Pertemuan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (AAS) dengan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan dinilai sarat pesan politik yang berkaitan dengan Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel). Amran dianggap sedang mengirimkan sinyal jika dirinya memiliki nilai tawar dalam menentukan figur yang mau diusung partai politik (parpol) di pilgub.
Pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto memaparkan analisisnya terkait pertemuan Amran dan Adnan yang berlangsung di Kantor AAS Building, Kota Makassar, Senin (17/6). Ali menganggap pertemuan itu bagian dari manuver Amran dengan menampilkan Adnan sebagai kandidat yang patut diperhitungkan.
"Saya rasa ini konstruksi pertama yang muncul, bahwa Amran mencoba membuat pasangan yang kuat supaya itu dijadikan proposal ke partai," ujar Ali Armunanto kepada detikSulsel, Selasa (18/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas ini mulanya menjelaskan situasi politik saat ini sangat dinamis. Kondisi itu dimanfaatkan Amran setelah NasDem mengusulkan adiknya kandungnya, Andi Sudirman Sulaiman berpasangan dengan Fatmawati Rusdi maju di Pilgub Sulsel.
"Kemarin kita sempat tergiring opini Sudirman dan Fatma berpasangan dan akan diusung oleh NasDem. Tetapi belakangan muncul konfirmasi yang justru tidak memastikan pasangan itu," tuturnya.
Ali beranggapan, ketidakpastian itu membuat Amran Sulaiman meragukan komitmen NasDem yang hendak mengusung Andi Sudirman. Kubu Amran pun khawatir lantaran parpol lainnya mulai gencar mensosialisasikan figur yang didorong maju di Pilgub Sulsel.
"Setelah tidak ada kepastian dari NasDem muncul kepanikan di kubu Amran karena NasDem tidak pasti. Begitupun dengan partai lainnya, Golkar menunjukkan hal berbeda, Andi Iwan Aras di Gerindra sudah mau maju. Sehingga tidak ada pelabuhan pasti untuk Andi Sudirman Sulaiman," ucap Ali.
Opsi mencarikan pendamping alternatif untuk Andi Sudirman kemudian mencuat. Nama Adnan Purichta Ichsan menjadi salah satu kandidat yang dinilai pantas berpasangan dengan adik Amran Sulaiman tersebut.
"Jadi tidak ada opsi lain selain mencari pasangan yang klop supaya tetap unggul di survei. Dengan begitu mereka bisa menjadi alternatif utama partai dan itu bisa dijadikan proposal dengan elektabilitas yang bagus," tuturnya.
"Karena kalau Sudirman-Adnan dipasangkan, saya yakin elektabiltasnya akan melampaui yang lain. Itu perpaduan yang sangat klop, mau dilihat dari sisi mana pun sangat bagus," tambah Ali.
Menurut Ali, paket Sudirman-Adnan memiliki nilai tawar yang lebih tinggi dan berpotensi dilirik parpol lain. Kekuatan Andi Sudirman dan Adnan didukung dengan sejumlah faktor pendukung.
"Dilihat dari klan politik, dilihat dari segmentasi pemilih, lalu dilihat dari branding semua luar biasa. Sementara kemarin dengan Fatma ada kelemahan-kelemahan," bebernya.
Di sisi lain, Ali turut mengungkap makna pertemuan Amran dan Adnan dari sisi pendekatan elite. Ali berasumsi bahwa Amran Sulaiman sedang mengirimkan kode keras untuk NasDem memiliki kekuatan untuk ikut terlibat di Pilgub Sulsel.
"Dengan begitu, NasDem yang mengendor karena tidak kasih kepastian itu mulai kembali melihat kapasitas politik Amran. Artinya Amran ketemu siapa pun jadi. Inikan akan membuat NasDem ketar-ketir juga," ujar Ali.
"Dari perspektif lain mungkin Amran ingin agar tidak diremehkan elite politik lain seperti oleh (Ketua Gerindra) Iwan Aras, (Ketua NasDem Sulsel) RMS, bahwa dia punya kapasitas politik sendiri dengan bebas memilih siapa pun," sambungnya.
