Istri anggota Polda Maluku Aipda HK, Hilda Talahutu mengamuk di SD Xaverius A1 Ambon gegara anaknya diimunisasi tanpa seizinnya. Pihak sekolah yang keberatan lantas melaporkan tindakan Hilda ke polisi.
Peristiwa tersebut terjadi saat pihak sekolah menggelar imunisasi rubella massal pada Rabu (27/9). Hilda emosi saat tahu anaknya diberi suntikan tanpa dia ketahui sebelumnya.
"Mendengar hal tersebut saudari Hilda langsung emosi dan membanting helm, sehingga terjadi keributan," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Rum Ohoirat kepada detikcom, Minggu (1/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi Hilda membuat sejumlah siswa SD histeris hingga menangis ketakutan. Hilda bahkan terlibat cekcok dengan guru di sekolah.
Roem mengatakan emosi Hilda memuncak lantaran mendapat respons kurang menyenangkan dari pihak sekolah. Apalagi Hilda dalam kondisi khawatir dengan kesehatan anaknya.
"Menurut ibunya, anak ini baru sembuh dari tipes dan memiliki penyakit asma. Sehingga orang tuanya khawatir," tuturnya.
Rum menjelaskan insiden itu terjadi karena adanya kesalahpahaman. Pihak sekolah mengklaim sudah menginformasikan rencana imunisasi itu di grup WhatsApp (WA) sehari sebelum pelaksanaannya.
Namun Hilda ternyata melewatkan pesan jadwal imunisasi itu. Hanya saja Hilda tetap kekeh imunisasi itu harus seizin orang tua karena dirinya yang tahu kondisi anaknya.
"Memang sebelumnya ada pemberitahuan melalui grup WA orang tua murid, namun orang tuanya tidak baca WA tersebut," ujar Rum.
Belakangan, Hilda dilaporkan ke polisi oleh pihak SD Xaverius A1 Ambon usai mengamuk di sekolah. Rum mengatakan perkara ini sementara dimediasi.
"Semoga segera selesai dan kita sama-sama fokus akan kesehatan dan pemulihan anak ini," jelasnya.
Sementara istri Aipda HK, Hilda mengaku dalam kondisi emosi saat datang ke sekolah. Pasalnya dia terlanjur khawatir begitu tahu anaknya mengeluh sakit sepulang dari imunisasi di sekolah.
"(Anak) Sekolah pagi jadi belum makan apa-apa dari rumah, cuma minum air putih saja lalu pulang, (terus mulai alami) panas, muntah-muntah," tutur Hilda kepada wartawan, Sabtu (1/10).
Hilda menuding pihak sekolah harusnya lebih dulu melakukan sosialisasi terkait pelaksanaan imunisasi itu. Pasalnya sekolah tidak mengetahui pasti kondisi kesehatan anak didiknya.
"Saya pergi ke sekolah di situ sudah kecewa karena tidak ada sosialisasi dari pihak sekolah. Saya pikir, sosialisasi penting buat kita apa lagi kita orang awam tentang kesehatan," jelasnya.
Hilda menambahkan anaknya terpaksa dilarikan ke RS Bhayangkara pada Jumat (29/9). Pasalnya kondisi kesehatan anaknya terus menurun usai diimunisasi hingga harus diopname di rumah sakit.
"Pada hari Jumat kemarin dia itu memang sudah loyo makanya langsung pergi di rumah sakit. Lalu dokter bilang, harus ini secepat mungkin ditangani, cepat-cepat infus," terang Hilda.
Pihak Sekolah Ingin Diproses Hukum
Sekretaris Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Amboina John Dumatubun menegaskan pihaknya tengah menempuh proses hukum terkait insiden itu. John keberatan istri Aipda HK, Hilda mengamuk di SD Xaverius Ambon.
"Kita akan proses secara hukum karena satu, perbuatan tidak menyenangkan, yang kedua itu kekerasan fisik, ketiga itu pencemaran nama baik, lalu ada ancaman," tegas John saat dikonfirmasi terpisah.
John pun menyesalkan tindakan yang dilakukan Hilda. Padahal menurut dia persoalan tersebut bisa dibicarakan baik-baik jika memang pihak sekolah ada kesalahan prosedur dalam pelaksanaan imunisasi itu.
"Kalau memang ada kesalahan prosedur disampaikan dan kita diselesaikan baik-baik bukan tindakan seperti kemarin itu, itu bukan tindakan seorang ibu, apa lagi yang kami sesali suaminya sebagai seorang polisi bidang Propam lagi," tuturnya.
Namun dia menegaskan, imunisasi massal yang digelar SD Xaverius A1 Ambon merupakan program pemerintah. Program ini sebut dia, sempat terhenti saat pandemi COVID melanda, hingga kembali dilanjutkan.
"(Imunisasi) itu program nasional pemberian imunisasi rubella yang sudah dijalankan tahun-tahun sebelumnya dan berhenti pada saat COVID dan dilanjutkan lagi," jelasnya.