- 1. Perjuangan Santri
- 2. Pembela Agama dan Negara
- 3. Santri
- 4. Kesejatian Santri
- 5. Purnama di Separuh Bulan
- 6. Abdi Negeri
- 7. Santri Harus Bertekad di Jalannya
- 8. Aku Bangga Menjadi Santri
- 9. Akulah Santri
- 10. Ikhlas Menjadi Santri
- 11. Seutas Makna Santri
- 12. Bangga Menjadi Santri
- 13. Jiwa Beradab
- 14. Sarung Menuju Surga
- 15. Anak Pesantren Berkarya
- 16. Santri
- 17. Pejuang Berpeci
- 18. Pamitku untuk Menuntut Ilmu
- 19. Santri Siaga Jiwa Raga
- 20. Santri Sejati
Puisi kerap kali dipersembahkan pada peringatan hari-hari istimewa. Salah satunya dalam perayaan Hari Santri Nasional.
Bagi santri yang ingin mempersembahkan karya di Hari Santri Nasional bisa dilakukan dengan cara membuat atau membacakan puisi. Tema puisi yang diangkat pun biasanya disesuaikan dengan topik acara yaitu tentang santri.
Jika detikers bingung dalam membuat puisi yang akan dipersembahkan, berikut 20 contoh puisi Hari Santri terbaik yang bisa dijadikan referensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk Disimak!
1. Perjuangan Santri
Oleh: Ahmad Zaini
Alam bersaksi
Semangat perjuangan dikobarkan dari bilik santri
Hati terbuka kaki melangkah
Tangan mengepal mengangkat senjata
Mulut bertakbir demi kebenaran
Mengikis habis antek penjajah
Yang mencengkeram kedaulatan bangsa
Air mata, keringat, dan darah
Menetes di medan perang
Nyawa syuhada menjadi kekuatan
Memukul mundur penjajah
Hingga bangsa ini terbebas
Dari cengkeraman para serdadu asing
Alam bersaksi
Santri di garda depan
Bersama rakyat
merebut kemerdekaan
2. Pembela Agama dan Negara
Oleh: Alfarida
Santri harapan bangsa
Penerus para ulama
Pembela agama
Pemersatu umat di nusantara
Hati yang begitu suci
Di dalam terdapat jiwa Qur'ani
Untuk selalu mengimani
Kepada Ilahi Robbi
Keinginan untuk berusaha
Setia semangat yang luar biasa
Demi menjadi santri yang berguna
Untuk menegakkan bangsa dan Negara
Ditengah malam yang begitu sunyi
Kau terbangun sendiri
Untuk melakukan sembahyang kepada Allahu Rabbi
Agar mendapat ridho kelat di akhir nanti
Pengorbanan yang kau berikan
Demi kehidupan di masa depan
Rela menahan sebuah kerinduan
Yang ingin selalu berada di kampung halaman
Kau tak pernah lelah
Dalam bermurojaah
Agar hidup menjadi sejarah
Kepada jalan yang cerah
Perjuanganmu begitu berat
Tetapi kau lalui dengan semangat dan kuat
Agar menjadi santri yang bermanfaat
Wahai para santri!
Marilah kita berkarya
Dalam hal yang luar biasa
Untuk membangun Indonesia
Agar menjadi sejahtera
Santri bagaikan mentari
Dengan keimanan di dalam hati
Yang akan menyinari negeri ini
Terpancar dalam sanubari
Dan kesungguhan dalam mempertahankan NKRI
Wahai para santri!
Dengan rasa semangat yang membara.
