Ali mulanya menyebut TP menghadapi gejolak yang timbul di internal partai Golkar, bahkan kinerja istrinya, Ernawati Rasyid Taufan sebagai Ketua DPD II Golkar Parepare pun turut jadi sorotan. Situasi itu disebut bisa diredam jika TP punya nilai tawar untuk maju Pilgub Sulsel.
"(Kalau TP tidak maju Pilgub Sulsel) saya kira berakhir juga karier politiknya, pasti dorongan dari bawah untuk evaluasi makin kencang, istrinya saja sudah digoyang di Parepare," ujar Ali Armunanto kepada detikSulsel, Minggu (7/4/2024).
Ali menjelaskan janji politik TP kala bertarung di Musda Golkar 2020 lalu sudah terdegradasi. Lawan politik TP, kata Ali, menjadikan TP sebagai bulanan-bulan karena kondisi Golkar saat ini.
"Kondisinya sudah jauh berbeda sekarang dan posisinya sekarang sebagai ketua Golkar akan jadi bulan-bulanan dari lawan politiknya dan itu bisa menjadikannya terdeligitimasi," katanya.
Dia justru memprediksi bakal muncul sosok baru di momentum Pilgub dengan iming-iming akan menyelamatkan Golkar. Hal itu didukung persaingan internal untuk perebutan rekomendasi Golkar cukup ketat.
"Mungkin akan ada sosok pahlawan baru yang muncul dan mengklaim untuk menyelamatkan Golkar dan ini saya rasa akan dihadapi Taufan Pawe," jelasnya
Kondisi itu membuat TP harus berjuang keras agar namanya masuk dalam daftar kandidat calon gubernur atau calon wakil gubernur. Namun TP harus bersaing dengan mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan dan Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani yang juga diusung DPP Golkar.
"Saya rasa jika maju sebagai calon TP cukup potensial walaupun tidak bisa dibilang se-populer IAS dan Adnan (sekarang), tapi saya rasa dengan marketing politik yang baik nantinya pasti bisa bersaing menurut saya," ujar Ali.
Menurut Ali, TP harus meningkatkan citra atau reputasi dirinya. Tak hanya dengan dikenal, TP juga harus meningkatkan akseptabilitasnya atau penerimaannya di masyarakat.
"Saya rasa dia perlu meningkatkan personal brandingnya, banyak yang kenal TP, tapi tidak kenal personal brandingnya. Jadi harus TP membranding untuk dikenal dan diterima di masyarakat. Itu yang penting segera dilakukan karena yang lain sudah melakukannya," bebernya.
Pasalnya, kata Ali, hasil sejumlah survei TP masih di bawah dari sejumlah tokoh tenar lainnya seperti mantan gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS), Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto. Termasuk belum bisa menyaingi kader Golkar seperti IAS, Adnan dan Indah.
"Beberapa hasil survei belum menunjukkan keunggulan TP dibanding kandidat lain, hasil survei masih didominasi ASS, Danny IAS, Adnan, Indah, nama TP sendiri belum muncul di permukaan sebagai salah satu cagub favorit," ujar Ali.
Meski demikian, Ali menilai TP mempunyai keunggulan dengan posisinya sebagai pucuk pimpinan di Golkar Sulsel. Namun, TP harus bisa meyakinkan DPP dengan menaikkan elektabilitasnya dengan menyaingi cagub dari kader Golkar lainnya.
"Entah nanti potensinya 01 atau 02, saya rasa sebagai partai yang suaranya cukup signifikan dengan 14 kursi di DPRD Sulsel Golkar masih berpotensi mencalonkan kadernya sebagai 01," kata Ali.
Namun, kata Ali, siapapun kader yang diputuskan DPP di internal Golkar akan punya peluang cukup besar menang di Pilgub. Pasalnya, Golkar masih punya kekuatan cukup besar di Sulsel.
"Golkar saat ini punya figur baik 01 maupun 02, Pak IAS mungkin 01 dan pak TP fleksibel bisa 01 dan 02 tapi persoalannya bagaimana dinamika internal di Golkar akhirnya memunculkan siapa.
Sementara itu, TP menyampaikan masih pikir-pikir untuk maju Pilgub dengan mempertimbangkan dinamika politik Sulsel. Apalagi saat ini dirinya berpeluang besar masuk DPR RI usai KPU menyatakan PPP tak lolos ambang batas parlemen, meski PPP masih menggugat ke Mahkamah Konstitusi.
"Saya juga harus realistis melihat peluang-peluang yang ada, kalau hanya semangat mau maju tapi tidak berpikir realistis untuk menang, untuk apa? Sedangkan dengan posisi kalau ditakdirkan dan saya berkeyakinan dengan takdir sebagai (anggota) DPR RI kita buka," kata TP saat buka bersama di kantor Golkar Sulsel, Rabu (3/4) lalu.
TP tidak mau serta merta mendeklarasikan diri maju Pilgub tanpa pertimbangan yang matang. Menurutnya, keputusan bisa diambil saat momen terakhir jelang Pilkada.
"Jangan sampai semangat mau maju tapi jadi kayu bakar. Walaupun saya yakin bisa bertarung karena namanya politik sangat dinamis, di injury time bisa cetak bola," tambah TP.
(sar/hmw)