Terdapat banyak amalan yang dianjurkan pada malam Nisfu Syaban yang penuh kemuliaan dan keberkahan, salah satunya sholat Nisfu Syaban yang dikhususkan untuk malam tersebut. Lantas, sholat Nisfu Syaban ini dikerjakan setelah sholat apa?
Mengutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, hal tersebut telah dijelaskan dalam beberapa hadits shahih, sebagaimana hadits riwayat berikut:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka shalatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas)." (HR. Ibnu Majah)
Ini juga diterangkan dalam hadits berikut:
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ
Artinya: "Allah merahmati para hamba-Nya di malam Nisfu Syaban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap muslim lain karena urusan duniawi." (HR Ibnu Hibban, th-Thabarani dan al-Baihaqi).
Nah, sebelum mengerjakan ibadah ini, berikut ini penjelasan tentang sholat Nisfu Syaban dikerjakan setelah sholat apa. Simak yuk!
Sholat Nisfu Syaban Dikerjakan Setelah Sholat Apa?
Dari situs MTs Serba Bakti Suryalaya, waktu pelaksanaan sholat Nisfu Syaban ini dilakukan setelah sholat ba'diyah Maghrib. Baru kemudian dilanjutkan setelah sholat Isya.
Urutannya adalah sebagai berikut:
- Sholat fardhu Maghrib
- Dilanjutkan dengan sholat sunnah ba'diyah Maghrib
- Lalu, sholat Nisfu Syaban
- Sholat sunnah qobliyah Isya
- Sholat fardhu Isya
- Kemudian, sholat ba'diyah Isya
- Dzikir
- Melanjutkan sholat Nisfu Syaban
Tata Cara Sholat Nisfu Syaban
Sholat Nisfu Syaban ini dapat dikerjakan secara berjamaah maupun sendiri. Adapun, bacaan yang berbeda yakni hanya pada niat ketika dilakukan berjamaah ataupun dilaksanakan secara mandiri dan surah yang dibaca setelah membaca Al-Fatihah.
Berikut tata cara shalat Nisfu Syaban yang dapat menjadi panduan, yaitu:
1. Membaca Niat Shalat Nisfu Syaban
Niat Shalat Nisfu Syaban berbeda jika dikerjakan sendiri, sebagai Imam, maupun makmum. Berikut bacaan niatnya masing-masing:
Niat Sholat Nisfu Syaban Sendiri
أُصَلِّي سُنَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى، اللهُ أَكْبَرُ
Arab Latin: Ushalli sunnata Nishfi Sya'bân rak'ataini lillâhi ta'ala, Allahu Akbar.
Artinya: "Aku niat sholat sunah nisfu sya'ban dua rakaat karena Allah Ta'ala. Allahu Akbar."
Niat Sholat Nisfu Syaban sebagai Imam
أُصَلِّي سُنَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى، اللهُ أَكْبَرُ
Arab Latin: Ushalli sunnata Nishfi Sya'bân rak'ataini imâman lillâhi ta'ala, Allahu Akbar.
Artinya: "Aku niat shalat sunah nisfu sya'ban dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala. Allahu Akbar."
Niat sholat Nisfu Syaban sebagai Makmum
أُصَلِّي سُنَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى، اللهُ أَكْبَرُ
Arab Latin: Ushalli sunnata Nishfi Sya'bân rak'ataini ma'mûman lillâhi ta'ala, Allahu Akbar.
Artinya: "Aku niat shalat sunah nisfu sya'ban dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala. Allahu Akbar."
2. Takbir dan dilanjutkan membaca surah al-Fatihah
3. Membaca surah al-Ikhlas sebanyak 10 kali
4. Rukuk
5. I'tidal
6. Sujud
7. Duduk di antara dua sujud
8. Sujud kedua
9. Kembali berdiri untuk rakaat kedua kemudian dilanjutkan membaca surah al-Fatihah
10. Membaca surah al-Ikhlas sebanyak 10 kali
11. Rukuk
12. I'tidal
13. Sujud
14. Duduk di antara dua sujud
15. Sujud kedua
16. Tahiyat akhir
17. Salam
18. Membaca Doa
Doa Setelah Sholat Nisfu Syaban
Setelah mengerjakan shalat Nisfu Syaban, detikers dianjurkan untuk membaca doa berikut ini:
بِـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ
اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
Arab Latin: Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu 'alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in'âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma'manal khâ'ifîn.
Allâhumma in kunta katabtanî 'indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî 'indaka sa'îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal 'alâ lisâni nabiyyikal mursal, "yamhullâhu mâ yasyâ'u wa yutsbitu, wa 'indahû ummul kitâb" wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil 'alamîn.
Artinya: "Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.' Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT."
Sebagai catatan, setelah melaksanakan shalat Nisfu Syaban, Syekh KH Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin menyarankan dalam maklumat yang ditandatangani pada 20 Maret 2003 agar mengakhiri dengan melaksanakan shalat lidaf'il bala yang dilanjutkan dengan khataman Al-Quran.
Berapa Rakaat Sholat Nisfu Syaban?
Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, shalat sunnah Nisfu Syaban dikerjakan sebanyak 100 rakaat. Meski begitu, tak serta-merta 100 rakaat dijalankan dalam satu kali sholat, melainkan sebanyak dua rakaat dalam satu kali sholat dan diulang hingga 50 kali salam.
Namun, jumlah rakaat yang dikerjakan dapat menyesuaikan kemampuan masing-masing yang mengerjakannya. Sebagaimana, ketentuan jumlah rakaat ini dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin:
وأما صلاة شعبان فليلة الخامس عشر منه يصلي مائة ركعة كل ركعتين بتسليمة يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة قل هو الله أحد إحدى عشرة مرة وإن شاء صلى عشر ركعات يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة مائة مرة قل هو الله أحد فهذا أيضاً مروي في جملة الصلوات كان السلف يصلون هذه الصلاة ويسمونها صلاة الخير ويجتمعون فيها وربما صلوها جماعة
Artinya: Adapun shalat sunah Sya'ban adalah malam kelima belas bulan Sya'ban. Dilaksanakan sebanyak seratus rakaat. Setiap dua rakaat satu salam. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca Qulhuwallahu ahad sebanyak 11 kali. Jika mau, seseorang dapat shalat sebanyak 10 rakaat. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah Qulhuwallahu ahad 100 kali. Ini juga diriwayatkan dalam sejumlah shalat yang dilakukan orang-orang salaf dan mereka sebut sebagai shalat khair. Mereka berkumpul untuk menunaikannya. Mungkin mereka menunaikannya secara berjamaah. (Al-Ghazali, Ihya 'Ulumiddin, jilid 1, halaman: 203).
Nah, itulah penjelasan tentang sholat Nisfu Syaban dikerjakan setelah sholat apa. Semoga bermanfaat dan dapat diamalkan ya, detikers!
(urw/alk)