Kepala SMAN 8 Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), didemo orang tua hingga siswanya buntut siswa berprestasi tidak terdaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024. Usut punya usut, siswa tidak terdaftar SNBP gara-gara operator sekolah tidak melakukan finalisasi data.
Aksi unjuk rasa itu berlangsung di depan gerbang SMAN 8 Bulukumba, Kelurahan Caile, Kecamatan Ujung Bulu, Bulukumba, Senin (19/2). Kepala SMAN 8 Bulukumba Ansar mengakui ada kelalaian sehingga data siswa tidak difinalisasi.
"Ini sebenarnya sebuah kejadian yang tidak disengaja, dan tidak diinginkan. Ini di luar kemampuan kami, ini murni human error," kata Ansar kepada wartawan, Selasa (20/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ansar menuturkan pihaknya baru mengetahui siswa berprestasi tidak terdaftar SNBP setelah ada siswa yang melapor. Pihaknya kemudian menelusuri laporan tersebut dan menemukan bahwa operator sekolah lupa menekan tombol finalisasi saat penginputan data.
"Pada saat finalisasi akhir operator kami lupa pencet tombol finalisasinya, sehingga data tidak sampai di sana PDSS (Pangkalan Data Sekolah dan Siswa)," tuturnya.
Menurut Ansar, kelalaian itu terjadi sebab ada perubahan sistem dari tahun sebelumnya. Tahun ini sekolah diminta melakukan finalisasi mandiri, sementara tahun sebelumnya otomatis melalui sistem.
Dia pun mengaku sudah berupaya menghubungi operator SNBP namun jalur tersebut sudah tertutup. Ansar lantas menyarankan siswanya yang hendak mendaftar ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau Mandiri.
"Tapi kami upayakan kami terus menghubungi operatornya. Tetapi, jalur SNBP kayaknya sudah tertutup, namun anak-anak kita bisa mendaftar lewat SNBT atau mandiri," kata dia.
Lihat Video 'Penyebab Siswa Bentuk Geng di Sekolah':
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Ortu-Siswa SMAN 8 Bulukumba Demo
Buntut masalah tersebut, orang tua dan siswa melakukan demonstrasi di depan sekolah. Salah satu orang tua siswa, Suhesti demonstrasi dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pihak sekolah.
"Kami demo pihak sekolah. Mereka telah menghancurkan harapan anak-anak kami dengan tidak bisa mengikuti SNBP," ujar Suhesti kepada detikSulsel, Selasa (20/2).
Kepala sekolah pun diminta bertanggungjawab atas persoalan yang terjadi. Dia menegaskan hal ini sangat merugikan masa depan siswa yang hendak melanjutkan pendidikan ke PTN.
"Kami minta pihak sekolah bertanggungjawab. Sebagai orang tua, tentunya kami merasa sangat dirugikan, begitupun dengan anak-anak kami. Mereka mengubur mimpi anak-anak untuk masuk ke perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi," katanya.
Orang tua siswa lainnya, Isbair juga mengaku dirugikan atas kelalaian pihak sekolah. Padahal kata dia, anaknya berhasil menjuarai olimpiade sains tingkat nasional sehingga diyakini anaknya bisa masuk ke PTN melalui jalur prestasi.
"Namun yang terjadi anak kami gagal ikut dalam SNBP. Ini akibat kesalahan dari pihak sekolah, makanya pihak sekolah harus bertanggungjawab," ujarnya.
Lihat juga Video 'Penyebab Siswa Bentuk Geng di Sekolah':