Kesaksian Korban Selamat Banjir dan Longsor di Luwu: Rumah Rata dengan Tanah

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 11 Mei 2024 07:00 WIB
Luwu -

Warga bernama Suriani menceritakan kesaksiannya saat banjir setinggi 5 meter dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), meluluhlantakkan rumahnya hingga rata dengan tanah. Suriani mengaku peristiwa mencekam yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia itu masih membekas di ingatannya.

Suriani menjelaskan, banjir melanda kediamannya di Desa Kadundung, Kecamatan Latimojong, Luwu pada Jumat (3/5) sekitar pukul 02.15 Wita. Suriani dan keluarganya tertidur pulas ketika banjir menerjang.

"Air datang itu tinggi, kurang lebih 5 meter. Makanya kita selamatkan anak-anak langsung lari ke lokasi ketinggian," kata Suriani kepada detikSulsel, Jumat (10/5/2024).


Suriani menuturkan, teriakan warga membangunkannya dari tidur. Suriani sekeluarga langsung menyelamatkan diri tanpa sempat mengamankan barang berharga di rumahnya.

"Sudah tidak sempat, karena saya suami sama dua anak tidur. Tiba-tiba orang semua teriak air datang," tuturnya.

Dia dan warga lainnya berlari menuju daerah ketinggian. Suriani pasrah rumahnya ikut hanyut diterjang derasnya arus banjir bandang.

"Kita langsung lari ke ketinggian, semua barang tidak ada bisa diselamatkan, cuma baju yang dipakai ini," ujar Suriani.

Sepekan pascabanjir melanda, Suriani datang melihat kondisi rumahnya pada Jumat (10/5) siang. Dia sengaja meninggalkan posko induk di Kecamatan Belopa yang menjadi tempat keluarganya mengungsi sementara.

Di lokasi, Suriani hanya bisa meratapi nasib meratapi rumahnya roboh menyisakan atap. Sejumlah barang rumah tangga berhamburan di pekarangan karena terbawa banjir.

"Habis semua, tidak ada yang tersisa. Rumah saya hilang terbawa arus sungai. Sekarang saya tidak tahu hidup mau bagaimana," keluhnya.

Suriani berharap pemerintah segera memulihkan wilayah permukiman terdampak banjir. Kebutuhannya selama di pengungsian memang terpenuhi, namun Suriani dan keluarganya berharap bisa kembali mendapatkan tempat tinggal yang layak.

"Itu saja mungkin kita maunya rumah digantikan, karena tidak ada lagi tempat ini, tidak mungkin kami di sini (lokasi pengungsian) terus," imbuhnya.

Duka mendalam akibat banjir dan longsor turut dirasakan Kamaria (41), warga Desa Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, Luwu. Delapan orang keluarganya tewas akibat tertimbun longsor pada Jumat (3/5) dini hari.

"Semua orang keluargaku tertimbun longsor, anakku, mamaku, tanteku 2, sepupu satu kali ku 2 orang, iparku satu, kemanakanku satu," kata Kamaria usai menerima bantuan dari Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman di Makassar, Jumat (10/5).

Kamaria menceritakan, saat longsor terjadi dia bersama anaknya yang lain sedang berada di kebun di kaki Gunung Latimojong. Kejadian itu baru diketahuinya pada pagi hari setelah longsor menerjang rumahnya.

"Jam 2 malam (longsor), karena aku tak sempat lihat karena di kebun, jam 08.00 pagi baru dengar berita kalau anakku sama mamaku meninggal karena kena longsor," tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...



Simak Video "Video: Prabowo Rehabilitasi 2 Guru yang Dipecat gegara Bantu Honorer"


(sar/sar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork