Tanah longsor menerjang rumah warga di dua kecamatan di Kabupaten Tana Toraja (Tator), Sulawesi Selatan (Sulsel) dan mengakibatkan 20 orang tewas. Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menduga longsor di Tator terjadi karena kondisi alam atau lahan yang menurun.
Hal tersebut disampaikan Bahtiar saat mengunjungi keluarga korban tanah longsor di Rumah Sakit Lakipadada Tana Toraja pada Minggu (14/4) malam. Dia juga mengatakan bahwa longsor sebelumnya terjadi di Palopo, Luwu dan Toraja Utara.
"Saya terus mengimbau warga Sulsel khususnya Tana Toraja, karena alamnya Sulsel ini sangat rawan longsor dan banjir, alamnya kita yang sudah menurun kemampuannya," kata Bahtiar kepada wartawan, Minggu (14/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berturut-turut bencana hidrometeorologi terjadi di Sulsel, kemarin di Luwu, Palopo, Toraja Utara, dan sekarang Tana Toraja," lanjutnya.
Dia mengaku menyadari kondisi alam Sulsel menurun sejak tahun lalu. Dia mengambil kesimpulan tersebut setelah melihat fenomena kekurangan air saat terjadi kemarau yang melanda beberapa daerah di Sulsel dan saat musim hujan terjadi banjir dan longsor.
"Jadi sebenarnya saya sudah sadar dari tahu lalu. Karena pada musim kemarau saya lihat beberapa wilayah kesulitan air bersih, lahan-lahan kering di mana-mana. Nah pada musim hujan terjadi longsor dan banjir, kalau kita tanya apa penyebabnya jawabannya sederhana, karena sudah tidak ada pohon yang mengikat tanah," ucapnya.
![]() |
Bahtiar menuturkan pihaknya akan segera mencari solusi untuk mengatasi kondisi tersebut agar tidak menimbulkan korban jiwa lagi. Selain itu, dia juga meminta masyarakat utuk sadar dan bersama-sama menjaga lingkungan.
"Saya kira ini tantangan bagi kita, harus cari solusi jangka pendek, menengah dan panjang, itu yang harus kita lakukan. Paling utama itu menjaga warga kita dari ancaman bahaya. Jadi kita harus punya kesadaran yang sama untuk menjaga lingkungan, mungkin kami juga akan melakukan upaya-upaya edukasi di masyarakat," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Saksikan Video 'Medan Terjal Pencarian Korban Longsor Tana Toraja, 20 Ditemukan Tewas':
20 Koran Tewas Ditemukan
Tim SAR gabungan menghentikan pencarian korban tanah longsor di dua titik di Kabupaten Tana Toraja. Operasi dihentikan setelah 20 korban yang sebelumnya dinyatakan hilang tertimbun ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Sebanyak 20 jasad korban longsor di dua lokasi sudah dievakuasi. Maka operasi SAR bencana alam dinyatakan selesai dan ditutup," kata Kepala Kantor Basarnas Makassar Maxianus Bekabel kepada wartawan, Senin (15/4).
Untuk diketahui, bencana longsor pertama terjadi di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Tana Toraja, Sabtu (13/4) sekitar pukul 23.30 Wita. Longsor terjadi usai wilayah tersebut diterjang hujan deras.
Sebanyak 16 korban ditemukan tewas dan dua selamat di lokasi tersebut. Korban terakhir ditemukan merupakan ibu dan anak bernama Safia (43) dan Gea (3), Senin (15/4) sekitar pukul 17.40 Wita.
Selanjutnya, longsor juga di Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja, Minggu (14/4) sekitar pukul 03.00 Wita. Longsor menerjang satu rumah milik warga yang mengakibatkan empat orang tewas dan dua selamat.