Lafadz Takbiran Idul Adha Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahannya

Lafadz Takbiran Idul Adha Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahannya

Edward Ridwan - detikSulsel
Minggu, 16 Jun 2024 20:53 WIB
Sejumlah bocah mengikuti pawai obor dan takbir keliling di Molosifat U, Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (21/4/2023). Pawai yang diikuti oleh ratusan warga tersebut dilakukan dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri 1444 hijriah. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU
Foto: ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin
Makassar -

Di malam Hari Raya Idul Adha ini, umat Islam dianjurkan untuk mengumandakan takbir. Lantas, bagaimanakah lafadz takbiran Idul Adha Arab yang lengkap?

Seperti diketahui, umat Islam akan melaksanakan shalat Idul Adha besok, Senin 17 Juni 2024. Karena itu, seperti tradisi yang sudah ada di Indonesia, malam ini adalah malam takbiran.

Tradisi ini merujuk pada anjuran agama Islam untuk menghidupkan malam Hari Raya. Mengutip NU Online, anjuran tersebut merujuk pada firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 185 yang artinya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Sebagai pedoman, berikut lafadz takbiran Idul Adha Arab-Latin selengkapnya. Yuk diamalkan!

ADVERTISEMENT

Lafadz Takbiran Idul Adha 2024 Arab-Latin

Teks takbiran sendiri terdiri dari beberapa versi. Ada yang dibaca versi pendek, umum, maupun versi panjang.

1. Lafadz Takbiran Versi Pendek

Disebutkan Imam Nawawi dalam Kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, bacaan takbir Idul Adha yang singkat ini adalah sebagai berikut:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ

Latin: Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.

Artinya, "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar."

2. Teks Takbiran Idul Adha 2024 Versi Umum

Selain itu, juga terdapat versi takbiran yang paling umum dibaca masyarakat. Lafadznya sebagai berikut:

.اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Latin: Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.

Artinya, "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya."

3. Takbiran Panjang dengan Bacaan Dzikir

Selain bacaan di atas, umat muslim juga bisa membaca lafadz takbir yang lebih panjang dengan tambahan dzikir. Imam Muslim meriwayatkan hal ini dilakukan Rasulullah SAW sendiri ketika di bukit Shafa.

Adapun lirik bacaan takbiran tersebut adalah sebagai berikut:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.

Artinya, "Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar."

Waktu dan Jenis Takbiran Idul Adha

Adapun waktu dan jenis takbiran sendiri menurut Syekh Abu Abdillah Muhammadh ibn Qasim as-Syafi'i dalam kitab Fathun Qarib al-Mujib terbagi menjadi 2 jenis. Keduanya yakni, takbir mursal dan takbir muqayyad.

Takbir mursal adalah takbi yang dibaca tanpa terikat waktu shalat. Artinya, takbir ini dapat dibaca kapan saja dan di mana saja.

Pembacaan takbir ini dapat dimulai dari waktu terbenamnya matahari di malam Idul Adha hingga imam melakukan takbiratul ihram pada shalat Idul Adha.

Sementara itu, takbir muqayyad adalah takbir yang dibaca khusus setelah melaksanakan shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah. Waktu mengumandangkan takbir ini sejak setelah shalat Subuh di hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga setelah shalat Ashar di akhir hari tasyriq (13 Dzulhijjah).

Dengan kata lain, takbir muqayyad dilaksanakan selama lima hari, mulai tanggal 9 hingga 13 Dzulhijjah pada setiap selesai shalat fardhu dan sunnah.

Syekh Ibrahim Al Bajuri menjelaskan bahwa takbir pada Hari Raya Idul Adha menyandang dua istilah sekaligus yakni mursal dan muqayyad, karena dibaca sejak malam Id hingga hari tasyriq terakhir.

Apakah Malam Idul Adha Boleh Takbiran Keliling?

Takbiran keliling adalah salah satu tradisi yang melekat pada masyarakat Islam di Indonesia. Takbiran ini umumnya dilaksanakan pada malam Hari Raya.

Lantas, bolehkah takbiran keliling di malam Idul Adha ini? Bagaimana hukumnya menurut pandangan Islam?

Mengutip laman resmi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, dijelaskan bahwa takbir keliling memang tidak ada tuntunan dalilnya dalam Islam.

