Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin sempat menolak Rancangan APBD (RAPBD) tahun 2024 senilai Rp 10,446 triliun. RAPBD tahun 2024 tersebut telah disesuaikan dan diproyeksi turun menjadi Rp 10,2 triliun.
Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif mengatakan penyusutan proyeksi dilakukan setelah Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) melakukan rasionalisasi terhadap RAPBD 2024. Hal tersebut diungkapkan Syahar usai rapat terkait RAPBD tahun 2024 di DPRD Sulsel, Selasa (24/10).
"Dulu tertulis 10 triliun 446 miliar (Rp 10,46 triliun). Dicek lagi Bapenda. Bapenda, berapa sebenarnya target pendapatanmu? Jangko terlalu tinggi tulis, yang rasional mo," ujar Syahar kepada wartawan, Selasa (24/10/2023).
Syahar mengatakan Bapenda akhirnya melakukan rasionalisasi terhadap proyeksi APBD 2024 tersebut. Sehingga terjadi penurunan hingga Rp 200 miliar dari nilai pada proyeksi awal.
"Sudah itu, turun. Jadi 10 triliun 260 sekian miliar (Rp 10,2 triliun). Turun Rp 200 miliar (dari proyeksi awal)" bebernya.
Dia menyebut langkah itu dilakukan untuk menghindari rancangan anggaran yang keliru. Apalagi, kata Syahar, proyeksi yang keliru itu berpotensi untuk melahirkan utang baru di tahun 2025.
"Karena jangan sampai ditulis Rp 10,466 nanti belanja lagi Rp 10,466. Jadi tahun 2025 ada utang baru lagi," ungkapnya.
Legislator Fraksi NasDem ini pun menuturkan pertemuan tersebut hanya sebatas menggambarkan pandangan umum terhadap proyeksi APBD 2024. Syahar menjelaskan rincian anggaran belanja akan dibahas pada 27 Oktober 2023 mendatang.
"Itu dulu (yang dibahas), pendapatan. Setelah pendapatan baru (dibahas) belanjanya program-program (dari setiap OPD). Nanti tanggal 27 baru pagu indikatif," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar menolak Rancangan APBD tahun 2024. Salah satu pertimbangan Bahtiar menolak RAPBD tersebut karena berpotensi terjadi utang sekitar Rp 1,6 triliun tahun depan.
Penolakan itu disampaikan Bahtiar dalam suratnya 121/12140/B.Umum per tanggal 11 Oktober 2024 yang ditujukan kepada Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari. Bahtiar awalnya menyinggung soal adanya defisit anggaran Rp 1,5 T pada tahun ini.
"Pada kenyataannya, hari ini Pemprov Sulsel ada defisit. Tahu defisit? Defisit adalah misalnya kita punya pendapatan 10, ternyata kita punya kewajiban 15. Karena kita punya kewajiban 15 tentu ada kekurangan," kata Bahtiar kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (13/10).
Dalam surat itu pula, dia menuturkan proyeksi utang tahun 2024 itu timbul dari pinjaman jangka panjang sebesar Rp 513 miliar. Selain itu ada utang pihak ketiga sebesar Rp 662 miliar serta proyeksi utang TPP ASN bulan Desember 2023 sebesar Rp 74 miliar.
Atas hal tersebut, proyeksi utang yang akan terjadi di tahun anggaran 2024 sebesar Rp 1,694 triliun. Atas kondisi tersebut, RAPBD 2024 sebesar Rp 10,466 triliun ingin dirombak ulang lantaran dianggap tidak sesuai dengan target riil sebenarnya.
"Kalau kita memang punya rencana belanja APBD Rp 10,4 triliun, kurangi memang meki ini utang ta ini. Kan kita sudah ada potensi (utang) 1,6 triliun," jelasnya.
"Jadi misalnya Rp 10,4 triliun dikurangi Rp 1,6 triliun, berarti riilnya yang bisa kita belanjakan yaitu hanya Rp 8,8 triliun. Apalagi yang harus dibayarkan? Semua yang wajib-wajib itu kita kurangi," tambah Bahtiar.
Simak Video "Video: Ketahuan Curi Uang Rp 4 Juta, Remaja di Gowa Diamuk Warga"
(hsr/hsr)