Warga memalang pos TNI di Distrik Fef, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, dengan menggunakan bambu dan kain merah. Warga menuntut agar dua oknum anggota TNI yang diduga menganiaya warga segera dihukum.
"Iya benar kami lakukan pemalangan kemarin," kata koordinator aksi, Hans Baru kepada detikcom, Selasa (18/6/2024).
Hans mengatakan pemalangan tersebut dilakukan warga Distrik Fef pada Minggu (16/6) pukul 12.00 WIT. Mereka minta kejelasan hukuman terhadap dua oknum TNI yang menganiaya warga atas nama Moses Yewen pada 2022 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat tidak mendapat kepastian hukum atau salinan hukuman dari Pengadilan Militer terkait pelaku-pelaku penganiayaan Moses Yewen yang notabenenya mereka oknum TNI dari Batalyon 762/VYS Kota Sorong 2022 silam," bebernya.
Hans menuturkan kasus penganiayaan tersebut tidak ada kejelasan hukumnya. Dia pun menduga ada oknum yang melindungi kedua anggota TNI tersebut sehingga tidak mendapatkan hukuman yang pasti.
"Sebenarnya harus diberi salinan putusan pengadilan kepada pihak yang berperkara supaya hukum ini transparan. Masyarakat merasa ada yang disembunyikan atau penjahat ini dipelihara oleh oknum TNI," bebernya.
Selain itu warga juga meminta aparat TNI dan pemerintah bertanggungjawab atas insiden yang dialami Moses Yewen. Warga juga meminta ganti rugi atas penyerobotan tanah yang saat ini berdiri Pos TNI di Distrik Fef.
"Kemudian masyarakat menuntut kepada pemerintah dan DPR sebagai perpanjangan lidah dari masyarakat tidak sesuai fungsinya sebagaimana mestinya, DPR, Bupati dan Dandim harus bertanggungjawab sehingga masyarakat harus lakukan pemalangan," tuturnya.
"Pos yang sekarang ditempati (Prajurit TNI Batalyon) 762/VYS bukan tanah milik pemerintah tapi tanah ini milik masyarakat adat dan oknum orang adat yang bersertifikat. Tapi ada penyerobotan lahan atau pengambilan paksa oleh institusi TNI, ini perampasan hak orang. Maka masyarakat minta ganti rugi," tutupnya.
detikcom, sudah berupaya melakukan konfirmasi ke Kapenrem Korem 181/ PVT, Mayor Inf Bambang Triyono. Namun hingga berita ini tayang, Bambang Triyono belum memberikan tanggapan.
(hsr/sar)