BKKBN Ungkap Angka Prevalensi Stunting Sulsel 27%, Barru Terendah

BKKBN Ungkap Angka Prevalensi Stunting Sulsel 27%, Barru Terendah

Nur Ainun - detikSulsel
Jumat, 29 Des 2023 12:40 WIB
Foto Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Shodiqin dan Sekretaris Utama BKKBN RI Drs. Tavip Agus Rayanto
Foto Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Shodiqin dan Sekretaris Utama BKKBN RI Drs. Tavip Agus Rayanto (Nur Ainun/detikSulsel)
Makassar -

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan angka prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini mencapai angka 27,2% tahun 2022. Kabupaten Barru tercatat yang paling rendah.

Dari data yang bersumber dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Sulsel tahun 2022 mengalami penurunan 0,2%. Pada tahun 2021, angkanya mencapai 27,4%.

Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, Barru memiliki capaian terendah di angka pada 14,1% pada 2022. Angka menurun tajam dibanding tahun 2021 sebanyak 26,4%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kabupaten Barru stuntingnya bisa turun 14%, bahkan di Sulsel yang terendah itu ada Kabupaten Barru sekitar 14,1%," ujar Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Shodiqin di Makassar, Kamis (28/12/2023).

Sementara Kota Makassar, angka prevalensi stuntingnya 18,4%pada tahun 2022. Angka ini juga mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya sebesar 18,8%.

ADVERTISEMENT

"Kita harus kembali lagi untuk penanganan ini harus ada edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat karena paling tinggi penyebabnya angka stunting itu ternyata terkait dengan pola asuh, pola perilaku di dalam keluarga," tuturnya.

Shodiqin mengatakan tiap daerah punya berbagai inovasi untuk menekan stunting. Di Barru bahkan ada program satu hari satu telur yang dianggap efektif menurunkan stunting.

"Itu dipantau terus oleh ketua tim PKK, serta turun langsung memantau ke tingkat desa ada laporan bahwa bantuan itu betul-betul digunakan, dimakan oleh sasaran," tegas Shodiqin.

"Inovasi-inovasi yang sudah dikembangkan itu banyak sekali, masing-masing daerah memiliki cara, strategi bagaimana wilayahnya stunting itu bisa turun," tambahnya.

Shodiqin mengatakan persoalan stunting ini menjadi perhatian khusus pemerintah. Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin bahkan menjadikan penanganan masalah tersebut sebagai program prioritas.

"Bapak Pj Gubernur dengan dukungan untuk percepatan penurunan stunting karena percepatan penurunan stanting di Sulsel sudah masuk program prioritas," kata Shodiqin.

Shodiqin melanjutkan saat ini sudah dibentuk tim khusus, yakni Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang memperkuat sosialisasi dan edukasi di masyarakat. Tim ini melibatkan berbagai instansi terkait yang tersebar di kabupaten/kota di Sulsel.

"Ada dibentuk namanya TPPS, di dalamnya ada 13 dinas yang terlibat di dalam TPPS. Kalau TPPS ini kan sudah ada di setiap provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa,"pungkasnya.




(sar/ata)

Hide Ads