- Struktur Teks Laporan Hasil Observasi 1. Pernyataan Umum/Klasifikasi 2. Paragraf yang Terdiri Anggota/Aspek yang Dilaporkan
- Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
- Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi 1. Objektif 2. Universal
- Ciri - Ciri Kebahasaan
- Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi
- Contoh Teks Laporan Observasi \
Struktur teks laporan hasil observasi menjadi bagian penting yang perlu dipahami. Pasalnya dengan memahami struktur, detikers dapat menyusun laporan hasil observasi dengan baik dan benar.
Struktur teks laporan hasil observasi terdiri dari beberapa bagian. Lantas apa saja bagian pada struktur tersebut?
Nah untuk mengetahuinya, berikut ini ulasan tentang struktur teks laporan hasil observasi lengkap beserta contoh, pengertian, dan ciri-cirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk disimak!
Teks laporan hasil observasi memiliki fungsi yang beragam. Mulai dari pendokumentasian penelitian hingga sumber rujukan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Agar lebih mudah, berikut ini struktur teks laporan hasil observasi, pengertian hingga contohnya. Simak yuk!
Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Dikutip dari Buku E-Modul Bahasa Indonesia Kelas X SMA yang diterbitkan oleh Kemdikbud, berikut ini struktur teks laporan hasil observasi dan penjelasannya:
1. Pernyataan Umum/Klasifikasi
Berisi tentang informasi/pengertian mengenai sesuatu yang dibahas atau hasil pengamatan yang telah dilakukan. Bagian ini dapat diartikan juga sebagai pembuka karangan secara umum dengan menjelaskan penggolongan/klasifikasi tentang objek yang hendak dilaporkan, seperti: benda, tumbuhan, lingkungan, organisme, hewan, fenomena sosial, fenomena alam,dan lain sebagainya.
Pada bagian ini objek akan diklasifikasikan berdasarkan atas persamaan dan/atau perbedaannya. Kemudian kriteria tersebut digunakan untuk membedakan kelas, subkelas dan rincian yang lebih mendetail lagi.
2. Paragraf yang Terdiri Anggota/Aspek yang Dilaporkan
Pada bagian ini, berisi penjelasan secara rinci mengenai informasi yang akan disampaikan berdasarkan hasil pengamatan. Pada bagian ini, akan diuraikan klasifikasi atau penggolongan secara runtut dari kelas yang besar hingga menjadi yang kecil (subkelas). Misalnya penggolongan diikuti rincian dari aspek perilaku, genetik, lingkungan, fungsi, peran, fisik, atau kepribadiannya.
Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
Selain struktur, detikers juga perlu memahami pengertian teks laporan observasi. Masih dari sumber yang sama, dijelaskan pengertian teks laporan adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi). Teks laporan ini juga disebut teks klasifikasi, karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi
Selain pengertian, detikers tentunya perlu mengenal ciri-ciri teks laporan hasil observasi, yakni:
- Bersifat objektif dan universal
1. Objektif
Objektif berarti teks laporan hasil observasi harus disajikan sesuai dengan keadaan objek yang sebenarnya di lapangan. Tanpa dipengaruhi pandangan atau pendapat pribadi.
2. Universal
Universal atau tidak tendensi atau memihak kepada pihak tertentu. Dengan kata lain, laporan hasil observasi yang dibuat haruslah bersifat umum atau general. Maksudnya dapat dipahami oleh semua orang dan tidak merugikan orang lain.
- Objek yang akan dibicarakan/dibahas adalah objek tunggal.
- Ditulis secara lengkap dan sempurna.
- Ditulis berdasarkan fakta sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.
- Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini yang sudah terbukti kebenarannya.
- Tidak mengandung prasangka/dugaan/pemihakan yang menyimpang atau tidak tepat.
- Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas yang terdapat di dalamnya.
Ciri - Ciri Kebahasaan
- Menggunakan frasa nomina ( K.Benda ) yang diikuti penjenis dan pendeskripsi
- Menggunakan verba (K.Kerja) relasional, seperti ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas, disebut, dan lain-lain (digunakan untuk menyatakan definisi pada istilah teknis atau istilah yang digunakan secara khusus pada bidang tertentu).
- Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti: bertelur, membuat, makan, hidup, tidur, dan sebagainya.
- Menggunakan kata penghubung yang menyatakan:
- Tambahan: dan serta
- Perbedaan: berbeda dengan
- Persamaan: sebagaimana, seperti halnya, demikian halnya, hal demikian, sebagai, hal yang sama
- Pertentangan: sedangkan, tetapi, namun, melainkan, sementara itu,padahal berbanding terbalik
- Pilihan: atau
- Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan dalam beberapa paragraf.
- Menggunakan kata keilmuan atau teknis,seperti : herbivore, degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme, pembuluh vena, leukimia, syndrom phobia, dan lain-lain.
Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi
Berikut ini fungsi teks laporan hasil observasi, yaitu:
- Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan pengamatan.
- Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan dan/pemecahan masalah dalam pengamatan.
- Sarana untuk pendokumentasian.
- Sebagai sumber informasi terpercaya.
Contoh Teks Laporan Observasi
"Wayang"
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti orang) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang dikenal di suku banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku jawa adalah wayang topeng. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya jenis wayang yang lain wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu, wayang golek berasal dari Sunda. Ada lagi wayang klithik yang bentuknya pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak dan cepak.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Wayang ini digunakan terbuat dari rumput yang menyerupai wayang kulit. Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa Jawa. Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah jenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangan bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan. Media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan, karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya. Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
Nah, itulah struktur teks laporan hasil observasi, pengertian hingga contohnya. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(alk/alk)