Puskesmas Cina Bone Tolak Tudingan Tak Rawat Wanita Kritis hingga Meninggal

Agung Pramono - detikSulsel
Jumat, 08 Des 2023 07:30 WIB
Foto: Puskesmas Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Sulsel. (Dok. Istimewa)
Bone -

Puskesmas Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga terlambat melakukan perawatan sehingga menyebabkan wanita yang sedang kritis, Andi Juheriani (32) meninggal dunia. Tudingan dari keluarga pasien itupun dibantah pihak puskesmas.

Diketahui, wanita yang disapa Andi Ani itu meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru Bone, Senin (4/12/2023) pada pukul 18.15 Wita. Pasien disebut sudah dalam kondisi sekarat saat dirujuk ke rumah sakit.

"Kondisi korban memang sudah sekarat saat dibawa ke rumah sakit. Korban sempat dilayani di perawatan intensif, namun meninggal pada pukul 18.15 Wita," ungkap Humas RSUD Tenriawaru Andi Dedy Astaman, Selasa (5/12).


Kepala UPTD Puskesmas Cina Andi Hasnah ogah disalahkan atas meninggalnya pasien itu. Hasnah berdalih pihaknya sudah memberikan pelayanan sesuai standard operating procedure (SOP).

"Kami pihak puskesmas, telah berupaya melakukan tindakan medis sesuai SOP dan kapasitas kami di puskesmas," tegas Hasnah dalam keterangannya, Kamis (7/12).

Hasnah beralasan sudah mengerahkan pelayanan semaksimal mungkin. Kendati begitu, pihaknya memohon maaf jika masih ada kekurangan

"Dalam pemberian pelayanan kami telah berusaha semaksimal mungkin. Namun jika masih ditemukan kekurangan, tentunya kami dari pihak puskesmas memohon maaf yang sebesar-besarnya," ucapnya.

Kronologi Versi Puskesmas Cina

Hasnah pun membeberkan kronologi penanganan Andi Ani di Puskesmas Cina. Pasien tersebut mulanya masuk UGD Puskesmas Cina dengan keluhan demam dan muntah pada Minggu (3/12) malam.

"Pasien segera diberikan penanganan awal dipasangkan infus serta dilaporkan ke dokter penanggung jawab dengan response time kurang dari 5 menit. Dokter memberikan terapi dengan obat injeksi dan obat oral," beber Hasnah.

Andi Ani menjalani rawat inap sembari dilakukan kontrol berkala. Keesokan harinya, perawat yang menindaklanjuti kondisi Andi Ani lantaran dokter penanggung jawab (DPJP) sedang melakukan pelayanan poli rawat jalan.

"Keesokan harinya pasien di-follow up oleh perawat keadaannya sudah tidak demam dan tidak muntah. Saat Senin (4/12) pagi hari, dokter penanggung jawab melakukan pelayanan di poli rawat jalan lebih dahulu karena kebetulan saat itu pasien poli sudah membeludak antrean di atas 50," ujarnya.

Situasi itu menyebabkan dokter tidak sempat melakukan visite atau kunjungan ke pasien rawat inap. Apalagi dari laporan terakhir yang diterima DPJP, pasien rawat inap di Puskesmas Cina saat itu masih dalam kondisi stabil.

"Saat pukul 9 pagi lewat, perawat melaporkan ke dokter bahwa pasien Andi Ani tiba-tiba sesak setelah dari kamar mandi," tutur Hasnah.

Hasnah melanjutkan, perawat lalu memberikan terapi oksigen kepada Andi Ani. Pemeriksaan saturasi oksigen hingga pemeriksaan jantung dilakukan perawat karena dokter belum juga bisa melakukan pengecekan langsung.

"Pukul 11.00 Wita dokter belum melakukan visite rawat inap karena sementara melakukan pelayanan gawat darurat di UGD. Karena, ada pasien KLL (kecelakaan lalu lintas) dengan kesadaran menurun yang juga membutuhkan penanganan dan butuh rujukan ke RS segera," ucapnya.

Hasnah mengatakan dokter penanggung jawab baru bisa melakukan visite rawat inap pada pukul 12.00 Wita. Situasi yang belakangan ditanggapi berbeda oleh keluarga pasien karena dokter dianggap lambat melakukan pengecekan.

Namun dokter yang tiba langsung memeriksa Andi Ani. Hasnah menyebut pasien dilaporkan dalam kondisi sadar namun mengeluh mengalami sesak napas.

"Dokter pun memberikan instruksi pemeriksaan laboratorium segera dan memberi tahu pasien dan keluarga bahwa pasien Andi Ani rencana akan dirujuk segera ke RS untuk penanganan lebih lanjut," beber Hasnah.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.




(sar/asm)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork