Hari Ditimbangnya Amal Disebut Apa? Ini Penjelasannya dalam Islam

Hari Ditimbangnya Amal Disebut Apa? Ini Penjelasannya dalam Islam

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Senin, 29 Jan 2024 22:00 WIB
libra scale on the wood background
Ilustrasi hari ditimbangnya amal. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Seng kui Lim)
Makassar -

Menurut ajaran Islam, umat manusia akan melalui satu hari penting setelah kematian, yakni hari ditimbangnya amal di akhirat. Lantas, hari ditimbangnya amal disebut apa?

Dinukil dari buku Perjalanan Setelah Kematian oleh Ustadz Dr Firanda Andirja, LC MA, setelah menjalani kehidupan di dunia, seseorang akan memasuki kehidupan Yaumul Akhir yang dimulai dengan kematian. Semua akan menjalani beberapa tahapan sebelum sampai ke surga atau neraka, termasuk hari ditimbangnya amal ibadah.

Hari ditimbangnya amal manusia itu penting untuk diketahui umat muslim agar bisa mempersiapkan diri sebelum memasuki fase tersebut. Untuk itu, detikSulsel telah menyajikan ulasan terkait hari ditimbangnya amal manusia di akhirat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk disimak, detikers.

Hari Ditimbangnya Amal Disebut Apa?

Masih dari buku Perjalanan Setelah Kematian, hari ditimbangnya amal ibadah manusia selama di dunia disebut Al-Mizan atau Yaumul Mizan. Al-Mizan disebut juga sebagai hari penimbangan setelah manusia mendapatkan masing-masing buku catatan amalnya.

ADVERTISEMENT

Hari penimbangan ini dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya' ayat 47 sebagai berikut:

وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ

Artinya: "Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan."

Berdasarkan firman tersebut diketahui bahwa timbangan di sisi Allah SWT pada hari penimbangan memiliki sifat yang adil. Selain itu, timbangan amal ini kelak akan mengukur amal ibadah manusia secara detail.

Seperti yang dijelaskan dalam surah Az-Zalzalah ayat 7-8 berikut:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ (٧) وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ (٨)

Artinya: (7) "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, dia akan melihat (balasan)-nya. (8) Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, dia akan melihat (balasan)-nya".

Maka dari itu, meskipun seseorang melakukan amalan yang sangat kecil bahkan tidak diketahui orang lain, Allah SWT tetap akan mencatat amalan tersebut di hari kiamat. Begitupun dengan kemaksiatan, meskipun tidak ada seorang pun yang mengetahuinya.

Manusia Dikelompokkan pada Yaumul Mizan

Allah SWT sangat adil dan detail sehingga tidak ada satu amal kebaikan dan keburukan yang akan luput dari timbangannya. Setelah amal ibadah manusia ditimbang, mereka akan dikelompokkan sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:

وَٱمْتَٰزُوا۟ ٱلْيَوْمَ أَيُّهَا ٱلْمُجْرِمُونَ

Arab Latin: Wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimụn

Artinya: Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat".

Orang-orang zalim akan dipisahkan dengan orang mukmin pada Yaumul Mizan. Pada hari ini orang zalim akan dikumpulkan bersama dengan sembahan-sembahannya.

Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT surah Ash-shaffat ayat 22 berikut:

ٱحْشُرُوا۟ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَأَزْوَٰجَهُمْ وَمَا كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ

Arab Latin: Uḥsyurullażīna ẓalamụ wa azwājahum wa mā kānụ ya'budụn

Artinya: (Kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah".

Setelah orang zalim dan mukmin dipisah-pisahkan, maka tempat tersebut akan menjadi gelap gulita. Kegelapan yang akan dirasakan setelah hari penimbangan itu disebut dengan Adz-Dzumah yang datang sebelum menuju fase Yaumul Akhir selanjutnya.

Perbedaan Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab

Salah satu fase pada Yaumul Akhir selain Al-Mizan adalah fase Al-Hisab. Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab adalah dua hal yang berbeda.

Yaumul Hisab merupakan fase ketika amalan manusia akan diperhitungkan dan diklasifikasikan antara amal saleh dan buruk. Menurut para ulama, hisab terbagi menjadi dua yaitu hisab yasir dan munaqasyah.

Hisab Yasir berbentuk hisab secara rahasia yaitu hanya berdua dengan Allah dan tidak ditampakkan pada orang lain. Sementara hisab munaqasyah merupakan perhitungan yang dilakukan depan banyak orang sehingga merasa malu dengan dosa-dosanya.

Setelah proses hisab itu, umat manusia akan menerima catatan amal. Di dalamnya akan tercatat semua kebaikan dan keburukan manusia selama di dunia tanpa terkecuali.

Oleh karenanya, beberapa orang kafir dan pelaku maksiat akan merasa menyesal sebagaimana firman Allah berikut:

وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا ࣖ .

Artinya: "Dan di letakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya," dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang juapun".

Catatan amal itulah yang akan dibawa umat manusia menuju ke fase Yaumul Mizan yang telah disebutkan sebelumnya untuk ditimbang. Maka dari itu, Al-Hisab merupakan fase ketika amal ibadah diklasifikasikan atau diperhitungkan, sedangkan Al-Mizan adalah fase setelahnya ketika amalan ditimbang.

Demikianlah penjelasan mengenai hari penimbangan amal atau Yaumul Mizan. Semoga menambah wawasan, ya!




(alk/alk)

Hide Ads