12 Dalil Anjuran Mengerjakan Puasa Asyura 10 Muharram dan Keutamaannya

12 Dalil Anjuran Mengerjakan Puasa Asyura 10 Muharram dan Keutamaannya

St. Fatimah - detikSulsel
Selasa, 16 Jul 2024 06:30 WIB
Ilustrasi puasa Asyura
Ilustrasi (oto: Fuad Hasim/detikcom)
Makassar -

Puasa Asyura merupakan salah satu amalan sunah yang dikerjakan umat Islam di bulan Muharram. Lantas, apa saja dalil-dalil yang menganjurkan puasa Asyura ini?

Seperti diketahui, saat ini umat muslim tengah berada di bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Pada bulan ini terdapat satu hari yang sangat dimuliakan yakni Hari Asyura.

Hari Asyura merujuk pada hari kesepuluh pada bulan Muharram (tanggal 10 Muharram). Pada hari tersebut, umat muslim sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah (puasa Asyura).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adanya anjuran ini didasarkan pada sejumlah dalil dari hadits-hadits Rasulullah SAW yang memerintahkan puasa Asyura tersebut. Nabi juga menjelaskan fadilah dan keutamaan yang akan didapatkan siapa saja yang mengerjakannya.

Lantas, apa saja dalil-dalil puasa Asyura ini?

ADVERTISEMENT

Nah, berikut ini kumpulan dalil puasa Asyura seperti dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber.

Yuk, disimak!

Dalil Puasa Asyura

Anjuran untuk melaksanakan puasa Asyura termaktub dalam sejumlah hadits, di antaranya:

1. Hadits Riwayat Imam Bukhari

Dalil pertama yang menjelaskan anjuran untuk melaksanakan puasa Asyura adalah salah satu hadits yang diriwayatkan Bukhari. Berdasarkan hadits ini dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hari Asyura, yakni 10 Muharram.

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ اْلأَكْوَعِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً مِنْ أَسْلَمَ أَنْ أَذِّنْ فِي النَّاسِ أَنَّ مَنْ كَانَ أَكَلَ فَلْيَصُمْ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ أَكَلَ فَلْيَصُمْ فَإِنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ [رواه البخاري]

Artinya: Dari Salamah Ibn al-Akwa' r.a., diriwayatkan bahwa Nabi SAW memerintahkan seorang dari Bani Aslam untuk mengumumkan kepada masyarakat bahwa siapa yang sudah makan hendaknya berpuasa pada sisa hari tersebut, dan siapa yang belum makan hendaknya berpuasa, karena hari itu adalah hari Asyura (HR Bukhari).1

2. Hadits Riwayat Imam Bukhari

Masih hadits riwayat Bukhari, dikatakan bahwa puasa Asyura merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Oleh karena itu, umat muslim sangat dianjurkan untuk mengerjakan puasa Asyura.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللهُ عَنْهماُ قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
[رواه البخاري]

Artinya: Ibnu Abbas r.a. menyampaikan bahwa ia tidak pernah melihat Rasulullah SAW membiasakan berpuasa suatu hari yang lebih diutamakan dari yang lainnya kecuali hari Asyura dan bulan Ramadan (HR Bukhari).1

Dari hadits ini menunjukkan kelebihan dan pentingnya hari Asyura dalam Islam.

3. Hadits Riwayat Imam Ahmad dan An-Nasa'i

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada hari Asyura, yakni hari ke-10 bulan Muharram dalam kalender Islam. Anjuran tersebut disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut:

عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
[رواه أحمد والنسائي]

Artinya: Dari Hafshah r.a., diriwayatkan bahwa ada empat amalan yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi saw, yaitu puasa Asyura, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan shalat dua rakaat sebelum subuh (HR Ahmad dan an-Nasa'i).1

4. Hadits Riwayat Imam Bukhari

Dalam hadits yang disampaikan oleh Aisyah RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk berpuasa pada hari Asyura. Di mana pada hari tersebut juga merupakan hari ditutupnya Kabah dengan kain.

Hadits tersebut berbunyi:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الْكَعْبَةُ فَلَمَّا فَرَضَ اللَّهُ رَمَضَانَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ

Artinya: Dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Orang-orang melaksanakan shaum hari kesepuluh bulan Muharram ('Asyura') sebelum diwajibkan shaum Ramadhan. Hari itu adalah ketika Ka'bah ditutup dengan kain (kiswah). Ketika Allah subhanahu wata'ala telah mewajibkan shaum Ramadhan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang mau shaum hari 'Asyura' laksanakanlah dan siapa yang tidak mau tinggalkanlah!" (HR Bukhari).2

5. Hadits Riwayat Imam Bukhari

Perintah untuk melaksanakan puasa Asyura juga tercantum dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Pada hadits tersebut menegaskan keutamaan dan keabsahan puasa pada hari Asyura dalam Islam.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا يَعْنِي عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Artinya: Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika tiba di Madinah, Beliau mendapatkan mereka (orang Yahudi) melaksanakan shaum hari 'Asyura (10 Muharram) dan mereka berkata; "Ini adalah hari raya, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir'aun. Lalu Nabi Musa 'Alaihissalam mempuasainya sebagai wujud syukur kepada Allah". Maka Beliau bersabda: "Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka". Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umat Beliau untuk mempuasainya (HR. Bukhari).2

6. Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Muslim

Dalil berikutnya yang menjadi landasan adanya puasa Asyura disampaikan dari Aisyah RA, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Hadits dari Aisyah ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Asyura saat masih tinggal di Mekah atau sebelum bertemu dengan orang-orang Yahudi di Madinah.

Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fath al-Bari menjelaskan bahwa ketika di Mekah, Nabi SAW memang melaksanakan puasa Asyura bersama dengan orang-orang suku Quraisy.

Hadits tersebut berbunyi:

عن عائشة ، رضي الله عنها ، أن قريشا كانت تصوم يوم عاشوراء في الجاهلية ثم أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بصيامه حتى فرض رمضان وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من شاء فليصمه ، ومن شاء أفطر

Artinya: Dari Aisyah RA, sesungguhnya orang-orang Quraisy dulu pada masa jahiliyah berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah SAW pun memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu hingga turunnya perintah wajib puasa Ramadhan.2

7. Hadits Riwayat Imam Muslim

Bukti berikutnya yang mendukung adanya puasa Asyura disampaikan oleh Abu Qatadah RA. Riwayat ini juga menyatakan tentang keutamaan puasa Asyura yang dapat menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu.

عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim)2

8. Hadits Riwayat Ibnu Abbas

Berdasarkan salah satu hadits Ibnu Abbas, Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan dari puasa Asyura. Keutamaan tersebut yang membuktikan adanya perintah untuk melaksanakan puasa Asyura.

Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan, barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka ia diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah dan 10.000 pahala orang mati syahid. Barang siapa mengusap kepala anak- anak yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Barang siapa memberi makan kepada orang mukmin yang berbuka puasa di hari Asyura, maka seolah-olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka."4

9. Hadits Riwayat Imam Muslim

Hari Asyura merupakan hari yang dimuliakan. Sebab pada hari tersebut Nabi Musa AS berhasil mengalahkan Firaun dan bala tentaranya.

Peristiwa tersebut yang kemudian menjadi salah satu alasan adanya perintah untuk mengerjakan puasa Asyura. Tujuannya adalah sebagai bentuk penghormatan atas kemenangan yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa As.

Penjelasan mengenai hal tersebut terdapat dalam hadits dari Ibnu Abbas:

"Ketika Nabi Muhammad SAW. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Beliau bertanya, 'Hari apa ini?' Mereka menjawab, 'Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah.' Akhirnya, Nabi Muhammad SAW. bersabda, 'Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian.' Kemudian, Nabi Muhammad SAW. berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa." (HR. Muslim). (4)

10. Hadits Riwayat Imam Abu Dawud

Puasa Asyura merupakan salah satu puasa yang dikerjakan Rasulullah SAW. Hal itu jelas adanya sebagaimana disampaikan Ummul Mu'miminin Hafsah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.

Ummul Mu'minin Hafsah menuturkan, "Sesungguhnya, Rasulullah SAW. berpuasa Asyura, sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, dan tiga hari pada setiap bulan." (HR. Abu Dawud).4

11. Hadits Riwayat Imam Abu Dawud

Senada dengan sebelumnya, Hunaidah bin Kholid meriwayatkan dari istrinya, yang mendapat riwayat dari beberapa istri Rasulullah SAW, mengatakan bahwa Rasulullah SAW rutin berpuasa pada sembilan hari awal bulan Dzulhijjah, hari Asyura (10 Muharram), dan tiga hari setiap bulan.

Artinya: "Rasulullah SAW. biasa berpuasa pada sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), dan tiga hari di setiap bulan." (HR. Abu Dawud).4

12. Hadits Riwayat Imam Ahmad

Dalil yang juga dijadikan sandaran pelaksanaan puasa Asyura pada 10 Muharram adalah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Rasulullah SAW pernah bersabda:

Artinya: "Berpuasalah pada hari Asyura dan berbedalah dengan kaum Yahudi, dengan berpuasa satu hari sebelumnya dan satu hari sesudahnya." (HR. Ahmad).4

Hukum Puasa Asyura

Berdasarkan penjelasan dalil-dalil di atas, maka disebutkan hukum puasa Asyura adalah sunah muakkad atau sangat dianjurkan. Terdapat pahala dan keutamaan yang luar biasa bagi yang mengerjakannya.

Meskipun begitu, bagi seseorang yang tidak mengerjakannya maka tidak akan mendatangkan dosa.

Rasulullah (setelah wajibnya puasa Ramadhan) berkata, "Barang siapa menghendaki maka ia boleh berpuasa Asyura sedangkan yang tidak mau puasa maka tidak mengapa (HR. Bukhari dan Muslim). 2

Niat Puasa Asyura

Nah, bagi umat muslim yang ingin mengerjakannya, berikut bacaan niat puasa yang dapat dilafalkan:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُرَ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى.

Arab Latin: Nawaitu shauma 'aasyura sunnatan lillaahi ta'aalaa

Artinya: Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta'ala.4

Jadwal Puasa Asyura

Berdasarkan kalender Hijriah yang telah dikonversi oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, tanggal 1 Muharram 1446 H jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Dengan demikian, umat muslim akan melaksanakan puasa Asyura 2024 (10 Muharram) pada hari Selasa, 16 Juli 2024.

Sementara itu, berbeda dengan pemerintah dan Muhammadiyah, organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) menetapkan tanggal 1 Muharram jatuh pada Senin, 8 Juli 2024. Dengan demikian, mengikut waktu NU, puasa Asyura (10 Muharram) dilakukan pada Rabu, 17 Juli 2024.

Itulah sejumlah hadits yang menjadi landasan pelaksanaan puasa Asyura. Semoga bermanfaat!

Referensi:

1. Laman Muhammadiyah Jawa Tengah, Dalil Puasa Asyura dan Tasu'a serta Kapan Pelaksanaannya
2. Laman Muhammadiyah, Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA
3. Laman NU Online, 5 Hadits tentang Anjuran dan Keutamaan Puasa Muharram:
4. Buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid




(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads