Apakah Boleh Puasa Asyura Saja Tanpa Puasa Tasua? Begini Penjelasannya

Apakah Boleh Puasa Asyura Saja Tanpa Puasa Tasua? Begini Penjelasannya

Rada Dhe Anggel - detikSulsel
Senin, 15 Jul 2024 19:45 WIB
breakfast time concept with alarm clock plate, fork, knife, spoon,
Ilustrasi (Foto: Getty Images/Kseniya Ovchinnikova)
Makassar -

Puasa Asyura merupakan salah satu ibadah sunnah dalam Islam yang dikerjakan di bulan Muharram. Tak hanya itu, sebelum melaksanakan puasa Asyura Rasulullah SAW juga menganjurkan berpuasa Tasua.

Pertanyaannya, apakah boleh hanya melaksanakan puasa Asyura saja tanpa puasa Tasua sebelumnya?

Seperti diketahui, puasa Asyura merupakan puasa yang dilakukan di tanggal 10 Muharram kalender Hijriah. Sedangkan puasa Tasua dilakukan sehari sebelum puasa Asyura, yakni pada tanggal 9 Muharram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip laman NU Online, kedua puasa ini dikerjakan sebagaimana anjuran Rasulullah SAW untuk tidak hanya berpuasa Asyura saja, tetapi juga di hari sebelum atau setelahnya. Hal ini dilakukan sebagai pembeda antara umat muslimin dan umat Yahudi.

Lalu bagaimana jika pada tanggal 9 Muharram tidak melaksanakan puasa Tasua? Apakah puasa Asyura tanggal 10 Muharram tetap dianggap sah?

ADVERTISEMENT

Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak penjelasannya berikut ini!

Apakah Boleh Puasa Asyura tanpa Puasa Tasua?

Terdapat perbedaan pendapat ulama terkait bolehkah puasa Asyura tanpa puasa Tasua. Ada yang menganggap makruh dan ada juga yang berpendapat sunnah. Setiap pendapat tersebut memiliki dasar masing-masing.

Berikut masing-masing penjelasannya:

1. Makruh

Melansir Rumaysho.com, ulama yang menghukumi makruh ketika mengerjakan puasa Asyura tanpa puasa Tasua adalah ulama Hanafiyah. Ulama Hanafiyah menegaskan bahwa makruh hukumnya jika berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja tanpa diikutsertakan puasa di tanggal 9 Muharram (puasa Tasua) atau tanggal 11 Muharram.

2. Sunnah

Sementara itu, disebutkan oleh Imam Nawawi bahwa Imam Asy Syafi'i, ulama Syafi'iyyah, Imam Ahmad, Ishaqdan dan lainnya mengatakan bahwa puasa Tasua atau puasa di tanggal 9 Muharram adalah sunnah. Sebelumnya, puasa Tasua ini dianjurkan Rasulullah SAW hanya untuk tidak tasyabbuh (menyerupai) kaum Yahudi. Karena di tanggal 10 Muharram, kaum Yahudi juga berpuasa pada hari itu.

Dilansir dari laman NU Online, dikatakan juga bahwa melakukan puasa Asyura tanpa dibarengi puasa Tasua hukumnya adalah sunnah. Penjelasan ini sesuai yang ada dalam Fathul Mu'in Karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari:

و) يوم (عاشوراء) وهو عاشر المحرم لأنه يكفر السنة الماضية كما في مسلم (وتاسوعاء) وهو تاسعه لخبر مسلم لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع فمات قبله والحكمة مخالفة اليهود ومن ثم سن لمن لم يصمه صوم الحادي عشر بل إن صامه لخبر فيه

Artinya: "(Disunnahkan) puasa hari Asyura, yaitu hari 10 Muharram karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadits riwayat Imam Muslim. (Disunahkan) juga puasa Tasua, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, 'Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tasu'a.' Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu. hikmah puasa Tasu'a adalah menyalahi amaliyah Yahudi. Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasua. Tetapi juga puasa 11 Muharram tetap dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasua sesuai hadits Rasulullah SAW." (Lihat Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu'in pada hamisy I'anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 301).

Melihat kedua penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa bagi mazhab Syafi'i, puasa Asyura saja tanpa diiringi puasa sehari sebelum (Puasa Asyura) dan sesudahnya tidak masalah. Hal ini dikarenakan anjuran berpuasa sehari sebelum dan sesudah Asyura hanya untuk menyempurnakan puasa Asyura saja.

