Perlawanan Basri Modding Usai Dinonaktifkan dari Rektor UMI Makassar

Sahrul Alim - detikSulsel
Kamis, 12 Okt 2023 06:00 WIB
Foto: Prof Basri Modding. (dok. istimewa)
Makassar -

Prof Basri Modding tidak tinggal diam usai dinonaktifkan dari jabatan Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Basri melakukan perlawanan dengan cara tetap berkantor di gedung rektorat UMI Makassar.

Basri Modding mengklaim tindakannya itu bukannya tanpa alasan. Dia merasa dirinya masih merupakan Rektor UMI Makassar yang sah sehingga tetap berhak berkantor di gedung rektorat.

"Saya bertahan ini sampai ada keputusan hukum, kenapa karena ini adalah hak saya yang sah dan tidak bisa diberhentikan hanya sepihak saja," kata Basri kepada wartawan di ruang kantornya, Gedung Rektorat UMI Makassar, Rabu (11/10/2023).


Basri lantas mempertanyakan keputusan Sufirman Rahman yang dilantik menjadi Plt Rektor UMI Makassar, Selasa (10/10). Dia menegaskan pelantikan itu tidak prosedural.

"Saya ingin sampaikan bahwa kemarin terjadi suatu peristiwa yang sangat luar biasa, ada pelantikan Plt rektor yang menurut saya tidak lazim pertama mengagetkan, tiba-tiba dan kedua tidak prosedural," kata Basri.

"Beda ketika saya dilantik memang saya mulai dari bawah, kemudian masuk senat, naik yayasan, pembina kemudian dilantik (jadi rektor). Ini (Plt) dari segi administrasi tidak prosedural," ujarnya.

Basri mengaku akan memasukkan gugatan hukum atas penonaktifan dirinya sebagai rektor ke pengadilan dalam waktu dekat. Pihaknya sudah menunjuk tim hukum untuk menyiapkan berkas gugatannya.

"Karena itu, saya menolak. Saya akan tempuh jalur hukum. Nanti kalau di jalur hukum siapa yang ini (dimenangkan) kita legowo. Siapa pun," ujar Basri.

Pagar Gedung Rektorat UMI Makassar Dikunci

Basri tidak hanya ogah meninggalkan kantornya usai dinonaktifkan. Pagar Gedung Rektorat UMI Makassar bahkan tertutup rapat dan tidak bisa dibuka lantaran engselnya sudah dilas.

Sementara di pagar gedung tersebut, tampak sebuah spanduk membentang. Di spanduk tersebut tertera tulisan, 'UMI Darurat Kepemimpinan'.

Seorang pria juga terlihat berjaga di pintu pagar. Pria yang mengenakan topi tersebut menghalangi siapa saja yang hendak masuk tanpa ada kepentingan yang jelas.

Basri Modding membenarkan penutupan pagar gedung rektorat tersebut. Menurutnya, situasi ini terjadi sampai ada proses hukum yang jelas buntut penonaktifannya.

"Sampai ada penyelesaian ini, saya tidak tahu ini, kita tunggu-tunggu, paling tidak itu dari aspek hukum," kata Basri.


Simak selengkapnya di halaman berikutnya...




(hmw/ata)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork