Tanggap Darurat Bencana di Sulsel Usai Banjir dan Longsor Tewaskan 16 Warga

Banjir di Sulawesi Selatan

Tanggap Darurat Bencana di Sulsel Usai Banjir dan Longsor Tewaskan 16 Warga

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Minggu, 05 Mei 2024 08:30 WIB
Keadaan banjir bandang Luwu. Rachmat Ariadi/detikSulsel
Foto: Keadaan banjir bandang Luwu. Rachmat Ariadi/detikSulsel
Luwu -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor di sejumlah daerah selama 14 hari. Akibat bencana ini sebanyak 16 orang dilaporkan tewas.

Banjir dan longsor yang dipicu hujan deras terjadi sejak Jumat (3/5) dini hari. Tujuh kabupaten yang dilanda banjir termasuk longsor, yakni Luwu, Enrekang, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Wajo, dan Bone.

"Sekarang tanggap darurat terhitung mulai kemarin Jumat (3/5) sampai Kamis (16/5) nanti. Posko induk tanggap darurat Sulsel di Belopa Luwu. Tapi kita akan pantau secara berkala warga terdampak bencana di daerah lain," kata Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin kepada detikSulsel, Sabtu (4/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahtiar memastikan semua warga terdampak bencana akan terlayani dengan baik. Termasuk mengenai kebutuhan sembako di pengungsian.

"Kami pastikan seluruh masyarakat terlayani. Kami juga akan pantau warga yang ada di Kabupaten Sidrap dan Wajo secara berkala. Dari sini kami akan terus bergerak," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Diketahui, dampak bencana terparah terjadi di Luwu karena menyebabkan 14 warga tewas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu melaporkan 6 orang merupakan korban banjir bandang dan 8 lainnya korban bencana longsor.

"Jadi ada penemuan korban banjir bandang 4 orang di Desa Poringan, dan 2 orang di Desa Kaili, Kecamatan Suli Barat. Kemudian, korban longsor yang sebelumnya 7 orang bertambah lagi 1 orang. Jadi total 14 korban jiwa," kata Sekretaris BPBD Luwu Aminuddin kepada detikSulsel, Sabtu (4/5).

Selain di Luwu, satu warga di Desa Belawae, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap meninggal dunia karena banjir. Korban meninggal saat terjebak di dalam rumahnya yang hanyut terbawa arus banjir.

"1 warga yang meninggal atas nama H Ali dari Desa Belawae. Dia terseret banjir dengan rumahnya karena rumahnya dekat sungai. Dia tersangkut di pohon jenazahnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Sidrap Sudarmin.

Siswi SD, Nur Sahra Sakina (11) di Bone juga tewas terseret arus banjir saat mencari uang jajannya yang terjatuh di got hingga terjebak masuk gorong-gorong. Insiden itu terjadi di Desa Tunreng Tellue, Kecamatan Sibulue pada Jumat (3/5) sekitar pukul 09.00 Wita.

"Dari informasi yang kami terima, uang jajan korban jatuh ke got, kemudian dia mencarinya. Namun saat itu keadaan lagi banjir, korban pun terseret masuk ke gorong-gorong," kata Kepala Desa Tunreng Tellue Haryogis Susanto.

3.000 Korban Longsor di Luwu Terisolir

Sebanyak 3.000 korban longsor dilaporkan masih terisolasi di Kecamatan Latimojong, Luwu. Ribuan warga terisolasi karena jembatan yang menjadi akses penyeberangan warga putus akibat longsor.

"Kami laporkan, bahwa masih ada satu wilayah di Kabupaten Luwu, yaitu kecamatan Latimojong, laporan dari Dandim Luwu, sampai jam ini belum bisa diakses karena ada jembatan yang putus dan jalan yang longsor," kata Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin kepada wartawan, Sabtu (4/5).

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

Dua helikopter TNI Angkatan Udara (AU) dan Polri dikirim untuk membawa bantuan ke 3.000 warga terisolir di Latimojong. Namun dua helikopter tersebut gagal mendarat karena kabut tebal hingga akhirnya memutuskan putar balik.

"Tadi (kemarin) ada dua heli yang membawa bahan pokok ke wilayah terisolir Latimojong, tapi tidak bisa mendarat," kata Pj Bupati Luwu Muh Saleh kepada detikSulsel, Rabu (4/5).

"Tidak bisa mendarat dikarenakan banyak kabut, sudah 2 kali balik tapi tetap tidak bisa," tambahnya.

Saleh mengatakan jalur udara menjadi satu-satunya akses untuk membawa bantuan ke Kecamatan Latimojong. Hal ini karena adanya longsor di beberapa titik serta jembatan penghubung di Desa Kadundung terputus.

"Memang harus lewat udara. Karena kalau lewat darat tidak bisa, ada beberapa titik longsor kemudian jembatan di Desa Kadundung terputus," ucapnya.

Saleh menambahkan pihaknya kembali akan membawa bantuan untuk warga terisolir di Latimojong pada Minggu (5/5) hari ini. Dia berharap bantuan segera bisa tersampaikan dikarenakan kebutuhan bahan pokok di wilayah terisolir semakin menipis.

"Besok kita coba lagi, semoga bisa segera sampai bantuannya. Karena dari laporan kami terima kebutuhan pokok warga di sana semakin menipis," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Banjir Melanda Maros Sulsel, Sejumlah Warga Enggan Dievakuasi"
[Gambas:Video 20detik]
(ata/ata)

Hide Ads