Ali kembali menegaskan jika pertemuan Amran dan Adnan bisa jadi bagian dari gimik politik yang secara khusus menyentil NasDem. Amran menampilkan Adnan sebagai kandidat yang berpotensi menggoyahkan rencana duet Andi Sudirman-Fatmawati yang diusulkan NasDem Sulsel sebelumnya.
"Kita bisa artikan itu sinyal ke NasDem, 'kalau belum fix kami juga bisa cari pasangan lain yang lebih prospektif'. Karena siapa pun yang berpasangan Adnan itu kemungkinan akan diincar partai besar seperti Golkar, Demokrat dan PKB misalnya," jelas Ali.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Keterlibatan Istana di Pilkada
Ali turut menyinggung adanya keterlibatan elite pemerintah pusat atau Istana terkait pilkada, termasuk Pilgub Sulsel. Situasi ini juga sempat disinggung kubu Adnan usai pertemuan dengan Amran.
"Karena politik kita berjejaring tidak ada otonomi terjadi secara penuh. Semua variabel ditentukan pusat, artinya tidak ada keputusan politik independen di daerah, semua terjadi di konstalasi pusat yang lebih besar. Tentu itu akan menjadi pertimbangan tokoh politik di daerah," ungkap Ali.
Dia menilai keterlibatan Istana di pilkada bisa mempengaruhi sikap dan arah dukungan parpol. Selain tokoh, kata Ali, semua parpol dipengaruhi pusat karena rekomendasi yang terbit hulunya dari pusat.
"Misalnya di Gerindra itukan bisa berubah dengan intervensi istana. Sikap AIA (Andi Iwan Darmawan Aras) misalnya yang tidak mau memberikan Gerindra ke klan Sulaiman itu bisa berubah dengan intervensi istana, sehingga konstalasi pusat sangat berpengaruh," terangnya.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Kerabat Adnan, Ian Latanro menyebut Adnan belum resmi mendeklarasikan diri maju sebagai calon gubernur atau wakil gubernur Sulsel. Di hadapan Amran saat bersilaturahmi, Adnan mengaku taat dan patuh perintah Istana untuk Pilgub Sulsel.
"Terus beliau (Adnan) menyampaikan ke Pak Amran bahwa dia itu sangat patuh dan tertib apa yang menjadi arahan Istana. Artinya dikasih clear tadi di pertemuan," ungkap Ian kepada detikSulsel, Senin (17/6).
Namun Ian menegaskan bahwa Adnan membuka peluang untuk berpasangan dengan siapa saja di Pilgub Sulsel. Adnan dianggap membuka diri dan fleksibel untuk menjadi calon gubernur atau wakil gubernur.
"Pak Adnan itukan tetap dengan timeline yang ada sekarang, jalan, apa semua segala macam sambil menunggu restu. Siapa 01 siapa 02 belum ada yang fix," bebernya.
"Siapa saja (berpasangan), itulah kenapa ditanya sama pak Amran. Pak Adnan bilang saya siap berpasangan dengan siapa saja, belum pernah memberi jawaban selama ini," tambah Ian.
Berbeda dengan kubu Adnan, Andi Amran Sulaiman justru enggan terbuka dengan pertemuannya dengan Bupati Gowa tersebut. Amran berdalih pertemuannya dengan Adnan sekadar undangan halalbihalal menyambut Idul Adha 2024.
"(Pertemuan dengan Adnan) silaturahmi," ungkap Amran usai pemotongan hewan kurban AAS Foundation di Kantor Brigade Siaga Bencana BPBD Sulsel, Senin (17/6). Amran menanggapi pertanyaan wartawan menjelang pertemuannya dengan Adnan.
Amran mengelak ketika ditanya pertemuan itu sekaitan dengan figur pendamping Andi Sudirman di Pilgub Sulsel. Amran berdalih kedatangan Adnan pada momentum lebaran merupakan silaturahmi biasa.
"Sekarang ini hari suci, kita berbagi kebaikan, bila perlu kita senyum kepada semua orang, karena senyum itu ibadah," pungkasnya.
Simak Video "Video Prabowo Minta Mentan Turunkan Harga Daging-Telur: Supaya Rakyat Nikmati"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)