Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin ingin menjadikan Kabupaten Wajo sebagai daerah penghasil ikan tawar terbesar di Sulsel. Bahtiar menilai Wajo punya potensi untuk pengembangan sektor perikanan lantaran didukung banyak danau dan bendungan yang cukup besar.
Hal itu disampaikan Bahtiar usai menebar 250 ribu benih ikan nila di Bendungan Kalolo dan Bendungan Paselloreng, Wajo, Selasa (2/4). Bahtiar turut didampingi Pj Bupati Wajo Andi Bataralifu.
"Kabupaten Wajo bukan daerah kepulauan tapi banyak potensi airnya, baik bendungan maupun danau. Ini sangat bagus dan harus dikelola dengan baik agar bisa menjadi potensi ekonomi baru bagi masyarakat," kata Bahtiar dalam keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahtiar optimis potensi perikanan yang dimiliki Wajo bisa memacu pertumbuhan ekonomi. Dia berharap Pemkab Wajo dan Forkopimda Wajo bekerja sama mendorong daerah menjadi sentra ikan tawar yang tidak dimiliki daerah lain.
"Kita hendak menjadikan Kabupaten Wajo ini sebagai pusat ikan air tawar, ini memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Di sini ada 27 danau, inilah kelebihan Kabupaten Wajo" ungkapnya.
Sementara itu, Pj Bupati Wajo Andi Batara mengapresiasi bantuan benih ikan tawar dari Pemprov Sulsel. Dia memastikan saran dari Bahtiar akan segera dikoordinasikan dengan stakeholder terkait.
"Tentu ini menjadi catatan buat kita semua dalam mengembangkan, dan coba mengonsolidasikan agar bernilai ekonomi dan bermanfaat secara umum bagi masyarakat," kata Batara.
Andi Batara menyadari program Bahtiar tidak hanya peningkatan potensi ikan air tawar saja, namun juga budi daya tanaman holtikultura. Pihaknya pun akan memanfaatkan sumber daya yang selama ini terabaikan, khususnya lahan.
"Saat ini kita melihat lahan itu sebagai sumber ekonomi, dan itu kita melihat ini dan melakukan sosialisasi dan pembelajaran serta contoh bagi masyarakat Wajo pada khususnya, bahwa lahan itu bisa bernilai ekonomi," lanjutnya.
Pihaknya juga akan mengupayakan bantuan modal bagi pengusaha yang dikerjasamakan dengan pihak bank melalui kredit usaha rakyat (KUR). Andi Batara berkomitmen memberikan pendampingan kepada warga yang ikut mendorong program pemerintah.
"Kemudian dengan bantuan banyak pihak, KUR kalau kurang modal dan bantuan pendampingan dari dinas terkait serta bibit dari gubernur, intens diberikan. Sebenarnya alat untuk memperbaiki ekonomi kita sudah cukup. Insyaallah kalau kita komitmen, kita bisa melaksanakan dengan baik," pungkasnya.
(sar/asm)