Puasa Asyura dan Tasua: Niat, Tata Cara, Waktu, Keutamaan, serta Hukumnya

Puasa Asyura dan Tasua: Niat, Tata Cara, Waktu, Keutamaan, serta Hukumnya

Rada Dhe Anggel - detikSulsel
Sabtu, 13 Jul 2024 20:00 WIB
Close-up of religious Muslim woman and her family praying before the meal at dining table on Ramadan.
Ilustrasi (Foto: Getty Images/Drazen Zigic)
Makassar -

Puasa Asyura dan Tasua merupakan dua puasa sunah yang paling utama di bulan Muharram. Nah, berikut ini penjelasan terkait niat, tata cara, waktu, hingga keutamaan puasa Asyura dan Tasua.

Mengutip laman NU Online, bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang penuh dengan kemuliaan. Di bulan ini umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan puasa sunah.

Puasa di bulan Muharram disebutkan oleh Rasulullah SAW merupakan puasa terbaik setelah Ramadhan. Hal ini sebagaimana penjelasan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR Muslim)

ADVERTISEMENT

Adapun puasa paling utama di bulan Muharram ini adalah puasa Tasua dan Puasa Asyura. Puasa Tasua dikerjakan pada 9 Muharram, sedangkan puasa Tasua dilakukan pada 10 Muharram.

Nah, bagi detikers yang ingin melaksanakan kedua puasa sunah bulan Muharram ini, berikut niat, tata cara, hingga keutamaan puasa Asyura dan Tasua. Disimak, yuk!

Niat Puasa Asyura

Untuk menjalankan puasa Asyura, berikut bacaan niat yang dapat dilafalkan:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa Asyura karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Tasua

Adapun puasa Tasua pada tanggal 9 Muharram, niatnya adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatit Tasû'â lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasua esok hari karena Allah SWT."

Tata Cara Puasa Asyura dan Puasa Tasua

Pada dasarnya tata cara puasa Asyura dan puasa Tasua sama saja dengan puasa sunnah lainnya. Adapun yang membedakan hanyalah niatnya.

Berikut ini tata cara puasa Asyura dan puasa Tasua:

1. Membaca niat puasa sunnah Asyura. Niat dapat dibaca pada malam hari sebelum masuk subuh. Niat ini sebaiknya dibaca secara lisan.

2. Utamakan makan sahur dilakukan saat menjelang masuk waktu subuh atau sebelum imsak.

3. Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan sebagainya. Menahan diri ini dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

4. Menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, contohnya berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa lainnya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)

Artinya: "Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan." (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-'Iraqi, al-Mughni 'an Hamlil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, halaman 186)

5. Segerakan berbuka puasa saat tiba waktu Maghrib.

Waktu Pelaksanaan Puasa Asyura dan Tasua 2024

Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, puasa Asyura dikerjakan pada tanggal 10 Muharram. Sedangkan puasa Tasua dikerjakan sehari sebelumnya, yakni pada tanggal 9 Muharram.

Jika mengacu berdasarkan Kalender Hijriah oleh Kemenag RI 2024, maka puasa Tasua dilakukan di hari Senin, 15 Juli 2024. Sedangkan, puasa Asyura dikerjakan di hari Selasa, 16 Juli 2024.

Berikut rincian lebih jelasnya:

  • Puasa Tasua (9 Muharram): Senin, 15 Juli 2024
  • Puasa Asyura (10 Muharram): Selasa, 16 Juli 2024

Adapun bagi warga NU, jadwalnya sedikit berbeda dari jadwal pemerintah. Seperti diketahui, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan tanggal 1 Muharran tahun ini jatuh pada Senin, 8 Juli 2024, sehingga jadwal puasa Tasua dan Asyura sebagai berikut:

  • Puasa Tasua Versi NU: Selasa, 16 Juli 2024
  • Puasa Asyura Versi NU: Rabu, 17 Juli 2024

Keutamaan Puasa Asyura dan Tasua

Masih mengutip laman NU Online, ada beberapa pahala yang didapatkan ketika mengerjakan puasa Asyura dan Tasua, di antaranya:

