KPU Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan 1.000 surat suara Pemilu 2024 dalam kondisi rusak. Di antaranya, ada surat suara yang sudah tercoblos.
"Ada yang rusak. Untuk sementara sudah ada. Jadi surat suara yang rusak belum bisa kami pastikan. Karena belum direkap hasilnya. Ya, kemungkinan itu 1000-an ada," kata Ketua KPU Enrekang Munir Anas usai meninjau gudang logistik bersama Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, Sabtu (13/1/2024).
Surat suara yang rusak itu disebabkan oleh kertasnya yang robek, bernoda, dan punya bintik hitam di bagian nama. Bahkan, kata Munir, ada surat suara kedapatan sudah dicoblos saat diproses.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya. 1.000-an surat suara yang rusak. Itu karena ada robek, noda, ada titik di nama. Kemudian ada juga yang sudah tercoblos. Nanti rekapannya kami buat untuk dilaporkan ke KPU Provinsi," terangnya.
Di sisi lain, Munir mengaku pihaknya telah mendapat arahan terkait pendistribusian logistik Pemilu dari Pj Gubernur Sulsel. Termasuk di dalamnya antisipasi masalah di lapangan saat mengantar logistik Pemilu melalui medan berat ke TPS.
"Mengenai pendistribusian logistik, memang ada TPS yang blind spot. Tetapi di setiap kantor desa itu sudah ada jaringan. Jadi mungkin nanti kita koordinasikan dengan pihak desa untuk pelaporan perhitungan suara. Masalah rute, atau medan di TPS. Ada memang tempat yang dijangkau dengan jalan kaki. Nanti itu tetap kami kondisikan," ungkapnya.
Munir mengatakan surat suara Pemilu di Enrekang sudah lengkap diterima. Pagi tadi, pihaknya menerima 4 dus surat suara yang dikirim dari percetakan.
"Surat suara yang sampai pada saat ini sekitar 1.043 koli. Tadi kami sudah terima 4 dus lagi. Itu tergabung dari DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten, Pilpres dan DPD," tuturnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengaku senang melihat kesiapan KPU Enrekang menjelang Pemilu 2024. Dia menyebut proses sortir surat suara hampir tanpa kendala.
"Saya lihat kesiapan kawan-kawan, senang saya. Kompak Forkopimda. Hampir nda ada kendala. Seluruh surat suara mulai DPR RI, DPD, Pilpres. Untuk DPRD Provinsi dan Kabupaten juga sudah sementara proses sortir lipat," ujar Bahtiar.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...
Bahtiar mengatakan setelah proses sortir lipat itu rampung, KPU diminta untuk menyiapkan skenario pendistribusian logistik tersebut ke TPS. Apalagi di saat musim hujan seperti saat ini.
"Bagi saya yang penting setelah itu adalah bagaimana skenario pendistribusian ke TPS. Apalagi sekarang ini kita musim hujan. Ini kan harus kita memperhitungkan," sebutnya.
Dia meminta agar KPU senantiasa berkoordinasi dengan Pemkab Enrekang dan forum komunikasi daerah (Forkopimda) saat menemukan kendala di lapangan. Bahtiar juga meminta agar KPU memetakan potensi halangan saat menyebar logistik Pemilu di Enrekang.
"Apa kira-kira potensi punya masalah? Satu, misalnya bisa gak tepat waktu nyampe ke lokasi. Kan ada TPS yang gak bisa dijangkau mobil. Harus naik motor. Makanya ada 2-3 TPS yang harus jalan kaki karena kalau naik motor di musim hujan jalanannya becek. Harus digendong, dipikul," bebernya.
Selain itu, Bahtiar menambahkan Enrekang juga punya TPS yang tidak memiliki koneksi internet untuk melaporkan hasil perhitungan suara. Bahtiar berharap hal ini turut menjadi atensi KPU agar penyelenggaraan Pemilu berlangsung sukses dan terpenuhi asas-asasnya.
"Termasuk ada 2-3 TPS yang blind spot. Nda ada sinyal. Ini tentu kawan-kawan harus laporkan. Kalau blind spot, tentu ada titik yang harus diawasi oleh Bawaslu, TNI-Polri untuk melapor. Supaya dipastikan seluruh skenario ini memenuhi asas Pemilu, luber jurdil," sebutnya.