Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh: Arab, Latin dan Artinya

Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh: Arab, Latin dan Artinya

Niken Dwi Sitoningrum - detikSulsel
Kamis, 25 Jan 2024 17:26 WIB
Close-up of religious Muslim woman and her family praying before the meal at dining table on Ramadan.
Foto: Getty Images/Drazen Zigic
Makassar -

Saat ini, banyak umat Islam tengah menjalankan ibadah puasa sunnah Ayyamul Bidh. Lantas, bagaimana bacaan doa buka puasa Ayyamul Bidh tersebut?

Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama, Ayyamul Bidh secara bahasa artinya hari-hari yang malamnya cerah tersinari oleh cahaya bulan purnama. Hari-hari tersebut jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah setiap bulannya.

Anjuran puasa Ayyamul Bidh ini sendiri diterangkan Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R.A., ia berkata, 'Rasulullah SAW sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (Ayyamul Bidh), baik di rumah maupun dalam bepergian'." (HR. an-Nasa'i dengan sanad hasan).

Lantas, bagaimana bacaan doa buka puasa Ayyamul Bidh ini? Berikut penjelasan selengkapnya!

ADVERTISEMENT

Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh

Masih dari laman NU Online, doa buka puasa Ayyamul Bidh sejatinya sama saja dengan bacaan doa buka puasa pada umumnya. Terdapat beberapa versi doa yang dapat dibaca saat berbuka puasa, di antaranya:

1. Riwayat sahabat Mu'adz bin Zuhrah

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu

"Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka."

2. Riwayat Sahabat Abdullah bin 'Umar

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah

"Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah."

3. Kitab Fathul Mu'in

Dalam Kitab Fathul Mu'in juz 2 halaman 279 dijelaskan, ketentuan doa berbuka puasa yang baik adalah membaca doa sesuai dengan lafal doa dalam hadits riwayat Mu'adz bin Zuhrah. Sementara, lafal doa dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Umar ditambahkan ketika seseorang berbuka dengan menggunakan air. Berikut penjelasannya:

وَيُسَنُّ أَنْ يَقُوْلَ عَقِبَ الْفِطْرِ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَيَزِيْدُ - مَنْ أَفْطَرَ بِالْمَاءِ -: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى.

"Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka 'Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika aftharthu' dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: 'Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah'."

4. Sulaiman Bujairimi dalam Hasyiyah Iqna

Dalam kitab tersebut, dijelaskan juga doa berbuka puasa sebagaimana berbunyi:

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika 'alaika tawakkalatu, dzahabadzh dzhama-u wabtalatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah. Ya wasi'al-fadhli ighfirli alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razaqani fa-afthartu

"Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."

Waktu Membaca Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh

Seperti dilansir dari laman resmi Almanhaj, doa buka puasa ini dibaca selepas makan sebagaiman dicontohkan Rasulullah SAW. Nabi membaca doa Dzahabazh Zhoma'u setelah ia membatalkan puasanya.

Hal ini juga sesuai dengan makna dan arti doa buka puasa itu sendiri, yakni "Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah..."

Sedangkan ketika hendak minum atau makan, maka detikers cukup membaca basmalah saja.

Sunah dan Adab Ketika Berbuka Puasa

Selain membaca doa, umat Islam juga dianjurkan untuk memperhatikan sejumlah amalan sunnah dan adab-adab ketika berbuka puasa. Seperti dikutip dari detikHikmah, berikut 5 adab berbuka puasa yang dapat diamalkan:

1. Menyegerakan Berbuka Puasa

Rasulullah SAW selalu menganjurkan untuk menyegerakan berbuka begitu masuk waktu maghrib. Hal ini juga tercantum dalam hadits yang diriwayatkan Sahl bin Sa'ad berikut:

لا يَزَالُ النَّاسُ بِغَيْرِ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya: "Manusia selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Darami, Malik, Baihaqi, Ahmad & Tirmidzi)

2. Membaca Basmalah

Selanjutnya Rasulullah selalu membaca basmalah sebelum makan termasuk saat berbuka puasa. Hal ini termasuk sunnah yang selalu dicontohkan Nabi.

iriwayatkan Umar bin Abi Salamah, ia menuturkan: "Dahulu aku pernah berada di rumah Rasulullah SAW dan tanganku berkeliaran di atas nampan makanan, maka beliau berkata kepadaku,

'Wahai anak! Bacalah basmalah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dengan mengambil yang terdekat darimu." (HR Bukhari & Muslim)

3. Membaca Doa Berbuka Puasa

Setelah berbuka, Rasulullah SAW pun melanjutkan dengan membaca doa berbuka puasa.

Rasulullah SAW menuturkan, "Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak; 1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, 2) pemimpin yang adil, 3) dan orang yang terdzalimi." (HR Ibnu Majah, Ahmad & Tirmidzi)

4. Memakan Kurma atau Meminum Air

Setelah berbuka dan sebelum mendirikan sholat Maghrib, Rasulullah pun selalu menyempatkan untuk menyantap buah kurma dalam jumlah ganjil. Jika tidak ada kurma, Nabi berbuka dengan air.

Dalam riwayat Anas bin Malik, ia berkata,

"Rasulullah SAW berbuka dengan beberapa kurma yang masih basah sebelum sholat (Maghrib). Jika tidak ada, beliau berbuka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan meminum air." (HR Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi & Hakim)

5. Mendirikan Sholat Maghrib, Lanjut Menyantap Hidangan

Selanjutnya beliau SAW menunaikan sholat Maghrib, yang kemudian memakan hidangan besar setelah sholat. Tetapi apabila makanan utama telah tersedia sebelum sholat, melalui riwayat dari Anas bin Malik, Rasul SAW menganjurkan umatnya:

"Jika makanan malam telah disediakan, makanlah makanan itu sebelum kamu melaksanakan sholat Maghrib dan janganlah tergesa-gesa dalam menyantapnya." (HR Bukhari, Muslim & Ahmad)

Selain itu, Sayyid Sabiq dalam bukunya juga menerangkan bahwa Rasul SAW meningkatkan kuantitas dan kualitas sedekahnya pada bulan Ramadan. Sampai-sampai kedermawanan beliau dianalogikan dalam hadits lebih cepat dari angin yang bertiup.

Ibnu Abbas meriwayatkan, "Nabi SAW adalah manusia yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan di mana pada bulan itu Jibril sering bertemu dengan beliau. Jibril menemui beliau setiap malam Ramadan untuk membacakan Al-Qur'an kepada beliau. Sungguh, Rasulullah adalah manusia yang paling murah hati dengan kebaikan-kebaikan. Kebaikan-kebaikan beliau itu lebih cepat dan lebih banyak daripada angin yang bertiup." (HR Bukhari, Muslim Nasa'i & Ahmad)

Demikianlah bacaan doa buka puasa Ayyamul Bidh lengkap dengan adab dan waktu membacanya. Selamat berbuka ya, detikers!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads