Pertanyaan mengenai berapa usia alam semesta masih menjadi pertanyaan besar hingga saat ini. Namun, tidak ada jawaban pasti, karena hanya Tuhan yang mengetahuinya.
Dilansir dari detikEdu, meskipun tidak ada angka pasti, usia alam semesta ini bisa diperkirakan menggunakan sejumlah teori sains. Lantas, berapa perkiraan usia alam semesta?
Usia Alam Semesta
Dalam buku Menjelajahi Alam Semesta (2022) oleh Taufik Hidayat, disebutkan bahwa Teleskop Ruang Angkasa Planck Badan Antariksa Eropa (ESA) milik NASA memperkirakan usia alam semesta ini adalah 13,82 miliar tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkiraan tersebut didasarkan pada peta paling detail dari latar belakang gelombang mikro kosmik atau radiasi elektromagnetik yang telah ditinggalkan sejak tahun-tahun awal alam semesta, untuk menciptakan citra baru alam semesta ini.
Sementara itu, perkiraan lainnya berdasarkan Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) NASA yang diluncurkan untuk mengukur perbedaan suhu di langit dengan latar belakang gelombang mikro kosmik. Pada tahun 2016, NASA menyebut bahwa perkiraan usia alam semesta adalah 13,77 miliar tahun.
Kemudian, menurut Teori Hubble, perkiraan usia alam semesta berkisar 13,6 hingga 14 miliar tahun. Teori ini mendasarkan perhitungan pada tingkat ekspansi alam semesta. Karena itu, kisaran ini berbeda-beda tergantung konstanta Hubble yang digunakan.
Dalam penelitian terbaru dari Universitas Ottawa, disebutkan bahwa usia alam semesta kemungkinan dua kali lebih tua dari perkiraan di atas.
"Model milik kami memperpanjang waktu pembentukan galaksi selama beberapa miliar tahun dan membuat alam semesta berusia 26,7 miliar tahun, bukan 13,7 tahun seperti yang sebelumnya diperkirakan," beber Professor Rajendra Gupta dari Universitas Ottawa, dikutip dari Sci.News.
Teori Menghitung Usia Alam Semesta
Berikut ini sejumlah teori yang bisa digunakan sebagai patokan untuk mengetahui berapa usia alam semesta.
1. Siklus Kehidupan Bintang
Mengutip situs Starchild NASA, salah satu teori tentang usia alam semesta adalah dengan mengetahui umur bintang. Umur bintang dapat diketahui dengan mempelajari gugus bola, yaitu kumpulan padat yang terdiri dari sekitar satu juta bintang.
Gugus bola dianggap sebagai jam kosmik karena semua bintang dalam gugus bola terbentuk dalam waktu yang hampir bersamaan. Umur bintang ini tinggal dihitung berdasarkan pada massanya.
2. Alam Semesta Terus Berkembang
Menghitung perkiraan usia alam semesta juga bisa didasarkan pada teori bahwa alam semesta terus berkembang atau memuai atau berekstrapolasi. Kita dapat memperkirakan usia alam semesta dengan mengukur konstanta Hubble (H0).
Ini berkaitan dengan Teori Big Bang, yaitu teori tentang ledakan yang mengawali pembentukan alam semesta hingga ukurannya terus mengembang hingga sekarang.
Terdapat beberapa teknik berbeda untuk menentukan konstanta Hubble yang tentunya akan menghasilkan angka yang berbeda-beda. Akan tetapi, rentang perbedaan nilai konstanta Hubble ini semakin menyempit sehingga angka yang dihasilkan pun tak jauh berbeda.
3. Usia Ibu Selalu Lebih Tua dari Anaknya
Teori selanjutnya yang menjadi dasar asumsi dalam memperkirakan usia alam semesta adalah usia dari alam semesta pasti lebih tua daripada bintang tertua. Hal ini dapat dianalogikan dengan fakta bahwa usia seseorang tak akan pernah lebih tua daripada ibunya.
Sehingga, apabila hasil perhitungan alam semesta lebih kecil dari usia bintang tertua, tentunya hal itu perlu dipertanyakan, apakah yang salah adalah Teori Big Bang, atau kita harus memodifikasi teori relativitas, atau mungkin kita harus mengubah keyakinan tentang evolusi bintang.
(urw/alk)