Pj Gubernur Sulsel Ungkap Dugaan Penyebab Longsor Tewaskan 18 Orang di Tator

Pj Gubernur Sulsel Ungkap Dugaan Penyebab Longsor Tewaskan 18 Orang di Tator

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Senin, 15 Apr 2024 07:30 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin saat menjenguk keluarga korban longsor di Rumah Sakit Lakipadada Tana Toraja.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Tana Toraja -

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin mengunjungi keluarga korban longsor di Kabupaten Tana Toraja (Tator). Bahtiar turut mengungkap penyebab terjadinya longsor di dua kecamatan di Tator yang menewaskan 18 orang.

"Sabar Ki, yakinlah Tuhan memberikan terbaik, ini cobaan bagi kita semua," kata Bahtiar kepada keluarga korban di Rumah Sakit Lakipadada Tator, Minggu (14/4/2024) malam.

Bahtiar mengatakan penyebab terjadinya longsor di Kecamatan Makale dan Makale Selatan karena kondisi lingkungan yang sudah menurun. Hal ini juga kata dia, dialami beberapa wilayah di Sulsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya terus mengimbau warga Sulsel khususnya Tana Toraja, karena alamnya Sulsel ini sangat rawan longsor dan banjir, alamnya kita yang sudah menurun kemampuannya. Berturut-turut bencana hidrometeorologi terjadi di Sulsel, kemarin di Luwu, Palopo, Toraja Utara, dan sekarang Tana Toraja," ungkapnya.

Dia mengaku sudah mulai sadar akan kondisi alam Sulsel yang mulai menurun sejak tahun lalu. Dia mengambil kesimpulan tersebut setelah melihat fenomena kekurangan air saat terjadi kemarau yang melanda beberapa daerah di Sulsel dan saat musim hujan terjadi banjir dan longsor.

ADVERTISEMENT

"Jadi sebenarnya saya sudah sadar dari tahu lalu. Karena pada musim kemarau saya lihat beberapa wilayah kesulitan air bersih, lahan-lahan kering di mana-mana. Nah pada musim hujan terjadi longsor dan banjir, kalau kita tanya apa penyebabnya jawabannya sederhana, karena sudah tidak ada pohon yang mengikat tanah," ucapnya.

Bahtiar menuturkan pihaknya akan melakukan penanganan jangka pendek, menengah dan jangka panjang untuk mengantisipasi terjadinya bencana serupa. Dia juga mengimbau masyarakat untuk sadar menjaga lingkungan hidup.

"Saya kira ini tantangan bagi kita, harus cari solusi jangka pendek, menengah dan panjang, itu yang harus kita lakukan. Paling utama itu menjaga warga kita dari ancaman bahaya. Jadi kita harus punya kesadaran yang sama untuk menjaga lingkungan, mungkin kami juga akan melakukan upaya-upaya edukasi di masyarakat," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, bencana longsor terjadi di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sabtu (13/4) sekitar pukul 23.30 Wita. Insiden tersebut mengakibatkan 15 korban tewas, dua selamat dan dua lainnya masih dinyatakan hilang.

Selain itu, longsor juga terjadi di Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Minggu (14/4) sekitar pukul 03.00 WITA. Longsor menerjang satu rumah warga dan mengakibatkan tiga orang tewas, dua selamat dan satu masih dalam pencarian.

"Kalau longsor di Palangka Kecamatan Makale ada 15 orang ditemukan tewas dan 2 korban masih hilang, di Desa Randan Batu Makale Selatan 3 orang yang tewas dan 1 orang hilang. Jadi total 18 korban tewas di dua lokasi," kata Kepala BPBD Tana Toraja Christian Sakkung kepada detikSulsel, Minggu (14/4).




(hsr/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads