Ketua DPD I Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) Taufan Pawe (TP) telah mendapat surat tugas dari DPP Golkar untuk menjadi bakal calon gubernur Sulsel. Namun TP tidak sendiri, lantaran harus bersaing dengan kader internal partai yang membuat itu menjadi tantangan bagi TP dalam menjalani pertarungan di Pilgub Sulsel 2024.
Pakar Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto menilai, TP memiliki peluang yang cukup besar maju di Pilgub dengan posisinya sebagai pucuk pimpinan di Golkar Sulsel. Apalagi capaian 14 kursi Golkar di Pileg cukup untuk menjadi modal bagi Golkar Sulsel mendorong kadernya.
"Entah (TP) nanti potensinya 01 atau 02, saya rasa sebagai partai yang suaranya cukup signifikan dengan 14 kursi di DPRD Sulsel Golkar masih berpotensi mencalonkan kadernya sebagai 01," kata Ali kepada detikSulsel, Minggu (8/4/2024).
Ali menyebut, jika Golkar akhirnya memastikan kadernya maju, maka akan mempunyai peluang cukup besar menang di Pilgub. Namun pertarungan sesama kader tidak bisa dihindarkan, seperti mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS) yang juga diusung Golkar maju Pilgub.
Selain TP dan IAS, ada tiga kader Golkar lainnya yang mendapat surat tugas menjadi bakal calon Gubernur Sulsel. Ketiganya, Wakil Ketua Umum Golkar Nurdin Halid (NH), Bupati Luwu Indah Putri Indriani, dan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
"Golkar saat ini punya figur baik 01 maupun 02, Pak IAS mungkin 01 dan pak TP fleksibel bisa 01 dan 02 tapi persoalannya bagaimana dinamika internal di Golkar akhirnya memunculkan siapa (yang diusung)," katanya.
Sementara untuk melenggang menjadi kandidat Pilgub, kata Ali, TP terlebih dahulu harus memenangkan persaingan di internal Golkar. TP harus bisa meyakinkan DPP Golkar dengan elektabilitas dan penerimaan masyarakat tinggi.
"Saya rasa jika maju sebagai calon TP cukup potensial walaupun tidak bisa dibilang se-populer IAS dan Adnan (sekarang), tapi saya rasa dengan marketing politik yang baik nantinya pasti bisa bersaing menurut saya," ujar Ali.
Menurut dia, TP harus terus meningkatkan citra atau reputasi dirinya. Tak hanya dengan dikenal, TP juga harus meningkatkan akseptabilitasnya atau penerimaannya di masyarakat.
"Banyak yang kenal TP, tapi tidak kenal personal branding-nya. Jadi harus TP mem-branding untuk dikenal dan diterima di masyarakat. Itu yang penting segera dilakukan karena yang lain sudah melakukannya," bebernya.
Sementara, saat ini hasil sejumlah survei menempatkan TP masih di bawah dari bakal calon lainnya. Elektabilitasnya belum mampu menyaingi figur cagub lain, seperti mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS), Wali Kota Makassar Muhammad Ramdhan 'Danny' Pomanto, maupun Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
"Nama TP sendiri belum muncul di permukaan sebagai salah satu cagub favorit," ujar Ali.
Ali mengungkapkan, TP juga sejauh ini mengalami tantangan untuk maju di Pilgub. Salah satunya, Golkar gagal mempertahankan kursi ketua DPRD Sulsel, termasuk harus menangani konflik internal yang terus menerpa Golkar Sulsel.
"Walaupun posisi TP lebih menguntungkan dengan posisinya sebagai ketua Golkar kemudian ini juga menjadi polemik karena Golkar gagal mempertahankan tahtanya di Sulsel," katanya.
"Tahtanya direbut oleh NasDem dan ini bisa jadi alasan untuk mendelegitimasi Taufan Pawe dalam pencalonan gubernur dan ini bisa menjadi klaim kubu lawannya," ujar Ali.
Belum lagi sorotan terhadap kinerja istrinya, Ernawati Rasyid Taufan yang menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Parepare. Ali menyatakan bahwa situasi ini bisa diredam jika TP memiliki nilai tawar yang kuat untuk maju dalam Pilgub Sulsel.
Jadi, Ali menilai TP harus berjuang keras agar namanya masuk dalam daftar kandidat calon gubernur atau calon wakil gubernur. Ali menyarankan agar TP meningkatkan citra dan reputasinya di mata masyarakat.
"(Kalau TP tidak maju Pilgub Sulsel) saya kira berakhir juga karier politiknya, pasti dorongan dari bawah untuk evaluasi makin kencang, istrinya saja sudah digoyang di Parepare," ujar Ali.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Airlangga: Golkar Keluarkan 1.040 Penugasan Pertimbangkan untuk Pilkada"
(sar/sar)