Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) membentuk Komite Environmental, Social and Governance (ESG). Komite ini dipimpin oleh Rhenald Kasali dengan tugas membantu Otorita IKN di bidang lingkungan, sosial dan tata laksana pemerintahan.
"Hari ini, kami memperkenalkan anggota komite Environmental, Social dan Governance yaitu tata laksana, lingkungan dan sosial yang dipimpin oleh Profesor Rhenald Kasali, jumlahnya 9 orang. Orang-orang yang sangat prominen di bidangnya," kata Kepala Otorita IKN Bambang Susantono kepada wartawan, Rabu (20/9/2023).
Bambang menyebut sembilang orang anggota komite ESG sebagai pendekar yang akan mengawal Kota Nusantara sebagai kota yang mengedepankan aspek ESG. Utamanya, dalam menangani krisis global seperti perubahan iklim, inklusivitas sosial dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini 9 pendekar yang akan mengawal Kota Nusantara sebagai kota yang benar-benar nanti green, sangat comply dengan macam-macam kebutuhan untuk melestarikan lingkungan hidup, kemudian juga climate change/perubahan iklim. Itu akan kita benar-benar jaga, tapi juga tentang sosial, inklusivitasnya seperti apa dan penting juga adalah tata kelola/governance," papar Bambang.
Bambang menjelaskan Komite ESG nantinya juga akan mendukung dan membantu Otorita IKN dalam menjalin relasi secara global. Sehingga, Nusantara juga diakui secara internasional sebagai kota yang memenuhi standar ESG dunia.
"(Menjadi) mitra, mereka akan membantu kita untuk membuat prosedur-prosedur, membantu kita untuk membuat satu norma, standar, prosedur dan kriteria untuk ESG. Mereka juga akan melakukan jejaring dengan berbagai macam ESG di dunia, benchmarking juga dengan berbagai macam organisasi dunia sehingga nanti kredibilitas ataupun laporan ESG dari kami Kota Nusantara ini diakui dunia," jelasnya.
Bambang berharap, kredibilitas Otorita IKN yang akan diakui secara global nantinya berdampak pada laporan ESG yang baik. Hal itu akan mendukung penerbitan obligasi kota menjadi lebih mudah ke depannya.
"Kalau kita memiliki satu kredibilitas, satu laporan ESG yang baik, ke depannya bagi kita misalnya lima-sepuluh tahun lagi kita mengeluarkan obligasi, obligasi untuk kota, itu akan lebih mudah," ungkapnya.
"Jadi misalnya 5 tahun atau 7 tahun lagi Nusantara akan memiliki obligasi (berupa) Green Obligation atau obligasi hijau/obligasi biru misalnya untuk mengembangkan pesisir, obligasi yang berhubungan dengan climate/iklim. Manakala itu biasanya semua orang akan melihat bagaimana track record kita tentang ESG ini. Kalau kita bagus, maka akan lebih mudah di dunia internasional untuk mendapatkan funding (pendanaan)," lanjutnya.
Adapun sembilan anggota yang dipilih yakni Silverius Oscar, Willie Smits, Cyril Noerhadi, Unifah Rosyidi, Ery Seda, Mas Achmad Daniri, David E. Parry dan Tiza Mafira. Mereka yang terpilih disebut memiliki kemampuan dan diakui secara internasional.
"Saya dapat perintah dari Pak Bambang, harus prominen. Jadi orang-orangnya harus spesial, harus yang punya nama di dalam bidangnya dan namanya bukannya lokal, tapi internasional," ujar Ketua Komite ESG Otorita IKN Rhenald Kasali.
Sembilan orang tersebut juga harus memenuhi kriteria dari ESG, baik dalam lingkungan, sosial dan tata kelola pemerintahan. Selain itu, keterwakilan perempuan atau gender juga dipenuhi secara profesional dalam komite tersebut.
"Harus mewakili tiga aspek itu, ada yang aspek lingkungan, ada yang aspek sosial, ada yang aspek governance. Jadi ketiga-tiganya kami cari yang terbaik, kami hubungi, kami bicarakan dan tentu saja kami juga lihat bukan hanya laki-laki semua. Tapi, ada gendernya karena ini adalah equality, tapi gender bukan sekedar gender, tapi gender yang the best," tuturnya.
Rhenald menambahkan, keterwakilan generasi juga dilakukan dalam komite ini. Sehingga, dapat memberikan saran yang tepat kepada pihak Otorita IKN ke depannya.
"Kemudian juga kami lihat lagi usia, karena tidak bisa misalnya hanya wakili usia yang sama karena harus ada yang senior, ada yang junior, antar generasi. Jadi kriterianya adalah benar-benar bisa memberikan advice dan membangun kapasitas ESG di IKN," sebutnya.
Dalam mendukung hal itu, kata Rhenald, IKN juga akan membangun sebuah pusat penelitian ESG yang mengkaji sejumlah urgensi yang tengah berlangsung. Misal dalam hal satwa, pihaknya akan mendorong pembentukan atau spesialisasi di bidang satwa liar.
"Kami akan membentuk yang namanya ESG Research Center di IKN. Jadi akan ada kekhasannya ya, (misalnya) bagaimana flora dan fauna asli Kalimantan dan Nusantara itu akan diperhatikan. Misalnya dokter hewan, pendidikan kedokteran hewan di Indonesia itu kalau tidak pets (hewan peliharaan) atau ternak/domestikasi. Padahal di sini kita bicaranya wild animal, maka kita merekomendasikan misalnya adalah harus ada sekolah dokter hewan yang wild animal/binatang buas," jelasnya.
(hsr/hsr)