Balai TN Babul Bicara Populasi Kupu-kupu Usai Jokowi Kritik Penangkaran Maros

Balai TN Babul Bicara Populasi Kupu-kupu Usai Jokowi Kritik Penangkaran Maros

Muhammad Subhan - detikSulsel
Selasa, 16 Jul 2024 19:33 WIB
Taman Wisata Alam Bantimurung Maros.
Foto: Taman Wisata Alam Bantimurung Maros. (Muhammad Subhan/detikSulsel)
Maros -

Balai Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung (Babul) menanggapi kritikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap penangkaran kupu-kupu di Taman Wisata Alam Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang lokasinya dinilai didominasi beton. Pihak balai beranggapan Jokowi sedang menyoroti jumlah populasi di kupu-kupu di kawasan tersebut.

Pantauan detikSulsel di lokasi, Selasa (16/7/2024), gerbang utama masuk kawasan wisata tersebut sudah dibangun jalan berbeton untuk pengunjung. Sebelum masuk pintu loket, terdapat tempat penangkaran kupu-kupu yang dikelola BN Babul.

Tempat penangkaran itu tampak berdiri bangunan gedung yang dijaga petugas. Di dalam lokasi terdapat tumbuhan yang menjadi pakan kupu-kupu. Sejumlah kupu-kupu juga tampak beterbangan di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara di dalam kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung, juga berdiri museum kupu-kupu yang dikelola Pemkab Maros. Namun museum tersebut tampak tertutup rapat dengan pintunya yang dipenuhi debu.

Taman Wisata Alam Bantimurung Maros.Suvenir pigura kupu-kupu yang dijual pedagang untuk pengunjung di Taman Wisata Alam Bantimurung Maros. Foto:(Muhammad Subhan/detikSulsel)

Di Taman Wisata Alam Bantimurung juga terdapat sejumlah pedagang yang menjajakan souvenir berupa pigura kupu-kupu. Kawasan tersebut ramai pengunjung karena terdapat air terjun dan tempat permandian untuk wisatawan.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya yang disampaikan Presiden, pengelolaan penangkaran kupu-kupu yang mana lebih banyak menggunakan beton itu yang menyebabkan mungkin kupu-kupu berkurang," kata Kepala Balai TN Babul, Heri Wibowo kepada detikSulsel, Selasa (16/7).

Heri beranggapan sorotan Jokowi tidak menyoroti langsung lokasi penangkaran kupu-kupu. Pasalnya, bangunan beton sebagaimana yang disoroti Jokowi cuma didominasi pada jalan masuk ke air terjun di Taman Wisata Alam Bantimurung.

"Kalau berkaca pada pembangunan beton, mungkin yang dimaksud jalan menuju air terjun. Kalau menurut saya, itu memang sampai sekarang penuh beton. Semua tidak tersisa tanah sebagai penyerapan tidak keliatan," tuturnya.

Kendati begitu, kritikan Jokowi terkait penangkaran kupu-kupu tetap harus ditindaklanjuti. Dia juga mendukung Pemkab Maros menggunakan bahan ramah lingkungan untuk kawasan wisata tersebut.

"Apa yang disampaikan Presiden bagi kita merupakan untuk memperbaiki diri menjadikan Bantimurung seperti yang diharapkan," ucap Heri.

"Harapannya populasi kupu-kupu melimpah kemudian bisa ditemukan dengan mudah dan gampang ditemukan. Justru kami senang kalau Pemda lebih banyak menggunakan bahan ramah lingkungan," sambungnya.

Heri menambahkan, populasi kupu-kupu memang dipengaruhi dengan habitatnya. Jika lokasinya bisa menyesuaikan dengan habitat aslinya, maka populasinya berpotensi bertambah.

"Sebenarnya kupu-kupu itu dinamis kalau media atau habitatnya ada, pasti datang. Jadi perbanyak media, pasir, makanan itu saja," imbuh Heri.

Sementara itu, Koordinator Penangkaran Kupu-kupu Bantimurung, Suci Handayani mengaku mengembalikan populasi kupu-kupu tidak mudah. Situasi ini turut dipengaruhi iklim dan ketersediaan pakan.

"Terutama ketersediaan pakan, kalau mungkin dulu di Bantimurung ini tersedia melimpah. Sekarang mungkin agak berkurang apalagi mungkin dengan ada pembangunan-pembangunan," kata Suci.

Pihaknya pun rutin melakukan monitoring untuk memastikan pakan untuk kupu-kupu tetap tersedia. Dia juga menegaskan perlunya dukungan soal lokasi yang menjadi habitat kupu-kupu.

"Kita monitoring populasi kupu-kupu ini apakah ketersediaan pakan apakah masih melimpah. Monitoring di site Bantimurung, Pattunuang, dan Amarae," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Jokowi mengkritik penangkaran kupu-kupu di Maros dalam Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7). Lokasi penangkaran itu dinilai tidak ramah bagi habitat kupu-kupu.

"Tolong pembangunannya yang benar gitu, sentuhannya yang benar. Jangan sampai barangnya bagus, justru disentuh dengan semen-semen, tembok-tembok, bukan itu," ucap Jokowi dilansir dari detikNews.

Menurut Jokowi, kawasan wisata tersebut seharusnya dibuat senatural mungkin. Penangkaran kupu-kupu baiknya dikelilingi dengan pepohonan dan dibuat semirip mungkin dengan habitat asli kupu-kupu.

"Harusnya yang banyak ditanam pohon-pohon yang mendatangkan kupu-kupu lebih banyak lagi," tutur Jokowi.




(sar/hsr)

Hide Ads