Marilah kita bangkit bersama
Meskipun jauh dari orang tua
Tapi buktikan kita bisa mencapai cita-cita
Dan menjadi pribadi insan yang mulia
Wahai santri
Kau laksana cahaya
Seperti di dalam lentera
Yang akan menyinari seluruh Indonesia
Bahkan sampai ke penjuru dunia
3. Santri
Oleh: Rizka Amalia R
Aku bangga menjadi seorang santri
Aku bahagia dalam mencari ilmu dan mengaji
Jauh dari orang tua dan keluarga tak menjadikanku sepi
Itu pun untuk masa depanku nanti
Jadi santri tidaklah sulit untuk masa kini
Di mana santri harus beraktivitas setiap hari
Dalam mencari ilmu yang pasti
Dan berijtihad di dalamnya dengan setulus hati
Aku bangga menjadi santri
Karna santri harapan negeri
Menuntut ilmu kepada ridha sang Ilahi
Dan punya wawasan yang tinggi
4. Kesejatian Santri
Oleh: Ahmad Zaini
Santri punya nilai dan makna
Dalam sendi-sendi kehidupan
Santri bukan sekadar identitas
Santri bukan jargon semata
Ada nilai di setiap ucapan
Ada uswah hasanah dalam perilaku
Ada tuntunan di setiap hembus napasnya
Santri panji beragama
Bersosial, dan bernegara
Santri simbol keselarasan hidup
Duniawi dan ukhrawi
Tanamkan kesantrian dalam berperilaku
Sematkan kesantrian dalam kehidupan
Agar cahaya ilahi
Senantiasa menerangi hati
5. Purnama di Separuh Bulan
Oleh: Ahmad Zaini
Dari balik dampar santri mengaji
Mengurai kata dan makna kitab kuning
Ilmu diendapkan dan ditirakati
Agar cahaya yang dipancarkan suci
Setiap malam santri bermunajat
Sebagai media pengakuan dosa dan khilaf
Serta permohonan
Mata terjaga
Jemari memutar tasbih
Mulut mengucap kalimat thayyibah
Agar jiwanya semakin dekat kepada Allah
Ketika santri berada di tengah masyarakat
Santri tidak berdiam diri mengamalkan ilmu
Perjuangan membangun nilai-nilai ilahi
Mengangkat martabat kemanusiaan
Agar menjadi manusia sejati
Santri penghias kehidupan
Laksana purnama di separuh bulan
6. Abdi Negeri
Oleh: Mahsusi Hawa
Gugah terbangun kala diri tengah lelap
Menatap harap disaat langit telah gelap
Menyatukan dahi pada tanah-tanah suci bumi
Menepis gundah yang menerobos masuk menodai niatan suci
Para santri Nampak tengadah
Menautkan hari semata lillah
Enggan kembali sampai fajar mengering
Langkah walau bergelut dengan kantuk lelah
Juang santri selalu terpatri
Tidak lagi melawan kolonial
Ikuti jejak jihad Hasyim Asy'ari
Yang dulu berperang rela mati, demi negeri
Kini santri jadi tonggak estafet ulama
Tutur Bahasa dijaga dan ditata
Bukan membuang krama
Sorot teladan umat beragama
7. Santri Harus Bertekad di Jalannya
Oleh: Siti Nur Azizah
Aku bangga menjadi seorang santri
Aku bahagia dalam mencari ilmu dan mengaji
Jauh dari orang tua dan keluarga tak menjadikanku sepi
Itu pun untuk masa depanku nanti
Jadi santri tidaklah sulit untuk masa kini
Di mana santri harus beraktivitas setiap hari
Dalam mencari ilmu yang pasti
Dan berijtihad di dalamnya dengan setulus hati
Aku bangga menjadi santri
Karna santri harapan negeri
Menuntut ilmu kepada ridha sang Ilahi
Dan punya wawasan yang tinggi
8. Aku Bangga Menjadi Santri
Oleh: Ozy V. Alandika
Aku bangga menjadi santri
Jauh dari keluarga tak menjadikanku sepi
Aku bahagia belajar dan mengaji
Aku ceria bershalawat kepada nabi
Aku bangga menjadi santri
Menuntut ilmu menggapai ridha Ilahi
Keterbatasan bukan alasanku untuk bermurung diri
Karena ada harapan kedua orang tua yang tertancap di sanubari
Aku bangga menjadi santri karena santri juga harapan negeri
Tidak sekadar jihad tidak juga resolusi
Tapi bersatu wujudkan impian Bumi Pertiwi
Santri berusaha setiap hari
Mencuci baju, setrika, bahkan masak sendiri
Mereka sejak kecil diajar mandiri
Untuk bekal berdakwah dan bersafari
Doakanlah yang terbaik untuk santri
Karena mereka adalah harapan nusantara
Jadikan sabar dan salat sebagai bekal diri
Lalu siapkan tenaga untuk mengabdi kepada negara
9. Akulah Santri
Oleh: Cindy Kharisma Rulia
Duduk diam dan ratapi
Tentang hidup dalam dunia santri
Dalam sepi aku mencoba menabahkan
hati
Tak ada kata lelah dan letih
Barokah adalah tujuan utama yang dicari
Aku kembali terlelap
Sesekali di sela hiruk-pikuk dan
deru ajian kitab-kitab suci
Aku santri yang tak lepas dari kata
mengantri
Semua seakan mati
Saat ayah dan ibu tak lagi disisiku
Tapi segulung letih itu harus ku hadapi
Tubuhku membeku
Kakiku kaku
Saat belaian Ibu tak dapat kusentuh
Dan sepi merobek kalbu
Aku terdiam dalam bahasa bisuku
Tak ku hafalkan
Mengingat perjuangan yang tak
Kunjung padam
Akulah Santri
Yang berusaha mengokohkan hati
Demi membanggakan kedua orang tuaku
Serta demi cita-cita yang tinggi
10. Ikhlas Menjadi Santri
Oleh: Selfiana Jamil
Ikhlasku menjadi santri
Mengabdi pada agama dan negeri
Memantapkan hati
Di jalan sang Ilahi
Ketika zaman semakin gila
Peraturan sudah dianggap tiada
Santri akan tetap setia
Meluruskan setiap pertentangan yang ada
Ikhlasku mengabdi pada negeri
Meski rintangan tak mau menepi
Hanya Allah lah sangat penyemangat hati
11. Seutas Makna Santri
Oleh: Wahyu Hidayatul K
Ketika goresan tinta memenuhi kertas putih
Dengan segenap tekad yang menjalar bersih
Semangat menuntut ilmu diraih dengan gigih
Walau keringat bercucuran tak kenal letih
Bagaikan bulan yang menyinari bumi
Menyalurkan kehangatan di malam yang sunyi
Sebuah insan dengan akhlak budi pekerti
Mengerahkan jiwa raga untuk kesatuan NKRI
Suatu insan yang memiliki makna sejati
Dengan Iman, Islam, dan Ihsan yang terpatri dalam hati
Sebuah nama yang terukir dalam sanubari
Dialah SANTRI, masa depan kebanggaan negeri
12. Bangga Menjadi Santri
Oleh:Ainur
Hari Santri
Terbentang tak akan terbuang
Karena jarak hanyalah pemisah dalam suatu ruang
Gemuruh kumandang dzat yang maha pengasih
Alam Mu menjadi saksi dalam sebuah pengabdian
Dulu kamis selalu terbara setiap kali hati ingin bertanya
Tentang siapa,, untuk siapa,,
Dan kemana Langkah kaki seorang fakir mengembara
Namun kini telah kami temui tentang arti jati diri
Bangga dengan khidmat dan takzim atas gelar seorang santri
Karena pengabdian inilah bentuk bakti
Kami kepadamu wahai murobbi ruhhi
Kau bangunkan jiwa-jiwa yang telah lama tertunduk
untuk cinta pada negeri
Kau hidupkan kembali ruh ruh kami
Untuk menjadi insan tangguh nan mandiri
Dan sekali lagi dengan bangga kami teriakkan kembali
Wahai murobbi
Kami bangga menjadi santri
13. Jiwa Beradab
Oleh: Coretsyav
Pingitmu manis merah jambu terunyu khusus tuan rumah
Tak dusta juga tak bayangan ...
Apakah nyata???
Mula pucuk nan manggil lucu
Tumbuh besar bunga mawar merah
Ya semua memang nyata
Harum semerbak tiada dua
Tangkai kuat pula teguh
Pupuk subur nan makmur
Duri penguat diri dari bisikan hati yang kotor.
Inilah kisah...
Perumpamaan...
Sajak sendu...
Kata pilu...
Dari kami seorang santri.
Harumnya takkan pudar
Bahagia
Ini dan itu
Disini juga disana Serat kata sapa menyapa
Ruang hati menghampiri hari-hari
Senyum tawanya menampar rasa cinta
Menggelora asmara pada aturan
Akrabnya waktu pada jiwa-jiwa beradab
la rusuk semesta harapan bangsa.
Benih-benih kehidupan
Rumahnya saja berlebur emas
Isinya Pun berlapis perak
Sepahinya beralas kaca
Hingga terpapar karpet merah alas jalan...
Anggunnya sang tuan melangkah
Tertata cantik rapi alur cerita
Alur cerita tentang kami
Tentang hidup kami Santri.
Jiwa ini ...
Di pelupuk mata yang berat menahan kantuk
Kau korbankan pikiran
Tenaga ...
Agar bisa menerbitkan suatu karya
Kelakkan dipuji pintar
Dipuji hebat
Sukses dalam segala hal
Jiwa ini ...
Kau beri ketenangan melalui lisanmu
Kau beri keindahan melalui karyamu
Kau beri kehebatan melalui keringatmu
Tanpa meminta imbalan
Walau hanya sepintas do'a
Kau pekarya tanpa meminta gelar pencipta
"Diksi-diksi ini memang inginku
Boleh dinikmati dan silakan dibenci
Tapi, jangan acak-acak nurani karyaku"
14. Sarung Menuju Surga
Oleh: Ozy V. Alandika
Sarung itu tampak kusam. Sungguh sudah sangat lama dipakai. Sudah berkali-kali dicuci. Senantiasa menemani santri yang terlelap hingga bangun pagi.
Saat tahajud, dia ada. Saat membaca Al-Quran, dia tersedia. Saat aku jauh dari orang tua, dia mendampingi. Dan saat aku bermain, dia terjemur rapi seraya melambai kepada matahari.
Mungkin saat itu dia menyapa kepada sang surya agar cahayanya semakin terik. Sarung ingin dirinya segera mengering. Dia ingin kembali ke pangkuan santri.
Sarung belum menemaninya belajar Bahasa Arab. Kitab fikih belum dia dekati. Belum pula dengan shalawat Nabi.
Sarung seterusnya ingin dekat dengan santri. Menemani dalam fastabiqul khoirot. Menggaungkan amar ma'ruf nahi mungkar.
Karena dia ingin menjadi saksi. Sarung yang akan ikut mengaku bahwa santrinya layak menuju surga-Mu.
15. Anak Pesantren Berkarya
Oleh:Ozy V Alandika
Jangan kau kira anak pesantren tak punya karya
Sungguh mereka benar-benar dalam berupaya
Tidak hanya mengaji, beribadah, dan berdoa
Tapi juga berusaha menggapai cita-cita negara
Dua puluh dua Oktober pengakuan itu tiba
Karena santri akan berperan mewujudkan Indonesia emas
Jauh dari orang tua dan keluarga tidak sedikit pun mendatangkan iba
Karena kisah duka Bumi Pertiwi akan membuat kita lemas
Anak pesantren punya banyak karya
Tidak hanya nasional tapi juga mendunia
Menegakkan resolusi jihad adalah yang utama
Juga tak pernah lelah berkontribusi untuk negara
Anak pesantren punya karya
Jangan kau pandang mereka sebelah mata
Anak pesantren punya karya
Apresiasilah mereka selagi kau bisa
16. Santri
Oleh: P.P. Pamungkas
Wahai negeri
Wahai ibu pertiwi
Engkau telah melahirkan para pejuang hingga kini
Lewat kibaran merah putih di hati para santri
Hatimu ada pada hatinya
Keresahanmu ada pada kerisauannya
Dukamu ada pada kedukaannya
Bahagiamu juga ada pada kebagiaannya
Santri berjuang untuk bangsa ini
Melatih diri menahan angan
Untuk generasi penerus negeri
Walaupun nama tak menjadi arti
Tetaplahlah berada di garda terdepan
Bersama iman dan kesetiaan
Hingga tiba pada waktunya
Hayat tak lagi kau dapati
17. Pejuang Berpeci
Oleh: Dee Kayisna
Kala tentara berseragam
Tak lagi mampu berjuang
Pasukan bersarung, pejuang berpeci
Maju merapatkan barisan
Menghadang, menghalau penjajah
Turut berjuang demi Indonesia merdeka
Walau merelakan nyawa
Sebagai taruhannya
Sungguh kuasa Ilahi
Meski tanpa senjata berapi
Dengan bambu runcingnya
Mereka tersaruk berusaha menumbangkan lawan
Pejuang berpeci
22 oktober menjadi saksi
Atas keberhasilan santri
Dan merdekanya negeri
18. Pamitku untuk Menuntut Ilmu
Oleh: Ozy V. Alandika
Fajar belum lama menyapa, tapi ternyata koperku sudah penuh. Sejumput pakaian kubawa pergi. Sedangkan ransel ini penuh dengan catatan kosong tanpa isi.
Akan kujadikan buku catatan ilmu saat di pesantren nanti. Al-Quran, hadis, kitab kuning, Ihya Ulumuddin, Bahasa Arab. Lalu...apa lagi.
Aku sudah siap meninggalkan ramainya ruang keluarga.
Ayah dan Bunda sudah menyiapkan sekarpet telur dan berkardus-kardus mi. Aku sudah siap untuk pergi.
Berpisah sementara untuk mengetuk pintu Ilahi. Mengenakan sarung, tampil dengan rapi. Bukan tentang tampan dan cantik, tapi kerendahan hati.
Ayah dan Bunda,
Pamitku hari ini adalah untuk menuntut ilmu. Sapu tangan sudah kepalang basah tetapi aku tidak sedih.
Aku yakin akan bahagia belajar Nahwu Shorof. Ayah dan Bunda pasti bangga ketika aku mampu membaca huruf gundul.
Pamitku hari ini untuk menuntut ilmu. Di tempat yang sederhana. Penuh berkah. Penuh ilmu. Juga tuntutan adab seraya berakhlak mulia.
Ayah dan Bunda;
Aku memohon doa dan ridho Allah dari kedua tengadah tangan kalian. Bukan sekadar ilmu kaya badan, tapi juga ilmu kaya hati.
Tiada lain ialah sebagai bekal supaya kita bisa bersama-sama di surga. Nanti.
19. Santri Siaga Jiwa Raga
Oleh:Ozy V. Alandika
Jadilah santri yang siaga
Yaitu mereka yang siap berjihad di jalan-Nya
Santri yang peduli dengan keluarga
Santri yang mau membela negara
Jadilah santri yang siaga
Yang berjuangnya tidak setengah raya
Yang upayanya murni setulus jiwa
Enggan mengeluh, apalagi murung dalam duka
Santri siaga jiwa dan raga
Kuat dalam Islam, iman dan akhlak mulia
Berjuang bersama menuju takwa
Peduli akhirat namun tidak melupakan dunia
Jadilah santri siaga jiwa raga
Doakan yang terbaik sepenuh hati setulus jiwa
Bukan hanya untuk diri, keluarga dan agama
Tapi juga untuk Indonesia maju menuju jaya
20. Santri Sejati
Oleh: Ukhty Karozu
Ku Kuatkan tekad
Kubersihkan niat
Agar selamat dunia akhirat..
Kubuka kitabku
Kuayunkan penaku
Kudengarkan ustadku..
Kulantunkan kalam ilahi
Kurenungi syarat dan arti
Kugenggam erat sepenuh hati..
Ayah ibu.. Kuatkanlah diri
Relakan perpisahan sementara ini
Demi cita-cita sejati..
Kelak Akan Aku buktikan
Kau Akan bangga memilikiku
Karna telah mengirim jauh darimu
Untuk menjadi ladang pahalamu..
Demikian 20 contoh puisi yang cocok dijadikan referensi merayakan Hari Santri Nasional. Semoga bermanfaat yah, detikers.
(alk/urw)