Legislator DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) Arfandy Idris menyoroti Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menggunakan helikopter saat melakukan perjalanan dinas ke daerah. Arfandy mempertanyakan sumber anggaran penggunaan helikopter tersebut.
"Sebenarnya bukan persoalan helikopternya semata. Yang saya tanggapi adalah, ini Pak Gubernur apakah dia tahu bahwa ada masalah yang sangat urgent, yang harus diselesaikan di pemerintahan provinsi," ujar Arfandy Idris kepada detikSulsel, Kamis (21/12/2023).
Arfandy menilai Bahtiar tidak konsisten dengan pernyataannya soal Pemprov Sulsel yang mengalami defisit keuangan daerah. Bagi Arfandy, menggunakan helikopter untuk kunjungan daerah justru menunjukkan hal berbeda dari ungkapan Bahtiar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus dia sendiri yang menyatakan Pemprov itu bangkrut. Terus kenapa sampai dia tampilannya, bahkan kayak tidak ada masalah dengan keuangan daerah," cetusnya.
Tak hanya itu, dia juga mengaku heran dengan sumber anggaran yang dipakai dalam penggunaan helikopter itu. Arfandy turut menyoroti Bahtiar yang gemar melakukan kunjungan ke daerah, padahal setiap daerah punya penanggungjawab atas setiap program Pemprov Sulsel.
"Karena kalau dia jalan pakai helikopter, pakai uang apa ya? Padahal dia punya fasilitas banyak. Terus untuk apa, terus-terus ke daerah. Nah ada ji penanggungjawab daerahnya itu," bebernya.
Menurutnya, Bahtiar sebenarnya dapat menggunakan cara lain untuk meninjau lahan dari program budi daya yang sedang ia ikhtiarkan itu. Arfandy menyebut tidak perlu pakai helikopter jika hanya ingin mengecek lahan dari program budi daya tersebut.
"Harusnya kan berbagai cara untuk kalau mau lihat-lihat lahan, kenapa harus pakai helikopter? Kan banyak ji data yang bisa didapatkan. Data-data begitu ji," ungkapnya.
Di sisi lain, Arfandy menilai saat ini Pemprov Sulsel masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang belum tuntas. Utamanya proyek pembangunan di daerah seperti pembangunan jalan, rest area, dan sebagainya.
"Segala sesuatunya kan ini masih amburadul. Penekanan pembangunan daerah, terus ini kan yang mau dilihat apa yang sudah dikerjakan, atau sementara dikerjakan. Kayak Pak Gubernur tidak tahu masalah. Kok dia cuma pergi mau memastikan program baru, kan," ucapnya.
"Seperti jalanan, rest area, stadion, masjid, kemudian itu kantor-kantor. Itu kan kantor pemerintahan kasihan itu sudah bocor-bocor. Kemudian masalah di tahun 2022 yang belum terbayarkan," lanjut Arfandy.
Arfandy menambahkan, Bahtiar seakan-akan hanya fokus pada program barunya yakni melakukan budi daya untuk beberapa jenis tanaman hortikultura. Dia terkesan mengabaikan program sebelumnya yang belum rampung hingga saat ini.
"Ya, itu kan program baru. Banyak ini proyek-proyek yang mangkrak. Kenapa dia tidak bicarakan itu? Menyelesaikannya. Karena kalau sudah ada proyek yang mangkrak, itu sudah kerugian negara. Ya harus diselesaikan, jangan diabaikan," imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo mengaku helikopter yang dipakai Pj Gubernur itu disewa dari BNPB. Helikopter itu awalnya digunakan untuk memantau lokasi longsor di Sinjai pada Sabtu (16/12) lalu.
"Itu antisipasi bencana karena hasil keputusan Badan Bencana perlu gelar peralatan untuk antisipasi bencana apalagi memasuki Nataru. Dia kan dari dalam rangka persiapan (pencegahan) Karhutla. Itu kan salah satu rangkaian. Pak gubernur sebenarnya mau lihat Sinjai longsor toh, tapi singgah di Bone. Pusat punya itu, BNPB," ungkapnya.
Amson menambahkan helikopter itu disewa menggunakan APBD. Namun Amson tidak tahu pasti berapa besaran APBD yang digunakan untuk menyewa helikopter tersebut.
"Iya disewa. (Pakai) Anggaran APBD. Tapi itu kan untuk kebencanaan ji. Saya belum tahu (berapa harga sewanya). Karena ada pi bencana. Daerah yang tidak terjangkau itu ditinjau dan dilihat. Kemarin hasilnya banyak tambak di daerah abrasi yang harus segera. Itu kan tidak kelihatan dari darat," terangnya.
(asm/hmw)