Bukan Matahari, Ini Tempat Terpanas di Alam Semesta

Bukan Matahari, Ini Tempat Terpanas di Alam Semesta

Tim detikINET - detikSulsel
Minggu, 27 Agu 2023 19:30 WIB
Quasar 3C273
Foto: NASA/CXC/SAO/H.Marshall et al./Chandra X-ray Observatory Center
Jakarta -

Jika ditanya di mana tempat terpanas di alam semesta, mungkin yang akan terbersit adalah Matahari. Ternyata peneliti telah menemukan tempat yang lebih panas dari Matahari.

Melansir detikINET, tempat terpanas di alam semesta itu adalah Quasar 3C273 yang merupakan wilayah terang di sekitar lubang hitam supermasif. Bahkan Matahari yang memiliki suhu terpanas di Tata Surya tidak ada apa-apanya dibanding Quasar 3C273.

Diketahui permukaan Matahari memiliki suhu 5.500 derajat Celcius. Sementara, Quasar 3C273 bersuhu sekitar 10 triliun derajat Celcius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab Quasar 3C273 Sangat Panas

Dijelaskan oleh Daniel Palumbo, anggota kelompok peneliti bernama Black Hole Initiative di Universitas Harvard, bahwa ukuran lubang hitam supermasif tiap waktunya terus bertambah. Hal ini karena lubang hitam memakan gas.

Semakin banyak lubang hitam memakan gas, objek itu akan menampung jet relativistik atau berkas material yang berukuran sangat besar. Jet relativistik ini juga membuat lubang hitam terdorong mendekati kecepatan cahaya dengan suhu yang sangat panas.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Quasar 3C273 bersinar terang di sekitar lubang hitam. Bila dihitung jaraknya 2,4 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Meski Greenbank Observatory di West Virginia memperkirakan tempat tersebut memiliki suhu 10 triliun derajat Celsius, tapi Palumbo menyebut belum ada kepastian seputar perkiraan suhu ini.

Lubang hitam supermasif berperan seperti Matahari yang berada di pusat sebagian besar galaksi. Ukurannya sangat besar sama seperti namanya. Di galaksi Bima Sakti, lubang hitam supermasif bernama Sagittarius A*. Objek ini memiliki massa jutaan kali lebih besar dari massa Matahari.

Seperti lubang hitam lainnya, Quasar 3C273 memiliki tarikan gravitasi yang juga sangat kuat. Akibatnya tidak ada satu objek pun bahkan cahaya bisa lepas dari cengkeramannya.

"Saat molekul tersedot ke dalam lubang hitam mereka bergerak dalam kecepatan tinggi yang menghasilkan gesekan. Gesekan ini bisa menyebabkan suhu triliunan derajat Celsius. Namun, temperatur ini hanya meningkat ketiga medan magnet yang kuat dari lubang hitam mengubah sebagian materi di dekatnya menjadi pancaran relativistik yang dapat melesat ke luar angkasa sejauh jutaan tahun cahaya," jelas Palumbo dikutip dari Live Science.

Adakah Tempat Terpanas lainnya di Alam Semesta?

Tentang pertanyaan 'di mana tempat terpanas di alam semesta', Koushik Chatterjee yang juga rekan Palumbo menyatakan jawaban itu bergantung pada saat pertanyaan diajukan. Meskipun, ia tetap setuju bila lubang hitam kemungkinan tempat terpanas.

"Namun, di mana pun ada peristiwa bencana. Di sanalah tempat terpanas," ungkapnya.

Ia memberikan contoh, ketika dua benda langit berukuran besar bertabrakan. Tabrakan itu akan menimbulkan ledakan yang bisa menghasilkan suhu yang sangat tinggi.

"Misalnya, dua bintang neutron (inti bintang masih yang runtuh) bertabrakan satu sama lain. Tabrakan itu dapat menghasilkan suhu hingga 800 miliar derajat celcius. Hal ini dijelaskan dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Physics di tahun 2009," tambah Chatterjee.

Ketika lubang hitam bertabrakan dengan bintang neutron, kejadian ini juga bisa mengakibatkan suhu yang sangat tinggi. Namun, ibarat kilatan cahaya, tabrakan kosmin ini hanya terjadi dalam sekejap mata.

Mengukur suhu alam semesta

Terkait penjelasan Chatterjee, Palumbo menyatakan memang sulit menentukan tempat terpanas di alam semesta. Karena suhu tidak bisa diukur dengan termometer.

Para ilmuwan hanya mengukur energi lubang hitam melalui pemancar sinar terang, gelombang radio, dan sinar X. Richard Kelley, ilmuwan senior studi tata surya di NASA menjelaskan prosesnya.

Awalnya cahaya dari objek tertangkap di teleskop NASA, cahaya itu nantinya turun dan masuk ke sensor yang bisa mengukur energi atau panjang gelombang radiasi. Hasil pengukuran itu akan menciptakan spektrum yang kemudian harus dianalisis untuk menyimpulkan suhu.

Di masa depan, ilmuwan akan memiliki observatorium sinar X masa depan. Hal itu disebut dengan X-ray Imaging dan Spectroscopy Mission (XRISM).

Keduanya akan membantu para ilmuwan untuk mengukur gas bersuhu tinggi di luar angkasa dengan lebih akurat. Ketika alat ini dikembangkan, suhu pasti quasar 3C273 mungkin akan diketahui.

"Saya pikir cukup adil untuk mengatakan bahwa saat ini, alat yang kita miliki untuk memahami suhu material di sekitar lubang hitam supermasif terbatas namun juga akan berkembang pesat," tutup Palumbo.




(alk/asm)

Hide Ads