.webp)
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) Syaharuddin Alrif mengatakan pembangunan Stadion Mattoanging Makassar akan dikoordinasikan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dia menyebut Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin akan mencari anggaran secara khusus ke pusat.
"Gubernur akan menyampaikan ke pusat dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait stadion tersebut untuk mencarikan anggaran khusus," ujar Syaharuddin Alrif kepada wartawan usai rapat terkait RAPBD 2024 di DPRD Sulsel, Selasa (24/10/2023).
Syahar mengatakan pembahasan Stadion Mattoanging sudah menjadi atensi Menpora Dito Ariotedjo saat kunjungan kerja di Makassar beberapa waktu lalu. Hanya saja, konstruksinya terkendala sengketa lahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga yang lalu, itu termasuk membahas hal itu. Karena di Pemprov sekarang fokus penyelesaian tahapan sengketa," katanya.
Legislator Sulsel Fraksi NasDem ini mengatakan persoalan sengketa lahan juga masih dikaji. Polemik itu akan dicarikan formulasinya oleh Pemprov Sulsel.
"Soal stadion ini akan dicarikan formulasinya karena kan lagi status hukumnya ini penjelasan dari Inspektorat, penjelasannya itu sengketa lahannya," tutur Syahar.
Sebelumnya diberitakan, Menpora Dito Ariotedjo berharap agar Sulsel bisa memiliki stadion bertaraf internasional. Dito mengaku rencana ini sudah dibahas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Stadion itu untuk Sulsel sudah kita bahas juga bersama bapak Presiden sekaligus waktu itu membahas rencana renovasi 23 stadion se-Indonesia," ungkap Dito di kantor Gubernur Sulsel, Kamis (5/10).
Dito menuturkan sudah membahas persoalan ini dengan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. Menurutnya sudah ada beberapa opsi yang akan ditempuh untuk menghadirkan stadion representatif di Sulsel.
"Pokoknya komitmen kita di pusat, kita ingin Sulawesi Selatan punya stadion mumpuni. Baru saja saya rapat dengan pak Gubernur, dan sudah ada beberapa opsi yang diperjuangkan bersama," pungkasnya.
Diketahui, Stadion Mattoanging dirobohkan pada 21 Oktober 2020 lalu dengan niat ingin dibangun ulang menjadi stadion bertaraf internasional. Namun hingga kini pembangunannya belum jelas lantaran ada gugatan soal lahan di Pengadilan Negeri (PN) Makassar.
(hsr/hsr)
