Tim SAR gabungan menemukan black box dan emergency locator transmitter (ELT) pesawat Smart Air yang jatuh di hutan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). Black box itu akan diperiksa Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Iya sudah ditemukan black box dan ELT-nya," ungkap Kepala Basarnas Tarakan Syahril kepada detikcom, Rabu (13/3/2024).
Black box dan ELT pesawat Smart Air itu ditemukan di antara puing-puing pesawat di wilayah Alur Subaka, Desa Binuang, Kecamatan Krayan Tengah, Nunukan, Minggu (10/3). Namun kedua benda itu baru bisa dievakuasi pada Senin (11/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dapatnya (black box dan ELT) hari itu juga waktu evakuasi korban, cuman waktu dievakuasi itu kita prioritaskan korban dulu. Besoknya tim yang di lapangan dievakuasi itu sekalian dengan black box-nya," tuturnya.
"Kenapa tidak sekalian dievakuasi pada hari evakuasi korban tidak dilakukan karena adanya cuaca buruk pada saat itu," tambah Syahril.
Syahril menegaskan tim SAR gabungan saat ini sudah menghentikan proses evakuasi. Sementara terkait puing-puing pesawat di lokasi bukan kewenangannya.
"Kalau puing-puing tidak ada tanggung jawab dengan kita, target kita korban saja," terang Syahril.
Syahril menuturkan, black box dan ELT pesawat Smart Air itu diserahkan ke KNKT. Dia mengatakan KNKT juga akan bertanggung mengevakuasi puing-puing pesawat.
"Itu (black box dan ELT) kita serahkan ke KNKT pada hari Senin (11/3). Itu (evakuasi puing-puing pesawat) KNKT juga," sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, tim SAR mengevakuasi dua korban pesawat Smart Air jenis pilatus yang jatuh pada Minggu (10/3). Keduanya merupakan pilot bernama Kapten Yusuf dan seorang teknisi, Deny.
"Satu selamat, satu meninggal. Pilotnya selamat," ungkap Syahril saat dihubungi, Minggu (10/3).
Syahril tidak menjelaskan detail kondisi kedua korban. Namun pilot Smart Air mengalami luka di kepala.
"(Kondisi pilot) luka-luka di kepalanya tapi masih bisa berkomunikasi," imbuhnya.
(sar/asm)