Yayasan Arsari dipercaya mengelola Pulau Kalawasan seluas 247 hektare di Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai Pusat Suaka Orangutan (PSO). Hal ini dikuatkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Yayasan Arsari dengan Otorita IKN.
"Ini beberapa hal yang berhubungan dengan lingkungan hidup, bagaimana nanti kita akan menjaga, merawat dan juga mengembangkan lingkungan kita. Sekaligus mengembangkan biodiversity kita, keanekaragaman hayati kita. Sebagai langkah awal adalah kami bersepakat untuk membangun (mengembangkan) satu pulau yang akan dipakai nanti untuk konservasi orangutan," kata Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, Rabu (20/9/2023).
Bambang menjelaskan Pusat Suaka Orangutan ini bukan diperuntukkan bagi orangutan yang masih berusia dini. Melainkan, orangutan yang sudah berusia dewasa dan dinilai sudah tidak dapat bertahan di alam liar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orangutan yang sudah dewasa atau kalau boleh bahasa terangnya jompo ya. Sehingga tidak bisa lagi dilepasliarkan di hutan ataupun di alam bebas, memang harus dirawat dan untuk itu kita akan bekerja sama untuk membuat satu pulau di mana akan menjadi tempat konservasi orangutan," terangnya.
Sementara itu Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna A. Safitri mengatakan program ini merupakan langkah perlindungan. Khususnya, dalam menjaga ekosistem di Teluk Balikpapan agar tetap lestari.
"Jadi ruang lingkup dari MoU ini sebenarnya adalah untuk perlindungan ekosistem yang ada di Teluk Balikpapan, termasuk di dalam ekosistem itu ada pulau-pulau kecil dan ada ekosistem mangrove," katanya.
Ia menyampaikan, pulau yang akan dimanfaatkan sebagai PSO itu bernama Pulau Kalawasan. Menurutnya, Arsari adalah yayasan yang tepat dan berpengalaman untuk dapat mengelola pulau tersebut dengan konsep yang sedikit berbeda.
"Sebagai tahap pertama nanti itu adalah berbicara bagaimana satu pulau kecil yang disebut Pulau Kalawasan itu bisa dijadikan tempat untuk melakukan konservasi ekosistemnya dan juga satwa yang dilindungi. Dalam hal ini, satwa itu salah satunya adalah orangutan. PSO Arsari sendiri kan sudah lama melakukan itu dan sekarang ingin melakukan di tempat yang berbeda dengan sedikit konsep yang berbeda," paparnya.
Ketua Yayasan Arsari Hashim Djojohadikusumo menambahkan luasan lahan pulau yang akan dimanfaatkan sebagai PSO itu adalah 247 hektare. Sementara ini, pulau tersebut hanya dapat menampung sekitar 5 individu orangutan.
"247 hektare. Untuk sementara, kami pikir mungkin bisa menampung lima, karena ini terus terang aja kan kita ini adalah project dunia. Ini pertama kali diadakan di ibukota Indonesia yang baru," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Hashim mengatakan total 80 orangutan akan dirawat oleh Arsari dari berbagai negara. Dengan keterbatasan luasan lahan, orangutan lainnya akan ditampung di hutan milik pihak Arsari yang juga masih berada dalam kawasan IKN.
"Selebihnya kan ada saya sebut tadi 80 (individu) mau dikembalikan dari Eropa, itu mungkin bisa ditampung di hutan milik Arsari. Itu di sebelah ibukota kita punya hutan di sana dan mungkin di situ kita bisa menampung yang lain-lain," ujarnya.
Ia menjelaskan, orangutan yang akan ditampung itu merupakan orangutan yang sebelumnya berada di kebun binatang. Sebanyak 80 orangutan itu nantinya juga akan memungkinkan untuk ditampung di pulau-pulau lain yang masih berdekatan dengan Pulau Kalawasan.
"Orangutan dewasa yang sudah berpuluh tahun terkurung di dalam kandang-kandang di berbagai kebun binatang di Eropa dan di Indonesia. Ada dari Indonesia juga, Jogja, dari Sulawesi Utara, itu mau direpatriasi. Berarti dikembalikan ke tanah aslinya/tanah airnya, Indonesia," ungkapnya.
"Ada sejumlah pulau-pulau lain yang kita harus bahas dengan Ibu Myrna. Kalau tidak salah ada 7 pulau juga di dalam wilayah ibukota, mungkin itu bisa menampung yang lain, kita harus lihat (lagi)," lanjutnya.
Sementara ini, Hashim menyampaikan ada tiga individu yang akan dilepaskan di Pulau Kalawasan. Kemudian juga ditambah tiga individu lain yang siap dikirim ke pihak Arsari.
"Ada tiga yang sudah ada, tiga itu yang kita mau lepaskan mungkin Insyaallah bulan depan atau secepatnya. Itu kita melepaskan di Pulau Kalawasan dan ada tiga yang sudah siap mau dikirim ke kita. Itu berarti dari tiga bisa tambah tiga lagi," urainya.
Perihal dana perawatan, ia menegaskan biaya perawatan bahkan juga akan disiapkan oleh lembaga-lembaga yang menyerahkan orangutan tersebut. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan makanan dan perawatan medis.
"Kebun binatang di Eropa sudah bersedia untuk sediakan dana untuk perawatan, makanan dan perawatan medis. Mereka minta kita yang menampung mereka. Tapi itu kan meringankan tugas mereka, terus mereka nanti akan sediakan dana, makanan, pengobatan dan sebagainya itu nanti tanggung jawab dari lembaga-lembaga di Eropa," katanya.