Bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto mengatakan upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) harus dimulai dengan mengatasi persoalan stunting. Prabowo menganggap Indonesia kalah dari bangsa lain lantaran anak Indonesia banyak yang kekurangan gizi.
Hal itu diutarakan Prabowo saat menghadiri acara Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Hotel Four Point by Sheraton Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (4/11). Prabowo mulanya menegaskan akan mengurus SDM dari akarnya yakni stunting.
"Kalau kita bicara sumber daya manusia, rakyat kita sebagian sebelum lahir sudah kalah karena ibunya kurang gizi. Begitu lahir dia kurang gizi, tidak dapat protein, begitu masuk sekolah demikian dan seterusnya. Itulah yang terjadi yang disebut stunting," ujar Prabowo dalam pidatonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo menyebut sepertiga anak di Indonesia mengalami stunting. Dia lantas bercerita saat disambut siswa SD saat berkunjung di Pulau Moa, Maluku Barat Daya.
Kala itu, Prabowo sempat bertanya soal usia beberapa siswa SD. Namun dia heran, lantaran usia mereka menginjak belasan tahun namun fisiknya terlihat kecil. Dia menilai hal ini karena kekurangan gizi.
"Jadi sel otak tidak berkembang, sel otot tidak berkembang, sel tulang tidak berkembang. Menjadi kuli saja mungkin kalah sama bangsa lain. Ini tidak bisa," paparnya.
Dia pun menegaskan akan memperhatikan gizi ibu hamil dan anak-anak di Indonesia. Prabowo sesumbar ingin memberikan makan gratis kepada anak-anak.
"Jadi kalau saya dapat mandat, untuk memimpin pemerintah saya akan bikin makan siang gratis untuk semua anak Indonesia. Dan tidak hanya anak Indonesia tapi ibu-ibu yang hamil kita beri bantuan makan," tutur Prabowo.
"Jadi kita selesaikan masalah SDM dari akar masalah. Yang masuk sekolah, cerdas, yang kuat, sampai dia lulus sekolah. Kita bantu dan pendidikan harus baik, harus gratis dan kita sudah hitung uangnya ada, kemampuan kita ada," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, bacapres Ganjar Pranowo turut hadir dalam acara tersebut. Dalam pidatonya, Ganjar berbicara terkait pentingnya pemerataan pembangunan di wilayah Indonesia timur.
"Berbicara Indonesia Timur, Indonesia Tengah, Indonesia Barat nanti akan timpang menimbulkan kecemburuan. Itu akan mengganggu nilai persatuan Indonesia, maka kemudian perlu pemerataan kualitas termasuk kuantitas," kata Ganjar, Sabtu (4/11).
Ganjar pun mempunyai keinginan jika menjadi Presiden di 2024 membangun sekolah sepakbola yang di wilayah timur seperti di Papua, Nusa Tenggara Timur, Ambon, dan Makassar.
"Nah top main sepakbola. Main sepakbola jadi atlet, main basket segala macam. Kenapa kita tidak kita ciptakan anak-anak unggul? Maka (dibangun) sekolah sepak bolanya di Papua, di NTT, di Ambon, di Makassar," tuturnya.
Maka dengan itu, lanjut Ganjar, jika pembangunan dilakukan secara merata di Indonesia, sehingga setiap wilayah dapat mencetak SDM unggul yang menunjang pengembangan serta keberlanjutan.
"Artinya kita punya anak-anak hebat tapi bagaimana kita membuat afirmasi ini, kebijakannya harus asimetris dan prioritasnya harus di sana enggak boleh lari, nggak boleh iri itu yang terjadi," jelasnya.
(sar/sar)