Bahtiar Kesal ASN Sulsel Tak Indahkan Program Tanam Cabai, Turunkan TNI-Polri

Bahtiar Kesal ASN Sulsel Tak Indahkan Program Tanam Cabai, Turunkan TNI-Polri

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Sabtu, 25 Nov 2023 21:23 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin saat sambutan di acara panen raya di Gowa.
Foto: (Dok. Istimewa)
Makassar -

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin kesal ASN Pemprov Sulsel tidak mengindahkan program menanam 10 pohon cabai di setiap rumah. Bahtiar pun akan menggerakkan aparat TNI-Polri untuk memastikan program itu berjalan.

"Karena saya sudah bilang sepuluh pohon tiap rumah gak jalan. Jadi saya harus lebih agresif lagi. Mulai minggu-minggu ini saya akan lebih agresif memastikan tiap rumah itu untuk ini," ujar Bahtiar di Aula Tudang Sipulung, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jumat (24/11/2023).

Bahtiar menegaskan program tersebut diusung agar dapat menekan harga cabai di pasaran. Dia akan mengerahkan aparat penegak hukum untuk melakukan pengawasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin kalau tidak kuat, saya terpaksa minta tolong TNI-Polri untuk absen ke rumah-rumah itu. Karena tidak selesai-selesai," tegasnya.

Dia mengungkap harga cabai di pasar Bone mencapai Rp 25 ribu per kilogram. Bahtiar mengaku kaget karena harga cabai itu terus melonjak saat dirinya pertama kali menjabat sebagai Pj Gubernur Sulsel.

ADVERTISEMENT

"Saya sama Bupati Bone harga cabai Rp 25 ribu. Saya kaget, yang harusnya pertama kali saya jadi gubernur Rp 15 ribu. Itupun sudah naik Rp 5 ribu dari harga normalnya. Saya jadi gubernur, harganya jadi Rp 18 ribu. Terus Rp 25 ribu," cetusnya.

"Bukannya turun malah naik terus. Kemarin saya di Pasar Daya, Pasar Batangase, harganya sudah Rp 80 ribu. Bahkan cabai Salotua Enrekang, kalau cabai itu usianya 2 tahun, dia 4 tahun. 4 tahun baru meninggal dia, panjang umurnya. Itu sudah Rp 90 ribu di Pasar Batangase, bayangkan. Saya kira ini kita harus kembangkan di Sulawesi Selatan," lanjut Bahtiar.

Di sisi lain, Bahtiar juga menyebut harga cabai yang tinggi memang menjadi masalah di banyak wilayah di Indonesia. Dia mengatakan Bali pun mengalami kendala yang sama terkait harga cabai.

"Kemarin saya tanya, saya baru kumpul dengan 12 gubernur di Jakarta. Termasuk Pj Gubernur Bali. Saya tanya, bang berapa cabai di Bali? Saya bilang, saya masalah banget di kampung saya, Rp 55 ribu. Dia bilang saya Rp 75 ribu. Jadi rupanya itu Rp 80 ribu, Rp 90 ribu hampir merata seluruh Indonesia," paparnya.

Menurutnya, kenaikan harga cabai ini mesti ditekan dengan tempo yang cepat. Bahtiar mengaku resah diskusi para pimpinan daerah di Indonesia hanya diisi dengan harga cabai mahal.

"Ini harus kita hentikan. Masa tiap minggu, ini sudah 4-5 gubernur diskusinya cuma cabai-cabai aja. Masa cabai ngalahkan manusia," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Bahtiar Baharuddin mengaku geram harga cabai yang tinggi belum teratasi di Sulsel. Dia menyebut harga cabai dapat ditekan dengan manajemen yang baik.

"Logikanya aja sederhana. Kita kan orang kok dikalahkan sama tumbuhan kecil namanya cabai. Kalau kita tidak mampu mengatasi ini, memang kebodohan luar biasa kita," sebut Bahtiar.

"Kita harus jujur, kita sangat bodoh. Karena itu jenis tumbuhan yang dilempar pun tumbuh. Tapi kita dibuat sibuk oleh dia ini setiap minggu," tandasnya.




(hsr/sar)

Hide Ads