Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meninjau lokasi ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menewaskan 19 pekerja. Pihak Kemenko Marves pun menyinggung penerapan standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perusahaan.
Peninjauan lapangan itu dilakukan Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto pada Rabu (27/12). Septian menyebut ledakan tungku di ITSS merupakan kejadian luar biasa karena menyebabkan banyak korban jiwa berjatuhan.
"Ini merupakan kejadian luar biasa, kami pastikan juga penanganannya juga bukan biasa-biasa saja," kata Septian dalam keterangannya yang diterima wartawan, Jumat (29/12/2023) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Septian menegaskan, pemerintah akan memastikan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. Dia menilai sejauh ini ketidaktegasan aturan K3 yang dijalankan dalam operasional pabrik di dalam kawasan Industri PT IMIP diduga menjadi pemicu kecelakaan kerja.
"Untuk itu, Kemenko Marves mendorong PT IMIP melakukan evaluasi terhadap penerapan standar kesehatan dan keselamatan kerja," ucapnya.
Di sisi lain, Septian menilai manajemen PT IMIP telah menjalankan prosedur penanganan korban luka-luka dengan baik hingga beberapa di antaranya sudah dipulangkan. Termasuk memberikan santunan bagi keluarga korban.
"Sesuai permintaan, sebagian korban luka telah dipulangkan ke daerah asal demi dekat dengan sanak familinya. Tentu hal itu atas persetujuan dokter bahwa yang bersangkutan dapat dipindahkan," ujarnya.
Untuk diketahui, ledakan tungku smelter di PT ITSS terjadi pada Minggu (24/12) sekitar pukul 05.30 Wita. Ledakan terjadi tepatnya di lantai dua dan lantai tiga kawasan smelter PT ITSS.
Sebanyak 59 orang dilaporkan menjadi korban ledakan maut tersebut yang 19 di antaranya tewas. Sementara masih ada 40 pekerja luka berat dan ringan yang masih menjalani perawatan.
(sar/ata)