Teks laporan hasil observasi merupakan teks yang digunakan untuk menyajikan informasi dan temuan yang diperoleh dari sebuah observasi. Lantas, bagaimana ciri-ciri dari teks tersebut?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks hasil laporan observasi adalah naskah atau catatan mengenai sesuatu yang disampaikan dengan melakukan peninjauan atau pengamatan terlebih dahulu. Teks ini dibuat dengan memuat informasi yang berupa fakta-fakta berdasarkan pengamatan dan tidak boleh memuat opini penulis.
Umumnya, teks ini akan memberikan penjelasan secara rinci tentang suatu objek yang diteliti, seperti tempat, hewan, tumbuhan atau peristiwa yang terjadi berdasarkan pengamatan langsung. Dengan demikian, jenis teks ini memerlukan data-data yang lengkap dalam penyusunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sebelum melakukan penyusunan, penulis atau peneliti juga perlu mengetahui tentang ciri-ciri dari teks laporan hasil observasi tersebut. Hal ini guna memudahkan peneliti dalam menyampaikan gambaran yang tepat tentang objek atau peristiwa yang diamatinya.
Untuk itu, berikut ini detikSulsel telah sajikan informasi lengkap tentang ciri-ciri, struktur, hingga fungsi dari teks laporan hasil observasi yang dikutip dari e-Modul Bahasa Indonesia Kelas X yang diterbitkan oleh Kemendikbud.
Simak baik-baik, ya!
Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi
Ciri-ciri dari teks laporan hasil observasi terbagi menjadi dua, yakni ciri-ciri umum dan ciri-ciri kebahasaan. Berikut di antaranya:
Ciri-ciri Umum
Ciri-ciri yang dijelaskan ini umumnya memang digunakan dalam teks laporan hasil observasi. Simak poin-poinnya di bawah ini:
- Bersifat objektif dan universial. Bersifat objektif artinya keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan, tanpa di pengaruhi pandangan atau pendapat pribadi. Sedangkan universal maksudnya teks tersebut harus dibuat dan bersifat umum atau general, tanpa merugikan orang lain.
- Objek yang akan dibicarakan/dibahas ialah objek tunggal.
- Ditulis secara lengkap dan sempurna.
- Ditulis berdasarkan fakta sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.
- Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini yang sudah terbukti kebenarannya.
- Tidak mengandung prasangka/dugaan/pemihakan yang menyimpang atau tidak tepat.
- Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang anata kelas dan subkelas yang terdapat di dalamnya.
Ciri-ciri Kebahasaan
Selain itu, teks laporan hasil observasi juga memiliki ciri-ciri kebahasaan, di antaranya:
- Menggunakan frasa nomina (Kata benda) yang diikuti penjenis dan pendeskripsi
- Menggunakan verba (Kata kerja) relasional, seperti ialah merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri, atas, disebut, dan lain-lain (digunakan untuk menyatakan definisi pada istilah teknis atau istilah yang digunakan secara khusus pada bidang tertentu)
- Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti bertelur, membuat, makan, hidup, tidur dan sebagainya.
- Menggunakan kata penghubung yang menyatakan:
- Tambahan: dan serta
- Perbedaan: berbeda dengan
- Persamaan: sebagaimana, seperti halnya, demikian halnya, hal demikian, sebagai, hal yang sama
- Pertentangan: sedangkan, tetapi, namun, melainkan, sementara itu, padahal berbanding terbalik.
- Pilihan: atau. - Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan dalam beberapa paragraf.
- Menggunakan kata keilmuwan atau teknis, seperti herbivore, degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme, pembuluh vena, leukimia, syndorm phobia, dan lain-lain.
Struktur Teks Laporan Hasil observasi
Struktur teks laporan ini dibagi menjadi dua, ada pernyataan umum dan Paragraf Yang Terdiri anggota/aspek Yang Dilaporkan
Berikut masing-masing penjelasannya:
1. Pernyataan Umum
Pada bagian ini berisi tentang informasi/pengertian mengenai hal yang dibahas atau hasil dari pengamatan yang telah dilakukan. Bagian pernyataan umum juga dapat diartikan sebagai pembuka karangan dengan menjelaskan penggolongan/klasifikasi tentang sesuatu yang hendak dilaporkan, seperti benda, tumbuhan, lingkungan, organisme, hewan, fenomena sosial, fenomena alam, dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, di bagian ini juga objek akan diklasifikasikan berdasarkan persamaan atau perbedaannya. Setelah diklasifikasikan kemudian akan dibedakan lagi berdasarkan kelas, sub-kelas, dan rincian yang lebih mendetail lagi.
2. Paragraf Yang Terdiri Anggota/Aspek
Struktur selanjutnya berisi tentang penjelasan secara rinci mengenai informasi yang akan disampaikan berdasarkan hasil pengamatan. Pada bagian ini, akan diuraikan klasifikasi atau penggolongan secara runtut dari kelas yang besar hingga menjadi yang kecil (subkelas). Misalnya penggolongan diikuti rincian dari aspek perilaku, genetik, lingkungan, fungsi, peran, fisik, atau kepribadiannya.
Langkah-langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi
Ada 4 langkah yang harus dilakukan ketika ingin menyusun teks laporan hasil observasi, yaitu:
- Membuat judul laporan sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan.
- Membuat kerangka teks yang condong ke pembuatan gagasan utama sesuai dengan hasil pengamatan.
- Menyusun teks berdasarkan gagasan utama yang telah dibuat, diawali dengan paragraf pernyataan umum lalu ke bagian isi. Setelah itu dilanjutkan membuat klasifikasi secara umum. Langkah berikutnya adalah menjabarkan klasifikasi tersebut berdasarkan pengamatan.
- Meneliti kembali hasil penulisan teks, jika ada kalimat janggal atau salah penulisan segera perbaiki kembali.
Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi
Adapun fungsi dari teks laporan hasil observasi dibagi menjadi 4, yakni:
- Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan pengamatan.
- Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan, dan/pemecahan masalah dalam pengamatan.
- Sarana untuk pendokumentasian.
- Sebagai sumber informasi terpercaya.
Nah, itulah tadi informasi tentang ciri-ciri, struktur, hingga langkah-langkah yang perlu diketahui ketika ingin menyusun teks laporan hasil observasi. Semoga bermanfaat, detikers!
(edr/urw)