Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) mampu mengendalikan inflasi hingga di bawah nasional pada awal tahun 2024. Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel Andi Muhammad Arsjad menyebut pencapaian itu merupakan hasil dari gerakan pangan murah yang dilakukan selama ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Kamis (1/2), inflasi Sulsel untuk Januari 2024 mencapai 2,38 persen year on year (yoy) atau di bawah rata-rata inflasi nasional 2,57 persen. Adapun Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,35.
"Tadi kami menghadiri undangan BPS Sulsel terkait dengan rilis untuk periode 1 Februari 2024. Alhamdulillah dari beberapa item data yang dirilis, inflasi kita mengalami penurunan year on year dari kondisi 2,81 persen menjadi 2,38 persen," ujar Arsjad kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (1/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsjad mengatakan selama ini, Pemprov Sulsel bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berkomitmen untuk membebaskan Sulsel dari inflasi kebutuhan pokok. Salah satunya melalui upaya gerakan pangan murah yang digelar setiap kali melakukan kunjungan daerah.
"Ini menunjukkan upaya kita Pemprov membuahkan hasil yang cukup signifikan dalam upaya pengendalian inflasi. Kita tahu, hampir semua daerah yang dikunjungi oleh Pj Gubernur itu kita rangkaikan dengan kegiatan gerakan pangan murah. Sebagai bagian upaya stabilisasi harga," bebernya.
Selain gerakan pangan murah, Pemprov Sulsel dan TPID juga gencar melakukan operasi pasar untuk menyidak harga kebutuhan pokok bagi masyarakat. Serta menjalin kerjasama yang baik dengan Bulog demi ketersediaan beras dan bahan pangan lainnya.
"Tentu bukan kegiatan itu saja. Tapi juga diikuti dengan kegiatan lain dalam bentuk operasi pasar yang rutin. Termasuk bagaimana membangun kerjasama dengan Bulog dalam upaya pemenuhan ketersediaan pangan kita. Kita berterima kasih kepada TPID, baik Pemprov maupun kabupaten/kota atas capaian pengendalian inflasi," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BPS Sulsel Aryanto menjelaskan inflasi bulanan pada Januari 2024 mencapai 0,36 persen. Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun, 2,38 persen.
"Inflasi dari tahun ke tahun 2,38 persen ini lebih rendah daripada inflasi dari tahun ke tahun secara nasional sebesar 2,57 persen," kata Aryanto.
Angka inflasi di bawah nasional kali ini merupakan pencapaian kedua Sulsel selama lima tahun terakhir. Pencapaian pertama yakni pada November 2023 lalu.
Sedangkan inflasi Januari 2023 terhadap Desember 2023 yang 0,36 persen lebih tinggi dari inflasi nasional dari Januari terhadap Desember 0,04 persen.
Aryanto memaparkan berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi disumbang kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,89 persen. Kemudian pakaian dan alas kaki 0,17 persen. Lalu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,52 persen. Selanjutnya perlengkapan, peralatan, pemeliharaan rutin rumah tangga 0,06 persen.
Lalu kesehatan 1,60 persen, transportasi -0,53 persen. Informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen. Ada juga rekreasi, olahraga dan budaya 0,21 persen, pendidikan 0,02 persen. Penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,11 persen. Terakhir perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,29 persen.
"Angka inflasi year on year 2,38 persen ini juga mengalami penurunan dibandingkan pada Bulan Desember 2023 sebesar 2,81 persen," tambahnya.
(hsr/hsr)