1. Puasa Terbaik setelah Ramadhan

Keutamaan pertama yang didapatkan saat berpuasa di hari Asyura dan Tasua, yakni puasa terbaik setelah puasa di bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan Rasulullah SAW:

Artinya: "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulannya Allah, Muharam." (HR Muslim)

2. Puasa Sehari Setara Puasa 30 Hari

Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bahwa umat muslim yang melaksanakan puasa di bulan Muharram termasuk puasa Tasua dan Asyura akan mendapatkan pahala puasa setara 30 hari. Berikut bukti haditsnya:

"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR at-Thabarani dalam al-Mu'jamus Shaghîr. Meskipun ini hadits gharîb, tetapi sanadnya tidak bermasalah)

3. Melebur Dosa Setahun Lalu

Puasa Hari Asyura pada tanggal 10 Muharram akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim)

Namun, perlu digarisbawahi bahwa dosa yang dimaksud di sini bukanlah semua dosa, namun hanya sebatas dosa kecil saja.

4. Menjadi Pembeda Umat Muslim dan Yahudi

Mengerjakan puasa di 10 Muharram dianjurkan untuk dilengkapi puasa Tasu'a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram. Tujuan kedua puasa ini untuk menjadi pembeda antara umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.

Berikut penjelasan haditsnya:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)

Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu, Rasulullah SAW bersabda: Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya." (HR Ahmad)

5. Mendapat Pahala 10.000 Malaikat

KH Sholeh Darat mengambil keterangan dari Kitab Tarikhul Khamis karya Syaikh Husain bin Muhammad bin Hasan Addayyari Bakri dijelaskan mengenai perintah Nabi Muhammad kepada para sahabat melaksanakan puasa Asyura. Bagi umat muslim yang mengerjakan puasa ini dijelaskan akan mendapat pahala 10.000 Malaikat.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya: "Barangsiapa puasa tanggal 10 Muharram, maka mendapatkan pahala 10.000 malaikat, 10.000 orang yang haji dan umroh dan 10.000 orang yang mati syahid".

Hukum Puasa Asyura dan Tasua

Mengutip Badan Amil Zakat Nasional, hukum puasa Asyura dan Tasua adalah sunnah. Berikut masing-masing penjelasannya:

1. Hukum Puasa Asyura

Puasa Asyura yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram ini hukumnya sunah. Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan:

Artinya: "Hari ini adalah hari Asyura dan kalian tidak diwajibkan puasa pada hari ini. Sedangkan aku sekarang berpuasa pada hari ini. Siapa yang menghendaki, dia boleh berpuasa, dan siapa yang menghendaki dia boleh tidak berpuasa." (HR Bukhari dan Muslim)

2. Hukum Puasa Tasua

Puasa Tasua juga hukumnya adalah sunah. Puasa Tasua sendiri dilaksanakan agar menjadi pembeda antara umat muslim dan kaum Yahudi.

Rasulullah SAW pernah menjelaskan dalam salah satu hadits yang isinya berikut ini:

عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: "Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW berpuasa Asyura (10 Muharram). Para sahabat memberi tahu, 'Ya Rasul, itu adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani.' Rasulullah SAW menjawab, 'Kalau ada kesempatan pada tahun depan, insya Allah kita akan berpuasa Tasu'a (9 Muharram).' Ibnu Abbas berkata, 'Belum datang tahun depan, tetapi Rasulullah sudah terlebih dulu wafat'." (HR Muslim)

Anjuran untuk berpuasa sehari sebelum dan sesudah Asyura bersifat penyempurnaan saja. Bagi umat muslim yang hanya mengamalkan puasa Asyura saja tanpa dibarengi puasa di 9 dan 10 Muharram juga tidak akan mendapat dosa.

Nah, itulah tadi informasi lengkap tentang niat, tata cara, waktu, keutamaan, hingga hukum puasa Asyura dan Tasua. Semoga membantu, detikers!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads