Tahun 2023 ini, Peringatan Hari Ibu sudah diperingati yang ke-95 tahun. Upacara peringatannya akan digelar secara serentak di Indonesia pada Jumat, 22 Desember 2023.
Peringatan Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan perayaan mother's day yang dilaksanakan secara umum di berbagai negara. Lantas, bagaimana sejarah Peringatan Hari Ibu di Indonesia?
Berikut penjelasannya seperti dikutip dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Simak ya!
Latar Belakang Sejarah Hari Ibu
Sejarah Peringatan Hari Ibu sejatinya dimulai sebelum masa kemerdekaan. Perjalanan sejarah yang melatarbelakangi peringatan Hari Ibu dimulai dari gerakan perjuangan perempuan pada abad ke-19.
Pada masa itu sudah muncul bibit kebangkitan perjuangan perempuan di berbagai tempat. Para pendekar perempuan hadir mengisi kemerdekaan, seperti Tjuk Njak Dien di Aceh, Nyi Ageng Serang di Jawa Barat, RA Kartini di Jawa Tengah, dan masih banyak lagi yang lain.
Dalam kurun waktu setelah kelahiran Budi Utomo pada tahun 1908, mulai banyak terbentuk perkumpulan perempuan di berbagai tempat. Organisasi yang dimaksud, di antaranya Aisiyah, Wanita Katolik, hingga Putri Merdeka.
Pada Kongres Pemuda Indonesia pertama pada 30 April-2 Mei 1928 menempatkan perempuan sebagai satu titik sentral pembahasan, mengenai kedudukan perempuan dalam masyarakat Indonesia. Momen ini menandai bermulanya sejarah Peringatan Hari Ibu.
Sejarah Peringatan Hari Ibu
Sejarah Peringatan Hari Ibu berawal dari Kongres Perempuan Indonesia I yang digelar di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928. Kongres itu bertujuan menyatukan perkumpulan perempuan Indonesia dalam satu perhimpunan perempuan Indonesia.
Kongres tersebut menjadi tonggak sejarah kebangkitan pergerakan perempuan Indonesia. Pertemuan tersebut menegaskan kedudukan perempuan untuk dapat berdiri bersama dengan kaum laki-laki dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kongres Perempuan pertama itu telah melahirkan langkah besar bagi kehidupan perempuan Indonesia. Salah satunya, tercapainya hasrat untuk membentuk sebuah organisasi perempuan yang solid yang dinamakan 'Perikatan Perempuan Indonesia'.
Dalam kongres tersebut juga melahirkan tiga mosi yang keseluruhannya berorientasi pada kemajuan perempuan. Mosi tersebut, yakni tuntutan penambahan sekolah rendah untuk anak perempuan Indonesia, perbaikan aturan dalam hal taklik nikah, dan perbaikan aturan tentang sokongan untuk janda dan anak yatim pegawai negeri.
Seiring berjalannya waktu, Peringatan Hari Ibu akhirnya diproklamirkan pada 22 Desember 1938. Deklarasi Peringatan Hari Ibu berlangsung saat Kongres Perempuan III yang dilaksanakan di Bandung.
Peringatan Hari Ibu ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang bukan Hari Libur. Pada tahun 2023 ini, Hari Ibu sudah memasuki peringatannya yang ke-95 tahun.
Makna Peringatan Hari Ibu
Peringatan Hari Ibu di Indonesia mempunyai makna yang mendalam. Momen itu penting menjadi bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap seluruh perempuan Indonesia atas peran, dedikasi dan kontribusinya bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Peringatan Hari Ibu diharapkan menjadi daya ungkit untuk mendorong semua pengaku kepentingan dan masyarakat. Hal ini agar perempuan mendapat pengakuan akan peran pentingnya dalam berbagai sektor pembangunan.
Perempuan Indonesia juga diharap dapat terus meningkatkan kapasitas dan kompetensinya agar berani bersuara menentukan arah kebijakan dan tujuan bernegara. Peringatan Hari Ibu diharapkan meningkatkan persatuan perempuan dan saling menginspirasi dalam membangun Indonesia.
Nah, demikianlah penjelasan terkait latar belakang dan sejarah Peringatan Hari Ibu. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(edr/urw)