Kendati demikian praktik takbir keliling ini pada malam Idul Adha dan Idul Fitri dapat diartikan sebagai bentuk syukur dan syiar atas keagungan Allah SWT. Dengan demikian boleh-boleh saja menggelar takbir keliling pada malam Idul Adha selama dilakukan dengan tertib dan tidak mengganggu atau membahayakan orang lain.

Hal ini sesuai dengan contoh yang dilakukan para sahabat.

Dalam riwayat Imam Asy-Syafi'i,

(حَدِيْثُ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا غَدَا إِلَى الْمُصَلَّى كَبَّرَ فَرَفَعَ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيْرِ. وَفِى رِوَايَةٍ كَانَ يَغْدُو إِلَى الْمُصَلَّى حَتَّى إِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ تَرَكَ التَّكْبِيْرَ (رواه الشافعى

Artinya: Hadits dari Ibnu Umar (yang memberitakan) bahwa apabila ia berangkat ke tempat shalat ia membaca takbir dan ia nyaringkan suara takbirnya. Dan pada riwayat lain (menceritakan): Ia berangkat ke tempat shalat sampai imam duduk, baru ia berhenti takbir. (Riwayat Imam Asy-Syafi'i)

Dalam riwayat al-Bukhari

ذَكَرَهُ الْبُخَارِى عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ وَابْنِ عُمَرَ تَعْلِيْقًا أَنَّهُمَا يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوْقِ أَيَّامَ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ وَيُكَبِّرُالنَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا. وَ ذَكَرَ الْبَغَاوِىُّ والبيهقى ذالك وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ مَعَ شِدَّةِ تَحِرَّيْهِ لِلسُّنَّةِ يُكَبِّرُ مِنْ بَيْتِهِ إِلَى الْمُصَلَّى.

Artinya: Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Abu Hurairah dan Ibnu Umar (tanpa sanad) bahwa keduanya pergi ke pasar, pada hari kesepuluh sambil membaca takbir dan orang-orang mengikuti takbir mereka. Hal yang demikian juga diriwayatkan oleh al-Bagawi dan al-Baihaqi, bahwasannya Ibnu Umar itu sebagai orang yang selalu memperlihatkan tuntunan nabi membaca takbir dari rumahnya sampai ke tempat shalat.

Keutamaan Mengumandakan Takbir di Malam Idul Adha

Hukum membaca takbiran Idul Adha ini adalah sunnah. Hal ini seperti diterangkan dalam kitab Fathul Qarib sebagai berikut,

ويكبر ندبا كل من ذكر وانثى وحاضر ومسافر فى المنازل والطرق والمساجد والاسواق من غروب ليلة العيد (اي عيد الفطر) الى ان يدخل الامام فى الصلاة

Artinya: "Disunnahkan membaca takbir bagi lagi-laki dan perempuan, di rumah maupun di perjalanan, di mana saja, di jalanan, di masjid juga di pasar-pasar mulai dari terbenarmnya matahari malam Idul Fitri hingga Imam melakukan shalat id."

Rasulullah SAW dalam haditsnya pun menganjurkan untuk bertakbir, ia bersabda:

زينوا اعيادكم بالتكبير

Artinya: "Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir."

Adapun keutamaan membaca takbiran di Hari Raya Idul Adha ini, selain akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah juga dapat melebur dosa-dosa. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut,

اكثروا من التكبير ليلة العيدين فانهم يهدم الذنوب هدما

Artinya: "Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa."

Dalam sebuah hadits disebutkan:

من أحْيَا لَيلَةَ الْعِيد، أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوْت القُلُوبُ

Artinya: Barang siapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian. (Lihat: Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri, [Thaha Putra], halaman: 227)

Perbedaan Takbiran Idul Fitri dan Idul Adha

Masih dari laman NU Online, disebutkan bahwa terdapat perbedaan antara lafadz takbiran Idul Adha dan Idul Fitri yang wajib diketahui setiap muslim.

Berdasarkan penjelasan terkait jenis-jenis takbir di atas, maka dapat diketahui bahwa takbir pada Hari Raya Idul Fitri terbatas hanya pada takbir mursal saja. Adapun pada takbir Idul Adha termasuk takbir muqayyad, karena dilaksanakan dalam jumlah masa 5 hari, mulai tanggal 9 hingga 13 Dzulhijjah pada setiap usai shalat fardhu dan sunnah.

Nah, demikianlah penjelasan tentang lafadz takbiran Idul Adha lengkap dalam berbagai versi. Semoga bermanfaat!




(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads