60+ Contoh Majas Repetisi serta Pengertian dan Jenisnya

60+ Contoh Majas Repetisi serta Pengertian dan Jenisnya

St. Fatimah - detikSulsel
Sabtu, 27 Apr 2024 23:00 WIB
Majas adalah gaya bahasa yang sering digunakan pada penulisan suatu kalimat untuk memberikan maksud tertentu. Majas sering disebut sebagai kiasan.
Ilustrasi majas repatisi (Foto: Getty Images/iStockphoto/DragonImages)
Makassar -

Majas repetisi adalah salah satu jenis majas yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Agar memahaminya, berikut sejumlah contoh majas repetisi lengkap dengan penjelasannya.

Majas repetisi merupakan salah satu gaya bahasa dalam bahasa Indonesia. Jenis majas ini digunakan dengan mengulang kata-kata atau frase yang sama dalam satu kalimat, klausa, atau paragraf.

Umumnya gaya bahasa ini digunakan dalam penulisan karya sastra tulisan, termasuk puisi maupun prosa. Agar lebih memahami mengenai majas repetisi, berikut contoh, pengertian dan jenis majas repetisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk, disimak!

Contoh Majas Repetisi

  1. Dia bertanya-tanya di dalam hatinya yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.
  2. Langit malam ini terang benderang, dihiasi oleh bintang-bintang yang berkilauan.
  3. Dia datang dengan senyuman yang manis, senyum yang membuat hati hangat.
  4. Ray menyeringai tipis, menerima pulpen. Dia tahu. Masalahnya dia tidak pernah melakukannya.
  5. Pada pagi yang cerah, burung-burung bernyanyi riang di antara dedaunan hijau yang segar.
  6. Air terjun itu mengalir dengan deras, suara gemericiknya mengalun indah di antara bebatuan yang kokoh.
  7. Dia menangis dan terus menangis ketika mengingat orangtuanya.
  8. Sekarang, saat ini, detik ini juga, aku harus menjadi orang yang dewasa!
  9. Anak-anak Rumah Singgah. Mereka riang, bergurau, saling melempari air tergenang, bekas hujan semalaman.
  10. Suara gemuruh petir memecah hening malam, gemuruh yang menggetarkan segalanya dengan gemuruh yang menggelegar.
  11. Anak itu tertawa riang, tertawa dengan suara yang riang dan ceria.
  12. Dia bahkan tidak sempat berjabat-tangan dengan Vina. Gadis itu melangkah masuk lebih dulu.
  13. Entah dari mana datangnya plastik berisi minyak tanah. Entah dari mana datangnya suluh kain yang menyala-nyala
  14. Daun-daun berguguran perlahan yang membentuk hamparan warna-warni di bawah pohon.
  15. Bunga mawar berwarna merah cerah, berwarna merah dengan cerah yang menyala-nyala.
  16. Dulu pernah hidup dua pemahat hebat... Mereka terkenal hingga diundang Raja berlomba di istananya. Mereka diberikan sebuah ruangan besar dengan tembok tembok batu berseberangan.
  17. Dia bertanya, dia mencari, dia mencari jawaban yang tidak pernah ditemukan.
  18. Mungkin karena tubuhnya yang ringkih, mungkin pula karena dia selama ini tidak pernah banyak ulah.
  19. Ia berkata dengan bijak, ia berkata dengan lembut, ia berkata dengan penuh kasih.
  20. Cinta adalah kehangatan, cinta adalah kegembiraan, cinta adalah kesetiaan.
  21. Dia datang terus menerus, padahal aku tidak ingin meladeninya.
  22. Kata Mama, bicara hal yang saling tidak berhubungan itu disebut meracau. Katanya, anak-anak suka meracau. Seperti nenek-nenek dan kakek-kakek.
  23. Di taman itu, bunga-bunga bermekaran dengan warna-warna yang cerah dan memikat.
  24. Itulah janji menatap wajahNya. Menatap wajah Tuhan
  25. Tidak ada lagi bangun kesiangan. Tidak ada lagi kebiasaan mengamen sampai larut malam di gerbong kereta
  26. Ray sibuk mengelap anak-anak tangga saat si kembar Oude dan Ouda tersengal menyampaikan berita. Mereka juga baru pulang dari sekolah
  27. Anak kecil itu tertawa riang dengan tawa yang menggelitik hati.
  28. Ternyata tidak ada, tidak ada yang bertugas melakukan itu.
  29. Mukanya menebar kebencian. Kebencian yang lebih besar dibandingkan saat melawan penjaga panti dulu.
  30. Kalau begitu kamu boleh pergi, adik boleh pergi, kakak boleh pergi, asal izin dulu.
  31. Pohon-pohon di hutan itu berdesir dengan daun-daun yang bergoyang lembut.
  32. Kita bisa beli kuda dan sapi dan kambing dan kucing. Kita bisa beli istana. Kita bisa makan ayam sebanyak-banyaknya. Kita bisa beli baju bagus, main sebanyak yang kita mau di game center, dan melakukan apapun yang kita mau.
  33. Di sana, di bawah langit biru yang luas, langit biru yang membentang tak berujung, terdapat sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu kokoh.
  34. Dia bertanya-tanya di dalam hatinya yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.
  35. Air terjun itu mengalir dengan deras, suara gemericiknya mengalun indah di antara bebatuan yang kokoh
  36. Namun demikian, baik buruh maupun pekerja memiliki peran penting dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  37. Di teras rumah itu, sebuah kursi goyang tua berdiri dengan gagah, kursi goyang tua yang menyaksikan indahnya pemandangan laut setiap hari.
  38. Makan tinggal makan, tidur tinggal tidur.
  39. Seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya dengan lembut. Seseorang yang sekaligus menegurnya dengan ramah. Seseorang yang sama sekali tidak dikenalinya.
  40. Dia menari dengan gerakan-gerakan yang lincah yang mampu penonton terpesona.
  41. Tangan keemasan yang memanjang ke tanah adalah pilar-pilar yang ditanam sang waktu kumasuki adegan demi adegan dalam lukisan itu.
  42. Muka Ray pucat. Tubuhnya dingin. Ujung-ujung bibirnya membiru. Dalam hitungan detik, Ray sudah tidak sadarkan diri
  43. Indahnya pemandangan laut yang memukau hati setiap kali matahari terbenam di ufuk barat, matahari terbenam yang memberikan warna-warni keemasan pada langit senja yang menggoda.
  44. Kesabaran adalah kunci, kunci, dan kunci dalam menghadapi setiap tantangan hidup.
  45. Kurasa Mama tidak akan senang kalau aku bilang Papa mirip hantu. Tapi kurasa Mama tidak akan senang kalau aku bicara bohong.
  46. Dia berlari-lari ke sana kemari, berlari dengan cepat-cepat mencari-cari kunci yang hilang di dalam rumah.
  47. Suara gemuruh petir memecah hening malam, gemuruh yang menggetarkan hati dan mengusik ketenangan jiwa.
  48. Angin bertiup kencang di tepi pantai, bertiup dengan kencangnya yang membuat pasir beterbangan ke udara.
  49. Sebutir pasir adalah seorang penyair yang menghitung detik demi detik.
  50. Dia menyanyikan lagu-lagu lama dengan merdu, lagu-lagu yang membawa kenangan manis di masa lalu.
  51. Menurutku, Papa mirip hantu. Papa mirip hantu karena aku takut hantu, dan aku tahu Mama takut Papa. Dan aku takut papa. Dan aku tahu kalau Mama juga takut Papa.
  52. Aku akan selalu bersamamu, selalu bersamamu, selalu bersamamu, dan akan terus selalu bersamamu di setiap kehidupan yang Tuhan ciptakan.
  53. Dia menyanyi dengan penuh emosi, dia menyanyi dengan penuh penghayatan, dia menyanyi dengan penuh keindahan.
  54. Sejak beberapa menit lalu dia memutuskan untuk berhenti bertanya soal siapa orang ini. Juga berhenti bertanya tentang apa yang diinginkannya, apa maksud semua ini Saat matahari terbit, saat matahari menanjak, saat matahari mencapai puncaknya.
  55. Padahal rasanya baru sebulan lalu. Sebulan lalu, Diar ingat sekali, Rehan kabur dari Panti setelah mencuri brankas milik penjaga Panti persis di hari raya
  56. Tuntutan kita memang demikian, dan demikian pula tuntutan setiap manusia berbudaya.
  57. Dia berjalan dengan gagah, dia berjalan dengan percaya diri, dia berjalan dengan keanggunan.
  58. Dia menunjukkan kasih sayang dengan tulus, dia menunjukkan kasih sayang dengan pengorbanan, dia menunjukkan kasih sayang dengan penuh perhatian.
  59. Matahari bersinar terang di langit biru, sinar yang memberikan kehangatan pada setiap sudut bumi.
  60. Padahal rasanya baru sebulan lalu. Sebulan lalu, Diar ingat sekali, Rehan kabur dari Panti setelah mencuri brankas milik penjaga Panti persis di hari raya Kau bahagia melihat mereka tumbuh besar.
  61. Dia bahkan tidak sempat berjabat-tangan dengan Vin. Gadis itu melangkah masuk lebih dulu.
  62. Kau ikhlas dengan semua apa yang kulakukan untukmu. Kau menerima apa-adanya semua yang kulakukan untukmu, kau ridha.
  63. Jadi, kalau kita jadi orang kaya, kita senang. Karena, kalau kita kaya, kita punya banyak uang, dan uang bisa digunakan untuk mendapatkan banyak hal. Dan banyak hal membuat orang-orang senang.
  64. Angin bertiup sepoi-sepoi yang dapat menyegarkan pikiran dan meredakan panasnya siang hari.
  65. Di luar adalah seluruh dunia yang lain. Di luar panas. Menurut penyiar berita televisi, suhu di luar di atas 33 derajat Celcius.
  66. Yang ia lakukan setiap harinya hanyalah tidur, tidur, dan tidur terus.
  67. Bakso kau tidak mau. Nasi goreng kau tidak mau. Sate juga kau tidak mau. Lantas apa yang mau kau makan? Mau kelaparan saja?
  68. Ramai oleh suara beduk ditabuh bertalu-talu. Ramai oleh suara takbir yang menggema ke segenap penjuru.
  69. Besok aku beri kau hadiah, hadiah untuk ulang tahun.

Pengertian Majas Repetisi

Menurut KBBI, repetisi adalah ulangan (pelajaran) atau latihan. Sementara itu, dikutip dari jurnal Universitas PGRI Sumatera Barat yang berjudul Repetisi Epizeuksis dalam Kumpulan Puisi Jalan Menuju Rumah-Mu Karya Acep Zamzam Noor, dalam ilmu sastra, repetisi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata kunci yang terdapat di awal kalimat untuk mencapai efek tertentu dalam penyampaian makna ulangan (sandiwara dan sebagainya).

ADVERTISEMENT

Adapun pengertian majas repetisi menurut beberapa ahli, di antaranya:

Wijana (2006)

Majas repetisi merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan pengulangan kata, frasa, atau klausa yang sama untuk mempertegas makna dari kalimat atau wacana.

Gorys (2006)

Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.

Zaimar (2002)

Repetisi adalah pengulangan kata atau frasa, klausa, bahkan kalimat.

Sumarlam (2008)

Repetisi atau pengulangan adalah pengulangan satuan lingual baik itu bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi represif pada suatu konteks yang sesuai.

Dengan demikian, majas repetisi adalah pengulangan kata, frasa, atau gagasan untuk memberikan penekanan, memperkuat, atau meningkatkan efek sastra. Repetisi dapat digunakan untuk menciptakan ritme, memperkuat gagasan utama, atau meningkatkan daya tarik dalam teks.

Jenis Majas Repetisi

Majas Repetisi dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penggunaannya. Berikut ini adalah beberapa jenis gaya bahasa repetisi dikutip dari Jurnal Universitas Halu Oleo yang berjudul Repetisi dan Paralelisme dalam Puisi "Suatu Senja Tanpa Lampu-lampu Semanggi":

1. Epizeuksis

Epizeuksis adalah repetisi atau pengulangan kata yang dilakukan secara langsung dan berturut-turut, tanpa selaan kata lain (Lianawati W.S.. 2019:203). Pola pengulangan epizeuksis biasanya terjadi dalam satu lingkup baris, klausa, kalimat.

Contoh: Air mata, air mata yang mengalir tak terbendung, mengalir di pipi-pipi yang pucat dan lelah.

2. Tautotes

Tautotes adalah pengulangan kata atau frasa yang dilakukan secara berulang-ulang, biasanya dalam satuan lingual atau konstruksi yang berbeda (Siswono, 2014:41).

Contoh: Pagi-pagi di desa itu, segala sesuatu terasa segar dan baru.

3. Anafora

Anafora adalah pengulangan kata pertama pada setiap baris atau atau setiap kalimat (Siswono, 2014:41)

Contoh: Pada hari itu, dia merasa bahagia. Pada hari itu, dia merasa beruntung. Pada hari itu, dia merasa penuh keberkahan.

4. Epistrofa

Epistrofa yaitu pengulangan kata atau frasa di akhir baris atau kalimat puisi (Lianawati W.S., 2019:202).

Contoh: Dia berkata bahwa dia akan bertahan. Teman-temannya berkata bahwa dia akan bertahan. Bahkan, dia sendiri berkata bahwa dia akan bertahan.

5. Simploke

Simploke adalah pengulangan kata atau frasa di awal dan akhir beberapa baris atau kalimat, secara berturut-turut (Keraf, 2007:128).

Contoh: Angin berdesir lembut, dedaunan bergetar lembut, memberikan kedamaian di dalam hutan yang sunyi.

6. Mesodiplosis

Mesodiplosis adalah pengulangan kata atau frasa di tengah baris, klausa, kalimat yang terjadi berurutan (Keraf, 2007:128).

Contoh: Percayalah, keberanian tidaklah hanya tentang menghadapi ketakutan, keberanian adalah tentang mengatasi ketakutan. Ketika kita mengatasi ketakutan, kita akan menemukan keberanian yang sejati.

7. Epanalepsis

Epanalepsis adalah pengulangan kata di awal baris, klausa, atau kalimat menjadi kata terakhir pada baris, klausa, atau kalimat tersebut (Keraf, 2007:128). Sederhananya, epanalepsis adalah majas yang mengulang kata atau frasa di awal dan akhir sebuah klausa atau kalimat.

Contoh: Saya percaya pada cinta. Cinta yang sesungguhnya bisa mengatasi segala rintangan.

8. Anadiplosis

Anadiplosis adalah pengulangan kata atau frasa terakhir suatu baris, klausa, atau kalimat yang menjadi kata pertama baris, klausa, atau kalimat berikutnya (Keraf, 2007:128).

Contoh: Cinta membawa kebahagiaan. Kebahagiaan membawa kedamaian. Kedamaian membawa keabadian.

Demikianlah contoh, pengertian hingga jenis majas repetisi. Semoga membantu ya, detikers!




(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads