Aktivitas belajar mengajar di SD Negeri 26 Sapinggang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) terhenti selama 3 bulan terakhir. Guru di sekolah itu diduga sengaja mangkir dan memilih menghabiskan waktu di daratan daripada mengajar.
"3 bulan lebih tidak ada guru ke sana. Tidak ada lagi aktivitas belajar mengajar," kata seorang pemuda Pulau Sapinggang, Junaedi kepada detikSulsel, Kamis (8/8/2024).
SD Negeri 26 Sapinggang terletak di Pulau Sapinggang, Desa Tampaang, Kecamatan Liukang Tangaya, Pangkep. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Pangkep, sekolah ini memiliki 65 siswa, 4 orang tenaga pendidik yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 2 honorer dan 1 orang berstatus PPK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Junaedi mengatakan, sebelum aktivitas sekolah berhenti hanya 1 orang honorer berstatus guru pembantu yang mengajar. Dia menuturkan, guru tersebut mengajar dari kelas 1 sampai kelas 6.
"Guru pembantu itu tamatan SMA sendiri mengajar mulai kelas 1 sampai kelas 6," ucapnya.
Lebih lanjut, Junaedi menjelaskan, siswa tidak punya pilihan untuk bersekolah sebab hanya SDN 26 yang ada di Pulau Sapinggang. Sementara sekolah lain ada di Ibukota desa yang berjarak tempuh 1 jam lebih dengan menggunakan perahu.
"Ada sekolah tapi di Pulau Tampaang, 1 jam lebih ke sana. Kami hanya bisa berharap agar sekolah kembali buka," ucapnya.
Junaedi menambahkan, akibat terhentinya aktivitas sekolah, siswa di sekolah ini terpaksa libur. Mereka menghabiskan waktu dengan membantu orang tua mencari ikan dan bermain.
"Sekolah tutup dan anak-anak sebagian turun melaut membantu orang tua sebagian main saja," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Kadis Pendidikan Pangkep, Sabrun Jamil mengatakan akan memanggil kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk memberikan klarifikasi. Ia mengatakan, sanksi akan dijatuhkan apabila dalam proses pemeriksaan para guru benar mangkir dalam tugas.
"Kami akan memanggil pengawas, kepala sekolah dan guru terkait berita ini untuk menghadap memberikan klarifikasi. Kami akan mengambil langkah sesuai dengan aturan," ucapnya.
Sabrun mengaku tidak tahu dengan kondisi tersebut. Menurutnya pengawas sekolah tak pernah melaporkan mangkirnya para guru selama berbulan-bulan.
"Untuk Kecamatan Liukang Tangaya ada 2 orang pengawas SD. Sampai saat ini belum ada laporan dari pengawas," pungkasnya.
Diketahui, kejadian ini terkuak setelah viralnya unggahan video di media sosial (medsos). Anak-anak di sana mengaku sudah 3 bulan tidak sekolah karena tidak ada guru.
"Kenapa tidak sekolah," tanya orang yang merekam video.
"Karena tidak ada guru, 3 bulan," jawab anak dalam video tersebut.
(ata/hsr)