Kantor Bupati Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, dipalang pegawai honorer. Pemalangan itu dipicu protes para honorer yang ingin diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
"Iya benar masih dipalang," ujar Kapolres Sorong AKBP Edwin Parsaoran kepada detikcom, Senin (26/8/2024) malam.
Edwin mengatakan para honorer memalang kantor bupati pada Senin (26/8) pagi. Mereka memalang pintu masuk kantor bupati menggunakan bambu yang diikat dengan kain berwarna merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para pegawai honorer melakukan pemalangan kantor Bupati Sorong dan Kantor OPD Kabupaten Sorong dengan menggunakan bambu dan di ikat kain merah," ungkapnya.
Massa, kata Edwin juga melakukan aksi bakar ban dan kayu di dua titik. Aksi itu sebagai bentuk protes mereka karena merasa pengabdian selama 12 tahun tidak dihargai Pemkab Sorong.
"Pegawai honorer membakar ban dan kayu di perempatan jalan dan depan Kantor Bupati Sorong. Pegawai honorer minta hargai karena honorer ini sudah mengabdi lebih dari 12 tahun," bebernya.
Edwin mengaku massa sudah membubarkan diri sejak sore. Namun kantor bupati masih tetap dipalang sambil menunggu Kepala BKD Pemkab Sorong menemui massa, Selasa (27/8) besok.
"Tapi situasi sudah kondusif sejak sore tadi. Massa sudah kembali ke rumahnya. Besok Kepala BKD akan tiba di Sorong dan menjelaskan kepada para honorer tersebut. Sampai saat ini palang belum dibuka, masih menunggu kejelasan dari tuntutan mereka," ujarnya.
Dia menyebut, para honorer menuntut agar segera diangkat menjadi PNS. Mereka, menolak diangkat sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK).
"Mereka membawa spanduk yang bertuliskan kami semua honorer Kabupaten Sorong meminta pengangkatan menjadi PNS. Mereka minta agar formasi CPNS 2024 agar ditutup dan tolong lihat mereka. Mereka tidak berharap diangkat menjadi PPPK tapi mereka berharap agar mereka diangkat menjadi PNS," jelasnya.
(hsr/hsr)