Sejumlah laga sepakbola antar kampung (tarkam) di Sulawesi Selatan (Sulsel) diwarnai insiden dalam lapangan hingga terjadi kericuhan. Total ada tiga daerah yang mengalami insiden dalam sepekan terakhir.
Terbaru, kericuhan terjadi dalam turnamen sepakbola tarkam di Kabupaten Soppeng. Kericuhan pertandingan sepakbola itu terjadi di Lapangan Desa Sering, Kecamatan Donri-donri, Soppeng, Jumat (9/8) sekitar pukul 17.00 Wita.
Penonton masuk ke lapangan dan memukul dua orang wasit yang memimpin laga. Dua orang wasit yang dianiaya penonton bernama Hakim (55) dan Syahruddin (36).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul, ada dua orang wasit yang dianiaya tadi. Ada kami amankan satu orang suporter yang diduga melakukan pemukulan," ujar Kapolsek Donri-donri, Iptu Burhanuddin kepada detikSulsel, Jumat (9/8/2024).
Kericuhan terjadi saat laga mempertemukan tim Djerami FC melawan Astar Tajuncu FC. Saat itu, Syahruddin yang memimpin jalannya pertandingan memberikan kartu merah kepada pemain Djerami FC.
"Awalnya Syahruddin memberikan kartu merah pada pemain Djerami FC sehingga mereka melakukan protes. Mereka memprotes wasit dan suporter pun masuk lapangan," terangnya.
Kondisi yang tidak terkendali membuat suporter Djerami FC berinisial RF (46) masuk ke lapangan dan melempar wasit Hakim menggunakan botol minuman. Saat ini, RF telah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Tiba-tiba RF yang merupakan suporter Djerami masuk ke lapangan dan melempar korban Hakim menggunakan botol minuman dan mengenai dahi korban," bebernya.
"Sedangkan Syahruddin yang sementara menjelaskan terkait dengan diberikannya kartu merah pada pemain Djerami tiba-tiba ada yang memukulnya dari belakang," tambah Burhanuddin.
Burhanuddin mengungkap Hakim mengalami luka lecet pada dahi sedangkan Syahruddin mengalami memar pada telinga kiri. Korban pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Donri-donri.
"Sudah kami tangani di Polsek kasusnya. Untuk turnamennya tetap dilanjutkan, dan tim Djerami mengundurkan diri dalam turnamen yang memperingati 17 Agustus itu," jelasnya.
Ricuh Laga Sepakbola Tarkam di Pinrang
Kericuhan juga sempat terjadi dalam laga sepakbola tarkam di Lapangan Cappa Batue, Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Pinrang pada Kamis (8/8) sekitar pukul 15.15 Wita. Pemain hingga penonton baku hantam di lapangan.
"Iya, ada insiden tadi antara pemain dan bisa diatasi," kata Kapolsek AKP Zusandy Said kepada detikSulsel, Kamis (8/8).
Kericuhan pertandingan sepakbola tersebut terjadi saat laga antara Desa Wiringtasi A dan SMAN 4. Pertandingan sepakbola tersebut dilaksanakan dalam rangka HUT ke-79 RI.
"Jadi ini pertandingan antara Desa Wiringtasi A Vs SMAN 4. Dihentikan pada babak kedua akibat kericuhan," tegasnya.
Berdasarkan video yang beredar, tampak para pemain dan penonton dari kubu Desa Wiringtasi A dan SMAN 4 terlibat kericuhan hingga baku hantam di tengah lapangan. Penonton dari kedua kubu bahkan menyerang dengan menendang pemain.
Aparat polisi dan TNI yang berjaga di lokasi kemudian membubarkan kericuhan tersebut dan mengamankan sejumlah orang yang terlibat kericuhan.
Zusandy menuturkan, kericuhan bermula antar pemain di lapangan. Kemudian penonton atau suporter kedua kubu memasuki lapangan.
"Bermula saat ada kericuhan antar pemain, lalu penonton ikut masuk ke lapangan pertandingan. Saat ada kericuhan pihak keamanan langsung mengambil tindakan dan membubarkan kericuhan tersebut," kata Zusandy.
Setelah melakukan pembicaraan antara Forkopimca bersama dengan panitia pelaksana, dinyatakan bahwa pertandingan sepakbola dalam rangka HUT ke-79 RI tingkat Kecamatan Suppa tidak dilanjutkan lagi atau sudah dianggap batal.
"Kesepakatan bersama disepakati pertandingan antar kecamatan Suppa ini dibatalkan demi menjaga situasi," tegasnya.
Heboh ricuh di Luwu Timur di halaman selanjutnya.
Heboh Ricuh Sepekbola Tarkam di Luwu Timur
Insiden kericuhan sepakbola tarkam juga sempat heboh di Luwu Timur. Namun panitia menyebut insiden yang terjadi hanya kejadian antarpemain di lapangan.
"Mohon maaf itu bukan kericuhan tapi insiden antar pemain yang menyebabkan salah satu pemain cedera pada leher," kata Ketua Panitia sepakbola antar desa se-Kecamatan Mangkutana, Frans kepada detikSulsel, Minggu (4/8).
Frans menjelaskan, pemain cedera bernama Trio (28) asal tim Desa Wonorejo yang bertabrakan dengan kiper dari tim Desa Maleku pada pertandingan di lapangan Desa Wonorejo, Jumat (2/8) sekitar pukul 17.45 Wita.
Atas insiden tersebut, Trio dilarikan ke Puskesmas Mangkutana lalu dirujuk ke RSUD I Lagaligo, hingga akhirnya dirujuk ke RS At Medika Palopo untuk menjalani pemeriksaan CT scan akibat cedera leher yang dialami.
"Kejadian insiden saling tabrak antar pemain sehingga menyebabkan cedera jadi dilarikan di rumah sakit karena cedera bagian leher dan sekarang sudah membaik Kembali," ujarnya.
"Video yang beredar itu hoax bukan kericuhan yang terjadi. Warga yang masuk ke lapangan itu karena penasaran dan kebetulan yang cedera itu warga di situ jadi banyak yang mau menolong mengangkat masuk ke dalam ambulance," tambah Frans.
Seorang warga, Puput yang menyaksikan pertandingan itu mengatakan, awalnya pertandingan berjalan lancar. Namun sekitar pukul 17.45 Wita, pertandingan dihentikan karena adanya salah satu pemain yang cedera hingga harus dibawa menggunakan mobil ambulance.
"Sempat tidak sadar karena faktor kecapean dan berbenturan itu tadi. Leher keseleo sehingga harus dibawa ke Puskesmas Mangkutana. Saat dibawa ke Puskesmas Mangkutana sampai di RS Wotu, kondisi Trio sebenarnya sudah sadar cuman masih lemas. Disarankan dokter dibawa ke RS Palopo supaya diperiksa CT Scan," jelas Puput.
Puput menyebut, pertandingan saat itu yang mempertemukan Desa Wonorejo dengan Desa Maleku sempat dihentikan karena warga berlarian masuk ke dalam lapangan. Tetapi, kata dia, hal tersebut bukanlah sebuah kericuhan melainkan warga yang hanya penasaran saja.
"Warga penasaran ingin tahu kondisi yang jatuh. Soalnya ada ambulance tidak biasanya orang cedera langsung ditangani ambulance. Nah kalau bentrok suporter, tidak seperti di video, massa pasti berhamburan," ungkap Puput.
Simak Video "Video: Trump Sebut Kerusuhan LA Jadi Ancaman Keamanan Nasional"
[Gambas:Video 20detik]
(asm/asm)