Niat Puasa 9, 10, 11 Muharram Lengkap dengan Waktu Pelaksanaannya

Niat Puasa 9, 10, 11 Muharram Lengkap dengan Waktu Pelaksanaannya

Rasmilawanti Rustam - detikSulsel
Senin, 15 Jul 2024 13:24 WIB
Asian muslim girl worried of her father being sick in hospital, she holds her fathers hand and pray for his health, family health insurance concept
Foto: Getty Images/iStockphoto/airdone
Makassar - Puasa Tasua, Asyura, dan 11 Muharram wajib diawali dengan berniat. Lantas, bagaimana niat puasa 9, 10, dan 11 Muharram?

Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama Banten, Imam Syafi'i dalam kitabnya Al-Um dan Al-Imla' menegaskan bahwa umat muslim sangat dianjurkan berpuasa 3 hari di bulan Muharram. Yakni pada tanggal 9, 10, dan 11.

Bagi umat muslim yang ingin melaksanakan ketiga puasa tersebut, yuk simak niat puasa 9, 10, dan 11 Muharram lengkap dengan waktu pelaksanaannya.

Bacaan Niat Puasa 9, 10, dan 11 Muharram

Puasa 9, 10, dan 11 Muharram memiliki niat yang berbeda. Berikut niatnya yang dilansir dari situs NU Lampung.

Bacaan Niat Puasa 9 Muharram (Tasua)

Puasa 9 Muharram juga disebut puasa Tasuah. Adapun niat puasa Tasuah 9 Muharram yakni:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatit Tasû'â lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah SWT."

Bacaan Niat Puasa 10 Muharram (Asyura)

Hari kesepuluh bulan Muharram disebut sebagai hari Asyura. Puasa yang dilaksanakan pada 10 Muharram ini juga disebut dengan puasa Asyura. Berikut niat puasa Asyura yang dilaksanakan pada 10 Muharram:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma syûrâ-a lilâhi ta'âlâ.

Artinya: Saya niat puasa Asyura karena Allah ta'âlâ.

Bacaan Niat Puasa 11 Muharram

Adapun bacaan niat puasa pada hari kesebelas di bulan Muharram adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ.

Artinya: Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'âlâ.

Jadwal Puasa 9, 10, 11 Muharram Versi Pemerintah dan Muhammadiyah

Pemerintah dan organisasi Islam Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Muharram 1446 H jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Konversi penanggalan Hijriah ini juga sudah tercantum dalam kalender yang disusun oleh Kementerian Agama RI.

Dengan demikian, tahun ini puasa Tasua 9 Muharram dilaksanakan pada Senin, 15 Juli 2024. Kemudian puasa Asyura 10 Muharram dilaksanakan pada Selasa, 16 Juli 2024 dan puasa 11 Muharram 1446 H jatuh pada Rabu, 17 Juli 2024.

Agar lebih jelas, berikut rincian jadwal puasa Tasua, Asyura, dan 11 Muharram:

Jadwal Puasa 9, 10, 11 Muharram Versi NU

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan awal bulan Muharram sehari lebih lambat dibandingkan pemerintah dan Muhammadiyah. Ketetapan tersebut termaktub dalam Surat Keputusan Lembaga Falakiyah (LF) PBNU nomor 002/SK/LF/-PBNU/X/2022.

"Awal bulan Muharram, 1446 H bertepatan dengan Senin Legi 8 Juli 2024 M (mulai malam Senin) atas dasar Istikmal," tulis LF PBNU dalam surat keputusan yang dikutip pada Minggu (7/7).

Berdasarkan putusan itu, maka awal bulan Muharram 1446 H jatuh pada Senin, 8 Juli 2024. Dengan demikian puasa 9, 10, dan 11 Muharram jatuh pada 16, 17, dan 18 Juli 2024.

Berikut ini rincian jadwalnya:

  • Puasa Tasua 9 Muharram 1446 H versi NU: Selasa, 16 Juli 2024
  • Puasa Asyura 10 Muharram 1446 H versi NU: Rabu, 17 Juli 2024
  • Puasa 11 Muharram 1446 H versi NU: Kamis, 18 Juli 2024

Keutamaan Puasa 9, 10, dan 11 Muharram

Bagi umat muslim yang mengerjakan puasa Tasua, Asyura, dan 11 Muharram dapat meraih banyak pahala. Berikut sejumlah keutamaan puasa 9-11 Muharram yang dinukil dari situs Nahdlatul Ulama:

1. Puasa di bulan Muharram termasuk pada tanggal 9, 10, dan 11 merupakan sebaik-baiknya puasa. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa puasa di bulan Muharram merupakan yang paling utama setelah puasa Ramadhan

Hal itu dijelaskan sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya: "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim no. 1163).

2. Termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau Al-asyhurul hurum. Diriwayatkan:

عَنِ الْبَاهِلِيِّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)

"Diriwayatkan dari Al-Bahili: 'Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: 'Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama?' Rasulullah SAW bersabda: 'Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah?' Al-Bahili menjawab: 'Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam.' Rasulullah saw bersabda: 'Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu?' Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus).' Rasulullah saw bersabda: 'Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia'." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

3. Puasa sehari dalam bulan Muharram pahalanya sama dengan puasa 30 hari, sebagaimana yang diriwayatkan berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)

Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR At-Thabarani dalam Al-Mu'jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah). (Abdul Adhim bin Abdul Qawi Al-Mundziri, At-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil 'Ilmiyyah], juz II, h. 70).

4. khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Diriwayatkan:

عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)

Artinya, "Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim).

5. Khusus puasa 9 Muharram (Tasua) dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Berikut diriwayatkan:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)

Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): 'Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya'." (HR Ahmad).

Itulah niat puasa 9, 10, dan 11 Muharram lengkap dengan waktu pelaksanaannya. Semoga bermanfaat, detikers.


(alk/alk)

Hide Ads