana.

"Karena wilayah permukiman itu rata-rata berada di aliran kalimati yang terhubung langsung dengan puncak Gunung Gamalama," ungkap Ekhal.

Solusi penanggulangan bencana lewat relokasi juga digaungkan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. Menurut Muhadjir, Kelurahan Rua tidak layak lagi menjadi kawasan permukiman.

"Supaya kejadian ini tidak terulang, daerah ini (Kelurahan Rua) harus dijadikan zona non-pemukiman," kata Muhadjir Effendy dalam kunjungan kerjanya di lokasi terdampak banjir bandang di Kelurahan Rua, Selasa (27/8).

Muhadjir menjelaskan, Kecamatan Pulau Ternate memiliki catatan historis ratusan tahun menjadi jalan air dan jalur turunnya sedimen material vulkanik Gunung Gamalama. Situasi ini membuat kawasan tersebut rawan bencana.

"Sangat mungkin mereka yang tidak terdampak pun juga harus direlokasi kalau mereka berada di lokasi berbahaya," tutur Muhadjir.

Pemerintah pun akan memberikan stimulan bantuan bagi warga yang rumahnya rusak. Rinciannya, bantuan sebesar Rp 60 juta untuk stimulan rumah rusak berat, selanjutnya Rp 30 juta rusak sedang dan Rp 15 juta rusak ringan.

"Jadi atas saran Bapak Menko, kami pastikan Pemerintah Pusat, melalui BNPB, akan mendukung sepenuhnya kebutuhan penanganan bencana, mulai tanggap darurat hingga pascabencana," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam keterangannya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...



Simak Video "Video: Detik-detik Banjir Bandang Terjang Cisolok Sukabumi"

(sar/sar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork