- Doa Sholat Dhuha Bacaan Doa Sholat Dhuha Versi Lainnya
- Tata Cara Sholat Dhuha
- Keutamaan Sholat Dhuha 1. Menjadi Sedekah Semua Tulang Manusia 2. Menjadi Sholat Kaum Awwâbîn, yaitu Orang-orang yang Pulang (Bertaubat) kepada Allah Ta'ala. 3. Setiap Dua Rakaat Sholat Dhuha Mempunyai Keutamaan Khusus
- Waktu Mengerjakan Sholat Duha
Sholat dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Setelah mengerjakan shalat ini, hendaknya dilanjutkan dengan membaca doa-doa khusus kepada Allah SWT.
Lantas, seperti apa bacaan doa sholat dhuha yang benar sesuai sunnah?
Mengutip dari buku Keberkahan Sholat Dhuha oleh Ustadz Arif Rahman, shalat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu Zhuhur. Afdalnya dikerjakan sekitar pukul 09.00, saat matahari sedang naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sholat sunnah dikenal sebagai sholat untuk memohon rizki dari Allah SWT. Hal ini berdasarkan hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, "Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (dhuha) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya." (HR. Hakim dan Thabrani)(1)
Karena segudang keutamaannya ini, sholat dhuha hendaknya dimanfaatkan untuk memohon doa kepada Allah SWT. Adapun bacaan doa-doa yang dianjurkan untuk dibaca telah diterangkan dalam kitab-kitab fiqih Mazhab Syafii seperti I'anatut Thalibin, Tuhfatul Muhtaj, dan Hasyiyatul Jamal.(2)
Sebagai panduan, berikut ini doa sholat dhuha, tata cara melaksanakannya, serta keutamaannya. Simak yuk!
Doa Sholat Dhuha
Masih dari buku Keberkahan Sholat Dhuha Raih Rezeki Sepanjang Hari oleh Ustadz Arif Rahman, berikut ini lafal doa yang dianjurkan untuk dibaca setelah mengamalkan sholat duha, yakni:
اللهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقَ فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ
Arab Latin: Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu'asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahirhu, wa inkaana ba'idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita 'ibadikash shalihin.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu.
Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah.
Dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang sholeh."
Bacaan Doa Sholat Dhuha Versi Lainnya
Selain doa di atas, ada juga juga versi doa lain yang dapat dibaca setelah sholat dhuha seperti dilansir dari laman NU Online sebagai berikut:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Arab latin: Allāhumma innad dhuhā'a dhuhā'uka, wal bahā'a bahā'uka, wal jamāla jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka.
Artinya: Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.
Setelah itu, membaca lafal doa berikut ini:
اَللهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ
Arab latin: Allāhumma bika ushāwilu, wa bika uhāwilu, wa bika uqātilu.
Artinya: Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.
Sebagai penutup, berikut ini lafal doa yang dianjurkan juga untuk menutup doa shalat dhuha. Jika memungkinkan, dibaca sebanyak 40 atau 100 kali.
Bunyinya:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Arab latin: Rabbighfir lī, warhamnī, wa tub 'alayya, innaka antat tawwābur rahīm.
Artinya: Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah daku. Terimalah tobatku. Sungguh, Kau maha penerima tobat dan maha penyayang.(2)
Tata Cara Sholat Dhuha
Shalat dhuha dapat dilaksanakan sebagaimana shalat-shalat sunnah lainnya, yaitu dua rakaat kemudian salam. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Niat di dalam hati bersamaan takbîratul Ihrâm. Untuk memantapkan niat, bisa melafalkan niat sholat duha berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushallî sunnatad dhahâ rak'ataini lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah ta'ala." Membaca doa Iftitah
Membaca surat al Fatihah
Membaca satu surat di dalam Al-Quran. Afdholnya rakaat pertama membaca surat Asy-Syam dan rakaat kedua surat Al-Lail
Ruku' dan membaca tasbih tiga kali
I'tidal dan membaca bacaannya
Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
Duduk di antara dua sujud dan membaca bacaannya
Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara di atas, kemudian Tasyahud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.
Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan seperti dijelaskan di atas.
Keutamaan Sholat Dhuha
Terdapat berbagai keutamaan apabila detikers mengamalkan sholat duha. Berikut di antaranya:
1. Menjadi Sedekah Semua Tulang Manusia
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى. (رواه مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Dzar radliyallahu 'anh, dari Nabi SAW, beliau bersabda: 'Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma'ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat shalat Dhuha mencukupi semuanya itu'," (HR Muslim).
2. Menjadi Sholat Kaum Awwâbîn, yaitu Orang-orang yang Pulang (Bertaubat) kepada Allah Ta'ala.
Dijelaskan dalam riwayat berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ. قَالَ: وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ. (رواه الحاكم وقال: هذا حديث صحيح على شرط مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu 'anh, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.' Rasulullah SAW bersabda: 'Shalat Dhuha adalah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat'," (HR al-Hakim dan ia berkata: "Ini hadits shahih sesuai syarat Imam Muslim).
3. Setiap Dua Rakaat Sholat Dhuha Mempunyai Keutamaan Khusus
Hal ini sebagaimana dalam riwayat berikut:
عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ، فَقُلْتُ: يَا عَمُّ اقْبِسْنِى خَيْرًا. فَقَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ: إِنْ صَلَّيْتَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ تُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا أَرْبَعًا كُتِبْتَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا سِتًّا كُتِبْتَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثَمَانِيًا كُتِبْتَ مِنَ الْفَائِزِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا عَشْرًا لَمْ يُكْتَبْ لَكَ ذَلِكَ الْيَوْمَ ذَنْبٌ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهِ لَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ. ( رواه البيهقي)
Artinya: "Diriwayatkan dari Ismail bin Ubaidillah, dari Abdullah bin Amr, ia berkata: 'Aku bertemu dengan Abu Dzar radliyallahu 'anh, lalu berkata: 'Wahai Paman, beritahukanlah diriku pada suatu kebaikan.' Lalu ia menjawab: 'Aku bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana Kamu bertanya kepadaku. Lalu beliau bersabda: 'Bila Kamu shalat Dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai; bila Kamu shalat Dhuha empat rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik; bila Kamu shalat Dhuha enam rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat; bila Kamu shalat Dhuha delapan rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung; bila Kamu shalat Dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu; dan bila Kamu shalat Dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga'," (HR al-Baihaqi).(2)
Waktu Mengerjakan Sholat Duha
Sementara itu, untuk waktu menjalankan amalan sholat duha ini sebenarnya adalah mulai matahari terbit seukuran satu tombak sampai waktu zawâl. Kendati begitu, waktu yang lebih utama yaitu ketika terik matahari telah terasa panas.
Dalam fiqih diistilahkan dengan rumus berikut, yaitu 'setelah melewati seperempat siang' (dihitung dari awal subuh). Kira-kira mulai sekitar jam 9 pagi.
Imam Muslim meriwayatkan:
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رضي اللهُ عنه: أَنَّهُ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى، فَقَالَ: أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ في غَيْرِ هذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ؟ إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِيْنَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ (رواه مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radliyallahu 'anh, sungguh ia pernah melihat segolongan orang melakukan shalat Dhuha, lalu ia berkata: 'Tidakkah kalian tahu, bahwa shalat dalam waktu ini lebih utama? Sungguh Rasulullah SAW bersabda: 'Shalat kaum awwâbîn (shalat Dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari'" (HR Muslim; lihat Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarhun Nawawi 'alâ Shahîh Muslim, [Bairut, Dâr Ihyâ'it Turâtsil 'Arabi, 1292 H], juz VI: 30).
Hikmahnya jika dilaksanakan pada waktu utama ini adalah agar setiap seperempat siang tidak kosong dari shalat. Seperempat siang pertama itu yakni sholat Subuh, seperempat siang kedua ada shalat duha, seperempat siang ketiga ada sholat Zuhur, dan seperempat siang keempat ada sholat Ashar. (Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în, [Bairut, Dârul Fikr), halaman 102).(2)
Nah, itulah doa sholat duha, tata cara melaksanakannya, serta keutamaannya. Semoga bermanfaat dan semoga dapat diamalkan ya, detikers!
Sumber:
- Buku Keberkahan Sholat Dhuha Raih Rezeki Sepanjang Hari oleh Ustadz Arif Rahman
- Laman NU Online, 'Doa Shalat Dhuha'
- Laman NU Online, 'Tata Cara Shalat Dhuha dan Keutamaannya'
(edr/alk)