Namun, jika memang mampu sebaiknya puasa Asyura dan Tasua tetap dikerjakan. Hal ini agar menjadi pembeda dan menyelisih puasa orang Yahudi. Jika tidak sempat tanggal 9 dan 10, maka bisa memilih tanggal 10 dan 11 untuk berpuasa. Wallahu a'lam.

Penjelasan Buya Yahya Tentang Puasa Asyura Tanpa Tasua

Pertanyaan tentang apakah boleh puasa Asyura saja tanpa puasa Tasua juga dijelaskan oleh salah seorang ulama Indonesia, yakni Buya Yahya. Penjelasan ini sebagaimana disebutkan dalam salah satu video di kanal Youtube pribadinya yang berjudul "Hanya Puasa dihari Asyuro dan Tidak puasa dihari Tasu'a? - Buya Yahya Menjawab".

Menurut Buya Yahya, puasa yang paling utama di bulan Muharram adalah puasa Asyura di tanggal 10 Muharram.

"Puasa Asyura itu adalah puasa yang paling utama di tanggal 10 Muharram," kata Buya Yahya dalam video tersebut yang dikutip detikSulsel, Senin (15/7/2024).

Buya Yahya kemudian menambahkan sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW bahwa ketika mengerjakan puasa Asyura tanpa melaksanakan puasa Tasua ini hukumnya Sunnah. Sehingga ketika mengerjakan puasa Asyura saja tidak akan dianggap makruh, karena tidak ada larangan.

Bahkan yang ada umat muslim akan mendapat pahala ketika mengerjakan puasa di hari Tasua. Namun, jika mengerjakan puasa di tanggal 9 maka akan mendapat pahala yang berlipat ganda.

Puasa Tasua ini dikerjakan hanya untuk menegaskan bahwa umat muslim berbeda dengan umat Yahudi.

"Ini sunnah, maka sendiri saja (puasa Asyura) adalah sunnah, bukan makruh. Bahkan yang ada adalah pahala bagi yang berpuasa di Hari Asyura. Agar mendapat double sunnah tambah tanggal 9, agar berbeda dengan orang Yahudi," tambah Buya Yahya.

Buya Yahya juga menegaskan untuk umat muslim yang terlanjur melewatkan puasa Tasua boleh tetap melaksanakan puasa Asyura. Sebab, puasa Asyura merupakan puasa inti yang dikerjakan pada bulan Muharram ini.

"Yang terlanjur tidak puasa di tanggal 9 berpuasalah di tanggal 10. Jangan karena tanggal 9 tidak puasa lalu tidak puasa tanggal 10, bahkan intinya tanggal 10. Kemudian anda ingin naik pangkat tambah tanggal 11. Kalaulah anda tidak sempat tanggal 9, berpuasalah setelah itu tanggal 11. Tapi ingat tanggal 11 pun juga sunnah bukan sesuatu yang wajib," terangnya.

Niat Puasa Tasua (9 Muharram)

Bagi detikers yang ingin melaksanakan puasa Tasua, penting untuk mengetahui niatnya terlebih dulu. Berikut niat puasa Tasua dalam tulisan Arab, Latin, dan artinya sebagaimana dilansir dari laman NU Online:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatit Tasû'â lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah SWT."

Niat Puasa Asyura (10 Muharram)

Selain puasa Tasua, adapun niat puasa Asyura yang wajib dibacakan sebelum melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram ini. Berikut bacaan niat puasa Asyura dalam tulisan Arab, Latin, dan Artinya:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma syûrâ-a lilâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa Asyura karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Pelaksanaan Puasa Asyura dan Tasua

Pada dasarnya, pelaksanaan puasa Asyura dan Tasua sama dengan puasa sunnah lainnya. Yang membedakan hanya pada niatnya saja.

Berikut tata cara pelaksanaan puasa Asyura dan Tasua:

1. Membaca niat puasa sunnah Asyurah atau Tasua.

2. Utamakan untuk makan sahur saat menjelang masuk waktu subuh atau sebelum imsak.

3. Ketika melaksanakan puasa umat muslim perlu menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan sebagainya.

4. Selain menahan diri, perlu juga untuk menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)

Artinya: "Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan." (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-'Iraqi, al-Mughni 'an Hamlil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, halaman 186).

5. Jika memasuki waktu Maghrib segera untuk berbuka puasa.

Nah, Demikianlah informasi terkait apakah boleh hanya melaksanakan puasa Asyura saja tanpa puasa Tasua. Semoga menjawab pertanyaan detikers, ya!




(edr/edr)

Hide Ads