Puasa Ayyamul Bidh Tanggal 25, 26, dan 27 Januari: Niat hingga Keutamaannya

Puasa Ayyamul Bidh Tanggal 25, 26, dan 27 Januari: Niat hingga Keutamaannya

Niken Dwi Sitoningrum - detikSulsel
Jumat, 26 Jan 2024 14:15 WIB
Ilustrasi puasa Ayyamul Bidh bulan Januari 2024.
Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Makassar -

Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah pada tanggal 25, 26, dan 27 Januari 2024. Puasa tersebut adalah puasa sunnah Ayyamul Bidh, yang bertepatan dengan 13, 14, dan 15 Rajab.

Mengutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dikerjakan pada hari-hari yang malamnya cerah disinari bulan purnama. Hari-hari tersebut adalah tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah.

Anjuran melaksanakan puasa ini disandarkan pada salah satu hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah saw sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (ayyamul bidh) baik di rumah maupun dalam bepergian'." (HR an-Nasa'i dengan sanad hasan).

Bagi detikers yang ingin menjalankan dan meraih keutamaan puasa Ayyamul Bidh ini, berikut ulasan tentang bacaan niat, tata cara hingga keutamaannya. Simak yuk!

ADVERTISEMENT

Niat Puasa Ayyamul Bidh Tanggal 25, 26, dan 27 Januari 2024

Adapun niat melaksanakan puasa sunnah Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaytu shauma ayyâmil bîdl lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta'âlâ."

Bacaan niat ini disunnahkan untuk dibaca secara lisan, tidak sekedar dibaca dalam hati. Waktu membacanya pun bisa dibaca sejak malam hari sebelum subuh.

Bagaimana jika seseorang terlupa membaca niat pada malam hari dan ingin berpuasa pada hari itu?

Dalam kondisi demikian, seseorang tetap bisa membaca niat hingga masuk waktu zawal (posisi matahari condong ke barat) dan melanjutkan berpuasa dengan catatan dirinya belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak pagi.

Tata Cara Menjalankan Puasa Ayyamul Bidh

Secara umum, tata cara pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh ini sama saja dengan puasa pada umumnya. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Membaca Niat

Seperti ibadah pada umumnya, orang yang ingin melaksanakan puasa Ayyamul Bidh pun dianjurkan untuk membaca niat terlebih dahulu. Adapun bacaan dan ketentuan niat ini sebagaimana dijelaskan di atas.

2. Makan Sahur

Sebelum menjalankan puasa, umat Islam juga disunnahkan untuk makan sahur terlebih dahulu. Selain sebagai pengisi tenaga untuk berpuasa, di dalam bersahur juga terdapat keberkahan.

3. Berpuasa dengan Menahan Diri

Selanjutnya dalam berpuasa, seseorang diwajibkan untuk menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan puasa seperti makan, minum, bersetubuh dan lain-lain, mulai dari waktu terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

4. Menjaga Diri dari Dosa

Tak hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seorang muslim yang berpuasa juga sebaiknya menjaga diri dari hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa, seperti berkata kotor, bergunjing, dan lain sebagainya.

Rasulullah SAW bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)

Artinya: "Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan" (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-'Iraqi, al-Mughni 'an Hamil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, h. 186).

5. Menyegerakan Berbuka

Terakhir, seorang yang berpuasa dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa begitu masuk waktu maghrib.

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh Tanggal 25, 26, dan 27 Januari

Tertarik menjalankan puasa Ayyamul Bidh? Siapa sangka puasa ini memiliki sejumlah keutamaan yang luar biasa loh, detikers!

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa orang yang berpuasa Ayyamul Bidh selama tiga hari akan mendapatkan pahala puasa sepanjang tahun. Hal ini sebagaimana hadist Nabi yang berbunyi,

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَة أَيَّام، فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ، فَأَنْزَلَ اللهُ تَصْدِيقَ ذَلِكَ فِي كِتَابهِ الْكَرِيم: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَة فَلهُ عشر أَمْثَالهَا [الأنعام: 160]. اَلْيَوْمُ بِعشْرَةِ أَيَّامٍ (رَوَاهُ ابْن ماجة وَالتِّرْمِذِيّ. وَقَالَ: حسن .وَصَححهُ ابْن حبَان من حَدِيث أبي هُرَيْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْه)

Artinya, "Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, sungguh Nabi saw bersabda: 'Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun. Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang mulai karena membenarkan hal tersebut: 'Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya' [QS al-An'am: 160]. Satu hari sama dengan 10 hari'." (HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Ia berkata: "Hadits ini hasan." Ibnu Majah juga menilanya sebagai hadits shahih dari jalur riwayat Abu Hurairah ra). (Abu Bakar Ibnus Sayyid Muhammad Syatha ad-Dimyathi, I'ânatut Thâlibîn, [Beirut, Dârul Fikr], juz II, halaman 269; dan Ibnul Mulaqqin, Tuhfatul Muhtâj ilâ Adillatil Manhâj, [Makkah, Dâru Harrâ': 1406 H], juz II, h. 109-110).

Terlebih lagi, menjalankan puasa Ayyamul bidh di bulan Rajab ini, maka akan mendapatkan keutamaan yang berlipat-lipat. Seperti diketahui, bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan mulia (asyhurul hurum), maka setiap amalan akan dilipatgandakan.

Hal ini sangat dianjurkan sesuai hadits Nabi Muhammad saw, "Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari."

Nah, demikianlah penjelasan tentang puasa Ayyamul Bidh tanggal 25, 26, dan 27 Januari. Tertarik untuk menjalankannya, detikers?




(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads