Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) tahun 2024 untuk Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sebesar Rp 54,77 triliun. Anggaran dari pusat itu diminta untuk bisa mengakselerasi perekonomian.
DIPA dan TKD diserahkan secara simbolis oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sulsel Supendi kepada Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (13/12). Kegiatan itu turut dihadiri kepala daerah dari 24 kabupaten/kota di Sulsel.
"Tabe maraja Pak Bupati, Pak Wali Kota, Pak Wakil Bupati, membangun Sulsel ini tidak cukup dengan APBD. Uang Rp 54,77 triliun juga belum mampu," ucap Bahtiar dalam sambutannya, Rabu (13/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahtiar pun mendorong kepala daerah untuk mencari sumber pendapatan lain. Salah satu alternatifnya dengan memanfaatkan lahan kosong untuk pengembangan komoditas pertanian dan hortikultura, seperti budi daya pisang cavendish.
"Makanya kita mendorong ekonomi bisnis pisang cavendish. Kalau bisnis ini berhasil, hasilnya bisa melebihi Rp 54,77 triliun," kata Bahtiar.
Diketahui, DIPA dan TKD senilai Rp 54,77 triliun disalurkan Rp 22,97 triliun di antaranya untuk kementerian dan lembaga di Sulsel. Sementara alokasi TKD sebesar Rp 31,8 triliun untuk 24 instansi kabupaten/kota, termasuk Pemprov Sulsel.
Alokasi TKD Rp 31,8 triliun untuk pemerintah daerah terdiri beberapa komponen. Komponen Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp 1,01 triliun, Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 20,1 triliun, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp 2,72 triliun, DAK Non Fisik sebesar Rp 5,80 triliun, Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 145,15 miliar, Hibah ke Daerah sebesar 18,58 miliar, serta Dana Desa sebesar Rp 2,02 triliun.
Bahtiar berharap komponen anggaran tersebut dapat digunakan sebaik mungkin. Dia juga meminta agar penggunaan dana direalisasikan untuk program yang bersentuhan langsung dengan masyakarat.
"Saya tidak ingin ke depan hanya sekadar terima DIPA. Setelah itu pertanggungjawaban, setelah itu dikasih penghargaan ini, penghargaan itu, tetapi masyarakat Sulsel tetap miskin, dari waktu ke waktu tidak berkembang daerah ini, kampung-kampung sepi," sebut Bahtiar.
Bahtiar menyebut Sulsel baru dapat dibangun secara kolektif. Seluruh potensi perekonomian Sulsel perlu digerakkan dan dikoneksikan dengan potensi perekonomian lainnya.
"Saya benar-benar mendorong ini kita menuju Sulsel baru tahun depan. Kita tidak bisa lagi memimpin dengan cara lama. Kita harus mampu mengkoneksikan ekonomi Sulsel itu dengan ekonomi kawasan Sulawesi dan sekitarnya," tuturnya.
"Harus kita mengkoneksikan ekonomi Sulsel dengan ekonomi nasional Indonesia. Kita harus mampu mengkoneksikan dengan ekonomi ASEAN. Itulah Sulsel baru yang harus kita bangun ke depan. Kalau tidak seperti itu, kejayaan Sulsel 400 tahun yang lalu tidak bisa kita gapai. Itu hanya cerita-cerita saja," lanjut Bahtiar.
(sar/hmw)